Kamis, 05 Agustus 2010

TEHNOLOGI PEMENIHAN

Teknik Pemijahan
1. Pemijahan Alami
Pemijahan ikan yang terjadi secara alami.
2. Pemijahan Buatan
Pemijahan yang terjadi dengan bantuan rangsangan hormonal.

Perkembangan telur
1. Pertumbuhan
Pelepasan hormon gonadotropin ditandai dengan bertambahnya ukuran nukleus dan jumlah nukleolus
2. Pembentukan kantung kuning telur Pembentukan vesikel, kortikal alveoli berisi, zona radiata, dan bakal korion.
3. Vitelogenesis
Bertambahnya volume sitoplasma oleh vitelogenin yang berasal dari hati. Terjadi penebalan zona radiata, sel-sel granulosa, dan theka.
4. Pematangan
Yaitu setiap tahap pergerakan germinal vesicle ke tepi dan akhirnya melebur (germinal vesicle breakdown) yang selanjutnya membentuk pronuklei dan polar body II.
Perkembangan Embrio Ikan
Tahap perkembangan embrio ikan terjadi sebagaimana berikut ini:
1. Fertilization
2. Cleavage (Blastulation)
Terdapat blastomer, yaitu kumpulan sel yang membentuk bola padat
3. Gastrulation
Peristiwa kutub animal akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi.
4. Organogenesis

• Ektoderm : lapisan yang akan memberi bentuk luar hewan keseluruhan dan merupakan prekursor epidermis dan sistem saraf, dibentuk dari sebagian besar kutub animal.
• Endoderm : lapisan yang dibuat dari kutub vegetal dan merupakan prekursor usus dan organ internal, dibentuk dari sebagian besar kutub vegetal.
• Mesoderm : merupakan lapisan prekursor otot, jaringan penghubung, dan komponen lainnya yang akan menghubungkan antara ektoderm dan endoderm, dibentuk dari sebagian kutub animal dan kutub vegetal.

PEMILIHAN LOKASI DAN KUALITAS AIR

PEMILIHAN LOKASI PEMBENIHAN
Kriteria Teknis :
 Topografi : yaitu daerah yang datar untuk memudahkan dalam pembangunan konstruksi dan mengatur pembuangan.
 Tanah : jenis tanah liat untuk menjaga stabilitas bangunan
 Klimatologi : arus, musim, angin
 Sumber air : air laut bersih dan jernih sepanjang tahun, ketersediaan air tawar
 Prasarana : Tersedia sarana jalan dan listrik
 Status Tanah : status yang jelas menjamin kesinambungan usaha pembenihan dan investasi, serta perencanaan kota

Kriteria non teknis :
 Sosial ekonomi :
- Lokasi mudah dijangkau
- Bersifat padat karya
- Kemudahan transportasi
 Kebijakan pemerintah (legalitas) :
mengenai lingkungan hidup
sumber daya
pengrusakan lingkungan
pembangunan perikanan
Segi pembangunan perikanan :
- Balai penelitian
- Balai penyuluhan dan pelatihan
- Sarana dan prasaranan
- Kredit
- BUMN
- Peraturan
- Pengawasan

Tujuan pembangunan perikanan:
- Meningkatkan devisa non migas
- Meningkatkan produksi dalam negeri
- Memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
- Meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan
- Mendukung pengembangan agroindustri
- Menunjang pembangunan daerah

Kebijakan pembangunan perikanan :
a. Tujuan pembangunan ekonomi
- meningkatkan pendapatan
- meningkatkan produktifitas
b. Masalah dalam pembangunan
- karakteristik SDI
- ketersediaan kredit
- lemahnya kelembagaan
- mudah rusak
AIR
Air harus memenuhi syarat kualitas dan kuantitas.
 Fungsi air :
- Fisika, tempat hidup dan menyediakan ruang gerak bagi organisme
- Kimia, pembawa unsur hara, mineral, dan gas-gas terlarut di dalamnya
- Biologi, media untuk kegiatan biologis (pembentukan dan penguraian)

 Kualitas air pembenihan
- Suhu
Kisaran (ᵒC) Ket.
25 – 32 masih aman untuk larva
30 optimal
> 32 menyebabkan stress
> 35 menyebabkan kematian
- Salinitas
Kisaran (ppt) Ket.
28 – 32 dapat ditolerir
< 28 isoosmotik udang
< 18 kematian

- pH
Kisaran Ket.
7,5 – 8,5 Normal
4,5 – 6,5 pertumbuhan terhambat
9 – 11
< 5 Mortalitas
Melampaui kisaran normal menyebabkan:
- peningkatan CO2 pH
- plankton melimpah pH
- pertumbuhan larva tidak normal
- kematian meningkat
- berpengaruh terhadap NH3

- DO
Dipengaruhi oleh suhu dan salinitas, pada suhu dan salinitas optimum (± 30ᵒC dan 35 ppt), kelarutan O2 6 ppm.
Pada siang hari 6,7 – 8,3 ppm
Pada malam hari 3,2 – 5,1 ppm
DO < 2 ppm = mortalitas
≥ 3 ppm = baik untuk larva

 Kuantitas air pembenihan
- Suplai air laut, menggunakan teknik penyedotan dari atas dasar laut dan penyediaan bak penampungan (100 ton)
- Suplai air tawar, menggunakan penyedotan pada sumur, dan penyediaan bak penampungan.

 Perbaikan kualitas air
Kualitas air yang buruk dapat diperbaiki dengan jalan menurunkan kadar amoniak, menyaring partikel-partikel organik, mengontrol penyakit, menekan sedikit mungkin perkembangan bakteri, mengontrol temperatur air dan aerasi.
Teknik yang dapat dilakukan :
- Air Stripping
- Filterisasi
- Ozonisasi
- radiasi ultraviolet

Air Stripping (teknik pembuangan gas)
- Teknik : agitasi (pergerakan air di saluran), hingga amonia yang berbentuk gas (N2) terlepas ke udara
- efisiensi : 80 – 95% amonia hilang
- reabsorbsi menggunakan CaCO3 untuk menghasilkan pH yang relatif tinggi

Pertukaran ion
- menggunakan clinoptilolit (ziolit murni) yang memiliki daya afinitas (dapat mengikat) yang cukup besar terhadap ion-ion amonia
- butiran 2,3 – 1 mm/gram mampu membuang 5,37 mg NH4 dan 0,5 -0,3 mm/gram menghilangkan 8,02 mg NH4
- efisiensi clinoptilolit dapat ditingkatkan dengan bantuan hidrolik.

Biofilter
- Teknik : menggunakan bakteri untuk menghilangkan amonia
- Prinsip : nitrifikasi oleh Nitrosomonas sp dan Nitrobakter sp
- Kendala : suhu dan pH, dapat diatasi dengan peningkatan kepadatan (bertahap) dan pengguanaan kerikil/kerang (berkalsium)
- Efisiensi dapat didukung dengan hidrolik

Radiasi ultrafiolet
- Teknik : menggunakan radiasi sinar ultraviolet (panjang gelombang 150 – 4000 A)
0,5 – 1,0 um 3620 uw/detik/cm2 800 um 1,7 – 106 uw/detik/cm2

Ozonisasi
- Fungsi : disinfeksi (patogen) dan oksidator kuat (menurunkan BOD, amonia, dan nitrit).
- faktor yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi dan waktu kontak .

Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Merupakan tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah.
Kebutuhan :
- perbandingan ikan matang gonad dengan yang belum dari stok
- ukuran dan umur yang pertama matang gonad
- masa pemijahan ikan
- siklus pemijahan dalam setahun

Menentukan TKG
Dua cara menetukan TKG pada ikan, yaitu:
1. Mikroskopik
2. Morfologik


Pembeda yang digunakan untuk menentukan TKG pada ikan jantan dan betina adalah :
Betina :
- Bentuk ovarium
- Besar kecilnya ovarium
- Pengisian ovarium pada rongga tubuh
- Warna ovarium
- Halus tidaknya ovarium
- Secara umum ukuran telur dalam ovarium
- Kejelasan bentuk dan warna telur
- Diameter telur

Jantan :
- Bentuk testis
- Besar kecilnya testis
- Pengisian testis
- Warna testis
- Keluar tidaknya cairan testis




RUANG LINGKUP PERSYARATAN DAN SARANA PEMBENIHAN IKAN

PENDAHULUAN
Pembenihan merupakan manajemen yang bertujuan untuk mengoptimalkan produksi benih yang unggul kualitas dan kuantitasnya. Teknologi diharapkan dapat mendukung tujuan pembenihan.
Pembenihan memegang posisi kunci dalam usaha budidaya :
- Kurangnya ketersediaan benih di alam persaingan antar pembeli harga melonjak.
- Produksi hatchrey menurunkan lonjakan harga merangsang perkembangan usaha pembesaran yang mantap.
- Hatchrey pada suatu wilayah titik tumbuh kegiatan ekonomi pengembangan wilayah dan penyerapan tenaga kerja pembangunan berwawasan lingkungan.
- Pembenihan upaya untuk menunjang kegiatan pembangunan yang berkelanjutan.
- Pembenihan dapat mengarahkan kegiatan budidaya mapan berkelanjutan
mendukung kegiatan pelestarian budidaya.

Pemerintah telah melaksanakan program sertifikasi pembenihan meliputi komiditi ikan dan udang sejak tahun 2008 yang berdasar kepada Peraturan Pemerintah nomor 28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan. Hal ini bertujuan menjaga sustainability (produksi budidaya perikanan pada tingkat yang stabil).
Penerapan sertifikasi pembenihan berdasarkan pedoman umum Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Kedua pedoman tersebut berisi standar-standar tata laksana pembenihan yang ideal dan mengacu pada standar yang dipakai secara internasional.
Yang dimaksud dengan CPIB adalah metode pengembangbiakan ikan dengan melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol. Proses tersebut melalui penerapan teknologi sesuai dengan persyaratan biosekuriti, ketelusuran (traceability), dan keamanan pangan (food safety) yang menjadi pijakan penilaian. Berdasarkan pedoman umum CPIB, faktor penentu keberhasilan dan keberlanjutan usaha pembenihan antara lain kondisi unit pembenihan yang memenuhi kelayakan bioteknis. Tingkat kelayakan tersebut meliputi lokasi, sumber air, tenaga kerja, dan fasilitas (sarana filtrasi, pengendapan dan bak tandon), mesin dan peralatan kerja, serta sarana biosekuriti.

PERSYARATAN UMUM BAGI USAHA PEMBENIHAN IKAN
Manajemen pembenihan harus diawali dengan perencanaan, lalu dibentuk unit organisasinya dengan menentukan kapasitas dan kelengkapan. Setelah itu teknologi pada metode pembenihan dioperasikan dengan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi.

Yang perlu dipersiapkan bagi pembangunan usaha pembenihan ikan, yaitu:
1. SDM: kemampuan tenaga kerja, etos kerja, pengaturan kerja (waktu dan jumah tenaga), kesejahteraan (asuransi, dll)
2. SDL: kebijakan pemerintah (POLEKSOSBUD HANKAM), lingkungan yang dieksploitasi
3. SDA: biota yang diusahakan (biologi, siklushidup, pakan,dll) yang menyangkut reproduksi, fase pertumbuhan, makanan, dan kebutuhan lingkungan.

Persyaratan Umum yang diperlukan dalam usaha pembenihan ikan, yaitu:
1. Lokasi, terdiri dari kriteria teknis dan sosial budaya.
Kriteria teknik: ketinggian dan kemiringan tempat, tanah, sifat fisika dan kimia air, sumber air
Kriteria sosial ekonomi: daerah pengembangan yang cukup luas, persyaratan jenis ikan, pemasaran, sarana, perkembangan kota dan industri
2. Sarana dan kelengkapan, yang efektif dan efisien.
- Suplai air yang bersih : bak sedimentasi, bak filter, bak air bersih.
- Sistem perolehan air : melalui pipa; membuat sumur
- Sistem suplay air tawar : Bak sedimentasi, bak air tawar bersih
- Sistem suplai udara
- Sistem drainase
- Fasilitas produksi benih : bak/kolam
- Fasilitas penunjang : generator, pompa udara, pompa air laut, pompa air tawar, penganalisis air.
3. Metode pembenihan, berupa fase tahapan kerja dengan menggunakan aplikasi teknologi berdasarkan jenis biota.

TATA LETAK DAN KONSTRUKSI KOLAM PEMBENIHAN
Tata Letak
Tata letak kolam merupakan syarat penting di dalam usaha pembenihan dan erat hubungannya dengan rencana kapasitas produksi serta jenis teknologi yang diterapkan dalam skala usaha. Untuk kelancaran kegiatan operasional pembenihan, tata letak bangunan, perkakas, dan peralatan harus disesuaikan dengan fungsi dan urutan kerjanya.
Bangunan yang termasuk sebagai sarana pokok harus terpisah dari bangunan sarana penunjang dan pelengkap. Sebagai contoh, kolam pemijahan atau penetasan, pemeliharaan calon induk, pendederan, penampungan benih, dan kolam treatment, harus dikelompokkan dalam satu wilayah agar terhindar dari kemungkinan cemaran kegiatan lain.
Saluran air ke sarana pokok harus dibangun sedemikian rupa agar dapat menyalurkan media langsung dari sumber air yang sudah terjamin kualitasnya dan sesuai dengan persyaratan kesehatan telur, larva, benih, dan induk. Untuk saluran pembuangan dari wilayah saranan pokok harus langsung masuk ke saluran induk pembuangan.
Kolam pengendapan sebaiknya terletak paling depan dari saluran air masuk, kemudian kolam penyaringan, dan diikuti dengan saluran air yang menuju ke sarana pokok.
Letak kolam pemberokan harus terpisah dengan saranan penunjang yang lain, begitu pula dengan saluran air masuk dan keluarnya.
Bangunan gudang-gudang dalam sarana penunjang sebaiknya terletak dalamsatu kesatuan wilayah. Pengaturan letak setiap gudang disesuaikan dengan fungsi dan ururtan kerjanya, sehingga tidak saling mempengaruhi dan menimbulkan akibat buruk. Letak tempat pengepakan dan kolam penampungan hasil harus berdekatan sehingga akan memudahkan penanganan hasil sebelum didistribusikan ke luar.

Konstruksi Kolam
Konstruksi kolam pada unit pembenihan disesuaikan dengan sifat biologi ikan itu sendiri, antara lain:
1. Sifat perkembangbiakan ikan
2. Habitat induk, larva, dan benih
Keberhasilan usaha pembenihan ikan lebih banyak ditentukan oleh konstruksi sarana pokok. Konstruksi sarana pokok pada pembenihan ikan meliputi konstruksi:
1. Kolam pemijahan
2. Kolam penetasan
3. Kolam pendederan
4. Kolam pemeliharaan induk

Dalam pembuatan kolam-kolam tersebut, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Bahan yang digunakan
2. Teknik pembuatan
3. Bentuk kolam
4. Kapasitas kolam
5. Persyaratan desain, tata letak, dan segi ekonomisnya

1. KOLAM PEMIJAHAN
Kolam pemijahan harus memenuhi persyaratan fisik dan higienies. Hal yang perlu diperhatikan untuk konstruksi kolam pemijahan adalah:
1. Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air media secara permanen
2. Kolam harus mudah diisi air dan dikeringkan dalam waktu yang relatif singkat, terletak di tempat tertinggi dalam lokasi
3. Luas kolam dapat berukuran 50-1000m2 atau dapat berukuran 7 x 7 m
4. Bentukkolam sebaiknya empat persegi panjang
5. Dasar kolam dibuat miring ke arah pengurasan, berkisar antara 20-30 cm.
6. Kedalaman kolamberkisar 0,5 – 1,2 m
7. Tempat pemasukan dan pengeluaran air dapat berbentuk monik atau pipa sifon
8. Kolam pemijahan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok
9. Konstruksi kolam baru memungkinkan untuk dibersihkan secara sempurna, agar kolam tetap dalam kondisi higienis

2. KOLAM PENETASAN
Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan, bahkan seringkali kegiatan menggunakan kolam pemijahan. Pada saat digunakan untuk kolam penetasan, kolam penetasan dilengkapi dengan pipa-pipa penyalur air ke seluruh bagian kolam sehingga semua telur dapat terairi.

3. KOLAM PENDEDERAN
Kolam pendederan merupakan unit yang menerima benih dari kolam penetasan. Kolam pendederan ini ada yang disebut pendederan I, II, dan III yang pada prinsipnya sama bentuk dan ukurannya, hanya ukuran dan jumlah ikan yang dipelihara di dalam setiap kolam berbeda. Hal-hal yang peru diperhatikan dalam pembuatan konstruksi kolam pendederan, antara lain adalah :
1. Bentuk kolam disesuaikan dengan keadaan tempat. Apabila memungkinkan sebaiknya berbentuk empat persegi panjang
2. Agar mudah dalam pengelolaan kolam dan pemanenan benih, sebaiknya kolam pendederan pertama berukuran 100-500 m2, dan kolam pendederan lanjutan 500-2000m2 per petak
3. Penampang melintang pematang berbentuk trapesium dengan kemiringan 1 : 1 (tanah lempung). Lebar atas 75-100cm dan ketinggian pematang 1,00-1,30 m
4. Tempat pemasukan air perupa pipa yang dilengkapi dengan saringan dan pengatur debit air
5. Tempat pengeluaran air berbentuk monik atau bentuk lain yang memungkinkan kecepatan dan volume air yang dikeluarkan dapat diatur terutama pada saat pemanenan.
6. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan merupakan bagian dari saluran dasar di depan tempat pengurasan, yang bentuknya melebar dan berfungsi sebagai petak penangkapan benih. Dasar kolam dibuat miring ke arah saluran dasar dan tempat pengurasan.
7. Kedalaman kolam 1-1,5 meter dan kedalaman air 40-60cm
8. Permukaaan kolam harus mendapat sinar matahari sepanjang hari
9. Dasar kolam harus berupa tanah gembur, berlumpur subur yang cukup tebal (5-20cm) dan tidak porous
10. Selisih ketinggian tanah dasar kolam antara pintu pemasukan dan pintu pengeluaran berkisar anatar 20-30 cm

4. KOLAMPENAMPUNGAN BENIH
Kolam ini harus memenuhi syarat biologis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan konstrukai kolam penampungan benih, antara lain adalah:
1. Bahan yang digunakan harus tidak mencemari air kolam dan mudah dibersihkan dari zat kimia yang diberikan pada saat treatment
2. Luas kolam 500-2000m2, kedalaman air 50-70cm, dan debit air 10-15 lt/detik
3. Bentuk kolam empat persegi panjang atau bentuk lain yang dengan kondisi dan efisiensi tempat
4. Bentuk penampang pematang adalah trapesium sama kaki dengan kemiringan 1:1. Ukuran sisi atas 1-1,5 m dengan tinggi 1-1,5 meter; sedangkan dasar pematang disesuaikan dengan kemiringannya
5. Pematang yang tingginya lebih dari 1 m, sebaiknya diberi anak pematang (berm) sebagai penguat
6. Bagian pematang yang tidak terkena air ditandai rumput untuk menghindari erosi
7. Tempat pemasukan air dan pengeluaran air dapat mengaur ketinggian perkukaan air kolam
8. Pintu air masuk dan pengeluaran sebaiknya tidak berhadapan tetapi diagonal
9. Dasar kolam berupa tanah gembur, berlumpur subur yang cukup tebal, dan tidak porous.
10. Selisih antara ketinggian tanah dasar kolam pada pintu masuk dan pintu keluar antara 20-30 cm.


5. KOLAM PEMELIHARAAN
Terdiri dari kolam induk betina dan kolam indukjantan. Luas tiap petakan 500-1000m2. Lebih besar dari itu biasanya akan menyulitkan penangkapan pada saat akan menyeleksi induk.
Jumlah kolam induk atau luasan keseluruhan kolam induk ditentukan oleh banyaknya induk yang dipelihara dan intensitas pengelolaan budidaya. Jika kolam itu hanya tergantung dari hasil pemupukan dan makanan tambahan berupa dedak, maka untuk setiap 100kg induk memerlukan luas 150-200m2.
Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang tetapi jika bentuk lain maka harus diusahakan agar menggunakan tanah secara efisien dan ikan-ikan mudah ditangkap. Penampang melintang kolam berbentuk trapesium dengan ukuran lebar atas 1-1,5 m, ketinggian 1-1,5 m, dan kemiringan 1:1 (tanah lempung). Aktivitas ikan ketika mencari makanan seringkali merusak pematang. Oleh karena itu, bagian dalam pematang harus dilapisi dengan bambu, papan, tembok, atau bahan lainnya yang dapat memperkuat pematang.
Dasar kolamdibuat miring ke arah pembuangan air. Tempat pemasukan air berupa pipa yang dilengkapi dengan tempat pemasangan saringan dan panen-panen pengatur debit air. Tempat pembuangan air berbentuk kotak yang terdiri dari pipa penyalur air dan bangunan berbentuk kotak tempat saringan dan panen-paenn pengatur ketinggian air. Untukkolam seluas 1000m2 memerlukan sebuah monik dengan ukuran lebar mulut 75 dan pipa penyalur berdiameter 6 inc.


PENYEDIAAN DAN SELEKSI INDUK UNTUK PEMBENIHAN
Penyediaan Induk
A. Pewarisan sifat :
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat diwariskan, dan variasinya yang terjadi pada keturunannya.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam pewarisan sifat induk kepada turunannya,adalah:
1. Kromosom
Di dalam inti sel, terdapat jalinan benang halus yang disebut kromosom. Kromosom adalah struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa informasi genetik dalam sel.

Gambar kromosom

Tipe kromosom terbagi dua, yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).
2. Gen adalah ruas-ruas DNA yang menentukan sifat. Terdiri atas asam-asam deoksiribonukleat yang menjadi cetakan untuk mensintesis enzime (protein). Selama pembentukan sel gamet,bahan genetik ini mengalami replikasi sebelum memisah ke sel-sel anaknya. Dalam hal ini, sel anak hanya memiliki bahan genetik setengah dari sel induknya melalui proses meiosis.
3. Jumlah kromosom yang diturunkan
Pada ikan, jumlah kromosom pada umumnya adalah 48, seperti yang terdapat pada ciprinid.
4. Sel diploid dan haploid
Sel diploid yaitu sel yang memiliki kromosom dalam keadaan berpasangan atau sel yang memiliki dua set atau dua perangkat kromosom (diploid= 2n).
Sel haploid yaitu sel yang memiliki satu perangkat kromosom.
5. Sifat genotip homozigot dan heterozigot
Genotip yang memiliki alel yang sama disebut homozigot.
Genotif yang memilki alel yang berbeda disebut heterozigot.
6. Sifat fenotip adalah sifat spesies yang tampak oleh panca indra. Dipengaruhi oleh sifat genetik dan lingkungan.
1. Fenotif kualitatif meliputi sifat sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan
- Warna, pola sisik, type sisik
2. Kuantitatif fenotif adalah suatu yang terukur bukan sesuatu yang bersifat deskriptif - pertumbuhan, panjang sirip dorsal, fekunditas, dll
Fenotip jenis ikan yang sama dapat tampak berbeda pada lingkungan yang berbeda.
7. Dominan adalah suatu alel yang berpengaruh besar terhadap alel lain ketika bersama dengan alel lain.
8. Resesif
Resesif adalah ketika bersama alel lain, sifatnya tidak muncul kecuali pada saat bersama alel sejenisnya.
9. Kodominan
Adalah perpaduan alel dominan dan resesif yang muncul sama kuat.
B. Pengadaan induk :
1. Penangkapan, berasal dari perairan umum atau dari tambak.
(1) Seleksi induk di perairan umum
(a) Ukuran induk
(b) Telah matang telur
(2) Seleksi induk di tambak
(a) Usia pemeliharaan dan ukuran morfologi
(b) Secara fenotip mempunyai pertumbuhan yang baik
(c) Bukan dari inbreeding
(d) Matang gonad
(e) Fekunditas
(3) Teknik penggunaan alat tangkap yang pasif (trap)
2. Pengangkutan
(1) Peralatan angkut, seperti kantong plastik, bak fiber, tandu, dll
(2) Suhu, oksigen, dan salinitas media air
(3) Waktu angkut
(4) Teknik pengangkutan
(a) Pengangkutan sistem terbuka
(b) Pengangkutan dengan obat penenang
3. Aklimatisasi
(1) Suhu dan salinitas yang sesuai dengan induk
(2) Treatment anti jamur
C. Seleksi dan Persilangan induk (hibridisasi)
Seleksi adalah program breding yang dilakukan secara individu atau famili induk diseleksi berdasarkan keunggulannya untuk memperoleh perubahan rata-rata fenotif kuantitatif suatu populasi pada generasi berikutnya (berat, panjang, warna).
Hibridisasi bertujuan untuk memperbaiki laju pertumbuhan, meningkatkan pertahanan terhadap penyakit demi memperoleh benih unggul.
1. Penentuan galur murni
2. Persilangan monohibrid, yaitu persilangan individu yang memiliki satu sifat beda.
3. Persilangan dihibrid, yaitu persilangan dua sifat beda.


Pemilihan dan perbaikan mutu beberapa jenis induk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar