Jumat, 30 Juli 2010

teknologi pembuatan pakan ikan 2

PENDAHULUAN
1) Budidaya ikan air tawar sebagai salah satu sumber protein bagi masyarakat dan konsumsi eksport
2) Produksi dan produktifitas ikan air tawar yang masih rendah (kolam : KJA : )
3) Pengembangan budidaya air tawar cukup diminati oleh petani
4) Membuka kesempatan berusaha dan kerja bagi masyarakat
5) Kendala utama budidaya adalah kenali ikan baik secara individual maupun massa ….. penyakit

PROSEDUR PENGAMATAN PENYAKIT IKAN DI LAPANGAN
3.1. Pengamatan lingkungan kejadian, yang meliputi :
o Tingkat kematian ikan
 Tanggal mulai kejadian kematian
 Jumlah ikan yang mati perhari
o Gejala kliniks ikan yang terserang penyakit
 Tingkat kematian (akut/kronis)
 Karakteristik tingkahlaku
 Tanda-tanda bagian luar ikan
 Tanda bagian dalam ikan
o Faktor lingkungan
 Ukur temperatur/suhu media pemeliharaan
 Ukur kekeruhan air media pemeliharaan
 Ukur kadar oksigen media pemeliharaan
 Ukur kadar amoniak, dan pH air media pemeliharaan
o Bagaimana metode pemeliharaan
 Posisi dan keadaan lokasi pemeliharaan
 Bagamana sistem pergantian air
 Bagaimana tingkat kepadatan ikan pemeliharaan
 Inventarisasi jenis obat, bahan kimia yang digunakan


3.2. Pengamatan Morfologi/bagian Eksternal Ikan
1. Periksa jenis parasit yang menempel pada kulit ikan,
yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau
menggunakan Loope
( msl: Lernea, argulus)
2. Periksa lendir dari tubuh ikan dangan menggunakan
mikroskop portable untuk pengamatan jenis protozoa
( Msl : Elthyopthirus dan Oodinium)
3. Gunting beberapa ujung lembaran insan untuk
memeriksa protozoa jenis lain (Trichodium,
chilodonella, myxobolus)
4. Periksa luka pada bagian tubuh ikan, kondisi, isolasi
jamur dan bakteri dengan media agar
(Msl : Aeromeks (borok), flavobakteri (insang, sirip membusuk)

3.3. Pengamatan bagian internal ikan
1. Bedah ikan untuk membuka rogga perut, kemudian melakukan pengamatan terhadap :
o Kondisi ukuran dan warna organ
o Adanya pendarahan dan bintik-bintik putih
o Adanya massa air rongga perut
o Massa air pada usus
o Pembengkakan atas pembesaran ginjal
o Pendarahan di hati
2. Isolasi bakteri dari hati, ginjal dan limpa dengan menggunakan media agar spesifik
3. Fluksasi setiap organ dalam untuk pemeiksaan laboratorium (hispatologi dan PCR)


PENYAKIT IKAN AIR TAWAR

4.1. Penyakit ikan air tawar yang umum di jumpai di lokasi:

No Spesies Virus Bakteri Parasit
Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Virus Herpes Koi (KHV) Aeromonas Flavobacterium Trichodina, Ichthyophthirius, Chilodinella, Myxobolus, Argulus, Lemaea, Dactylogyrus, Gyrpdactylus, Cestoda, Digenetik, Glochidium
Ikan Nila
Oreochromis sp) 䦋㌌㏒㧀좈໱琰茞ᓀ㵂Ü Streptococcus Flavobacterium Trichodina, chillodinella, Dachylogyrus, Gyrodachylus.
Ikan Patin
(pangasius sp) 䦋㌌㏒㧀좈໱琰茞ᓀ㵂Ü Eawandsiela Flavobacterium Trichodina, Oodinium, Ichthyophthirius Argulus, Dachylogyrus
Ikan Botia
(Botia macracanthus) 䦋㌌㏒㧀좈໱琰茞ᓀ㵂Ü Flavobacterium Ichthyophthirius, Trichodina, Oodinium



Jenis Penyakit Ikan
No Jenis Parasit Pengamatan Parasit Reaksi dengan inang
Ichthyophthirius multifiliis
(Protozoa bersiliata) Banyak bintik putih pada permukaan tubuh Produksi lendir yang berlebihan pada permukaan tubuh
Argulus japonicus
(kopepoda) Parasit berbentuk bundar, panjang ± 5 mm, bergerak pada permukaan tubuh Menyebabkan erosi lendir (kasat) dan pendarahan pada permukaan tubuh, ikan kurus
Lernaea cypriniacea
(Kopepoda) Parasit berbentuk silinder, berwarna agak putih, panjang ± 12 mm, masuk (penetrasi) menembus permukaan tubuh atau rongga mulut Pendarahan di sekitarnya berada dan diikuti dengan infeksi jamur
Bothrocephalus sp.
(Cestoda) Parasit berbentuk memanjang, berwarna putih, panjang kira-kira beberapa cm, terdapat dirongga perut Pembengkakan pada bagian ventral tubuh
Ghlochidium
(larva kerang air tawar) Bintik putih, diamter ± 5 mm, terdapat dimulut dan sirip Produksi lendir yang berlebihan pada bagian yang terinfeksi






Morfologi Beberapa Jenis Ikan Air Tawar
Spesies Klasifikasi Morfologi Ikan Tempat
Ichthyophthirius multifiliis
(Protozoa bersiliata) Protozoa ciliata Haolotrika Hymenostomatida Berbentuk bundar sampai oval, bersilia Botia dan pating Dalam kulit dan insang
Trichodina
(Protozoa bersiliata) Protozoa ciliata spirotricha peritrhicha Berbentuk seperti piring/cawang, diameter ± 50 µm, memiliki silia di sekelilingnya Patin, Nila, Mas dan Botia Pada kulit dan insang
Oodinium sp
(protozoa Dinoflagelata) Protozoa Mastingophora Phytomastigophora Berbentuk bundar sampai oval, diameter ± 20-80 µm, memiliki filamen seperti akar Patin, botia Pada insang
Chilodonella cyprini (protozoa bersiliata) Prozoa Ciliata seperti serpihan daun, berukuran 30-70 x 20-40 µm Mas Pada insang
Epystylylis sp.
(Protozoa bersiliata berkoloni) Prozoa Ciliata Berbentuk silinder tipis atau lonceng dengan tangkai yang panjang dan nonkontraktil, panjang kira-kira 0,4-0,5 µm Nila, Mas Botia Pada kulit

Spesies Klasifikasi Morfologi Ikan Tempat
Myxobolus spp Protozoa, Sporozoa, cnidosporidia, Mixosporidia Siste= diameter 0,1-7 mm, spora = berbentuk seperti buah pear, berukuran ± 14-15 x 7-8 µm Mas Dalam insang
Bothrocephalus sp.
(Cestoda) Platyhelminthes , Cestoda Berbentuk memanjang, berwarna putih, berukuran kira-kira beberapa cm Mas Rongga perut
Dactylogyrus spp. (Trematoda monogenetik) Platyhelminthes , trematoda, Monogenea
Berbentuk memanjang ± 0,3-1,0 mm memliki jangkar pada ujung posterior dan 2 pasang bintik mata pada ujung interior Mas, nila, patin Pada insang
Gyrodactylus sp. (Trematoda monogenetik) Platyhelminthes , trematoda, Monogenea Berbentuk memanjang ± 0,3-1,0 mm memliki jangkar pada ujung posterior tetapi tidak terdapat bintik mata dan mempunyai anak dalam tubuh Nila, Patin Pada kulit
Centrocestus sp. (Trematoda digenetik) Platyhelminthes , trematoda, Digenea Berbentuk oval berukuran 130-160x110-130 µm, usus berbentuk huruf X Mas Dalam insang

Spesies Klasifikasi Morfologi Ikan Tempat
Argulus Japonicus (Kopepoda) Arthropoda mandibulata Crustacea Copepoda Berbentuk bundar panjang ± 0,5 mm, 5 pasan kaki Mas, sepat siam Pada kulit
Lernaea cypriniacea (kopepoda) Arthropoda mandibulata Crustacea Copepoda Berbentuk silinder dengan 2 pasang jangkar pada ujung posterior Mas, betutu Kulit, sirip, rongga perut
Glochidium (larva karang air tawar) Berbentuk bundar, diameter 140-150 µm Mas Pada kulit dan insang

PENANGANAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
5.1. Penanganan penyakit ikan
5.1.1. Penyakit Jamur

No Penyakit Penyebab Gejala Klinis Penanganan
1. Red-Spot Desease (RSD) Apharonomycos
Invadans - Bintik merah pada permukaan tubuh
- Nafsu makan hilang, warna tubuh gelap, berenang ke permukaan air
- Bintik merah jadi borok - Netralkan keasaman wadah pemeliharaan dengan kapur
- Isolasi ikan sakit/buang yang mati
- Sterilkan kolam
2. Saprolegmiasis Saprolegnia spp, Achhya spp - Terlihat ada benang halus yang menempel pada telur atau luka bagian eksternal tubh
- Kumpulan benang halus berwarnah putih - Menaikkan/mempertahankan, suhu air ≥ 28 0C atau pergantian air
- Pengobatan/perendaman
` Kp 1 gram/100 liter air 90 mnt
` Formalin 100-20 ppm selama 1
jam
` methylen blue 3-5 ppm 24 jam
` garam dapur 1-10 ppm, 60 mnt
3. Brachiomiycosis Branchiomyces Sanguinis - Bernapas tersengat-sengat dipermukaan air, malas
- Terdapat bercak-bercak putih pada insang
- Nekrosa pada insang, berwarna merah hitam dan membusuk - Netralkan kadar keasaman air
- Isolasi ikan sakit/buang yang mati
- Perendaman dengan Pk, formalin, garam dapur atau methyl blue
5.1.2. Penyakit Parasit
No Penyakit Penyebab Gejala Klinis Penanganan
1. Bintik putih Icthyopthirius Multifillis - Nafsu makan menurun, gelisa
- Menggosokkan-gosokkan badan pada benda……..
- Megap-megap mendekati permukaan pintu masuk
- Bintik-bintik putih pada kulit, sirip dan insang - Pertahankan suhu air ≥ 29oC selama 2 minggu atau lebih
- Meningkatkan frekuensi ganti air
- Pemindahan ikan pada air yang bebas parasit air
- Pengobatan dengan perendaman
• Garam dapur 10.000 ppm /24 jam
• Pk 4 ppm / 12 jam
• …….. 15 ppm / 15 menit
Sebanyak 2 kali
2. Oodimasis Oodinium sp. - Tutup insang mengembang, cepat kurus, gelisah, ……. Warnah keemasan
- Gerak cepat, …. Tidak ….. Pada pagi dan sore
- …………………………… - Pertahankan suhu air ≥ 29oC
- Pindahkan populasi ikan ke air yang bebas parasit dengan interval katu hari sebanyak 2-3 kali
- Perendaman populasi ikan yang terinfeksi dengan :
o Air gram (1-10 ppm) beberapa jam, kemudian pindahkan ke air yang bebas parasit
o H2O2, 150 ppm/30 mnt, pisahkan keair lain diulang setiap 2 hari
o CuSO4 dengan dosis 0,5-1,0 ppm selama 5-7 hari, dengan aerasi yang kuat dan ganti air setiap hari
o Formalin 25-50 ppm, 12-24 jam ulang setiap dua hari
o Methil blue dosis 2-6 ppm
o Aeriflanin 0,6 ppm, 24 am

No Penyakit Penyebab Gejala Klinis Penanganan
3. Penyakit gatal Trichodina - Tubuh pucat, nafsu makan menurun, kurus, gelisah dan lambang.
- Menggosok-gosokkan badan pada selanting (gatal)
- Meloncat-loncat
- Luka pada kulit
- Sirip rusak/…. - Pertahankan air ≥ 29 oC
- Selalu ganti air
- Perendaman dengan
o Air garam 10.000 ppm selama 24 jam
o Air tawar selama 60 menit

teknologi pembuatan pakan ikan

PENCERNAAN MAKANAN
• Sebelum digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan dan proses fisiologi lainnya terlebih dahulu makanan dicerna dalam tubuh ikan.

A. Sistem Pencernaan Ikan
Terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Saluran pencernaan.
2. Kelenjar Pencernaan

SISTEM PENCERNAAN IKAN
Ikan memiliki sistem pencernaan terdiri dari dua bagian yaitu :
a. Saluran Pencernaan
b. Kelenjar Pencernaan

SALURAN PENCERNAAN TERDIRI DARI ;
MULUT, KERONGKONGAN, ESOPAGUS, LAMBUNG, USUS DAN DUBUR

KELENJAR PENCERNAAN TERDIRI DARI ;
HATI, KANTONG EMPEDU, DAN PANKREAS

Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna.
Sedangkan ikan herbivora lebih panjang karena makanannya berupa tumbuhan mengandung selulosa yang padat sehingga lebih sulit dicerna,
Saluran Pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan herbivora dapat mencapai tiga kali paanjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam.

Fungsi Kelenjar Pencernaan yaitu menghasilkan enzim pencernaan. ENZIM PENCERNAAN berguna untuk menguraikan bahan makanan sehingga terpecah menjadi unit – unit terkecil .


FASE – FASE PROSES PENCERNAAN

Proses makan dimulai dari bekerjanya hormon trioksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok ( tiroidea). Hormon trioksin berfungsi dalam proses metabolisme secara umum di dalam tubuh ikan.

Proses Pencernaan makanan terjadi melalui beberapa fase yaitu :
a. Fase Sefalik

Pada fase ini dimulai terjadi rasa lapar dan akan menyebabkan alat indera bekerja untuk mencari makan.
Rangsangan untuk makan dapat ditimbulkan karena alat pembau, penglihatan dan alat peraba.
Rangsangan untuk makan dipengaruhi oleh faktor :
a. Eksternal : Musim, Intensitas cahaya, suhu.
b. Internal ; alat pembau, penglihatan, peraba, alat pengecap serta gurat sisi

Fase Sekretofagus
Dimulai saat makanan sudah masuk ke dalammulut . Masuknya makanan dalam mulut akanmerangsang otak untuk memberi perintah kepada kelenjar liur agar menghasilkan air dan enzim ptialin. Air liur akan melicinkan makanan sehingga mudah ditelan dan enzim ptialin akan memecah karbohidrat menjadi glukosa.
3. Fase Mekanis
merupakan fase pembongkaran zat-zat makanan menjadi unit unit terkecil sehingga dapat diserap oleh dinding usus. Gumpalan makanan akan masuk ke lambung
Dinding lambung menhasilkan hormon gostrin yang akan mengelurakan enzim pencernaan berupa asam klorida dan pepsinogen. Lambung juga menghasilkan hormon enterogastron yang berguna untuk menguraikan lemak.
- Setelah makanan dari lambung akan terus masuk ke usus. Diusus dihasilkan hormon kolsistokinin yang akan merangsang dikeluarkannya getah empedu yang diproduksi oleh hati. Getah empedu akan memudahkan untuk pemecahan lemak menjadi emulsi.
- Dinding usus juga mengasilkan hormon pankreozinim yang akan merangasang pankreas untuk menhasilkan getah pencernaan.

Seperti : ENZIM EMILASE,LIPASE DAN PROTEASE

4. PENYERAPAN SARI MAKANAN.
Makanan yang sudah dicerna sampai unit
terkecil disebut sari makanan dan diserap oleh dinding usus yang merupakan tempat penyerapan makanan. Penyerapan sari makanan terdiri dari :
a. Penyerapan karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa.

b. Penyerapan lemak.
lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol
c. Penyerapan Protein.
Protein diserap dalam bentuk asam amino

Bagan Proses Penyerapan sari makanan
Amilum amilase glukosa dengan transport aktif
masuk ke pembuluh darah
Lemak lipase asam lemak + gliserol, asam lemak
masuk kedalam pembuluh limfa 70%
dan ke pembuluh darah 30 %
Protein Protease asam amino, masuk ke pembuluh
darah
Gliserol hidrolisis karbohidrat sederhana

PEMBUANGAN AMPAS MAKANAN
Bagian makanan yang keras dan padat sehingga tidak dapat dicerna di dalam saluran pencernaan, sehingga akan menjadi ampas dan akan dibuang keluar tubuh melalui lubang pelepasan, dubur atau anus dalam bentuk peses.
Agar kotoran dapat terbuang keluar maka bentuknya harus berupa gumpalan yang lunak. Untuk membetuk gumpalan yang lunak itu diperlukan adanya serat yang terbuat dari bahan selulosa.

Kamis, 29 Juli 2010

pembuatan pakan

tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-50% dari biaya produksi.

Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi, perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di dalam pencernaan ikan Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan (feedstuffs) yang bermutu yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut tergantung pada: kandungan bahan gizinya; kecernaannya (digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Umumnya bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga beberapa yang berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau peternakan. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari lokasi pembudidaya atau didatangkan dari luar.

SUMBER PROTEIN
Kebutuhan protein untuk ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran ikan, temperatur air, rata-rata pemberian pakan (feeding rate), ketersediaan dan kandungan gizi pakan, keseluruhan kandungan energi yang dapat dicerna oleh ikan dan mutu protein tersebut. Mutu protein tergantung pada kuantitas dan kualitas asam amino esensial yang terkandung di dalamnya serta daya serapnya (bioavailability). Protein yang dicerna oleh ikan digunakan sebagai sumber energi untuk pembaruan/mengganti jaringan yang rusak dan pertumbuhan ikan. Oleh karena pemakaian protein pakan akan sangat berguna jika semua protein tersebut digunakan untuk pertumbuhan atau perbaikan jaringan dan dapat dikatabolisme sebagai energi. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber protein adalah :
1. Tepung darah
2. Tepung kopra
3. Tepung Kedelai bebas lemak
4. Tepung ikan
5. Tepung daging dan tulang
6. Tepung kepala udang
7. Tepung udang
8. Tepung cumi-cumi
9. Ikan rucah
10. Ragi

SUMBER LEMAK
Lemak merupakan senyawa organik yang penting untuk penyusunan membran sel pada tanaman, hewan dan mikroba. Lemak merupakan senyawa tidak larut air tetapi dapat larut pada pelarut nonpolar (bukan air), seperti eter dan alkohol. Fungsi lemak secara umum adalah:
1. Sumber energi metabolisme, adenosine triphosphate (ATP). Lemak memiliki energi kira-kira dua kali lebih tinggi dari energi protein dan karbohidrat.
2. Sumber asam lemak esensial (EFA) yang berperan penting untuk pertumbuhan dan pertahanan.
3. Komponen penting pada membran sel dan subsel.
4. Sumber steroids yang berperan penting terhadap fungsi biologi seperti pemeliharaan sistem membran, transport lipid, dan prekursor hormon steroid.

Minyak ikan dan minyak sawit merupakan sumber lemak yang biasa terdapat pada pakan ikan. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber lemak adalah :
1. Minyak jagung
2. Gajih/gemuk sapi
3. Minyak ikan
4. Minyak kelapa
5. Minyak biji kapas
6. Minyak kedelai
7. Minyak ikan tuna
8. Minyak sawit
9. Minyak cumi-cumi

SUMBER KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan senyawa organik terbesar yang biasa terdapat pada tanaman, seperti : gula sederhana, amilum (tapioka), selulosa, gum dan zat-zat lain yang berhubungan Karbohidrat merupakan sumber energi yang murah dan dapat menggantikan sumber energi protein yang lebih mahal. Pengunaan karbohidrat untuk menggantikan protein dan lemak sebagai sumber energi dapat dimaksimalkan untuk mengurangi biaya pakan, karena sumber energi karbohidrat lebih ekonomis, dan mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh ikan. Sumber karbohidrat seperti tapioka, terigu, alginat, agar, karagenan dan gum dapat juga digunakan sebagai perekat pakan untuk menjaga stabilitas kandungan air pada pakan ikan dan udang. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat adalah :
1. Tepung terigu
2. Tepung tapioca
3. Tepung jagung
4. Tepung beras
5. Sagu
6. Agar-agar

MIKRONUTRIEN
Banyak komponen lain ditambahkan di dalam formulasi pakan disamping sumber bahan gizi yang utama (protein, lipid, karbohidrat). Di dalam formulasi pakan lengkap, mikronutrien ditambahkan dalam jumlah kecil dalam bentuk campuran vitamin dan mineral karena alasan ekonomi, zat-zat lain juga ditambahkan ke dalam formulasi pakan yang bertujuan untuk menjaga mutu pakan dari kerusakan oleh jamur selama penyimpanan dan menjaga stabilitas air pada pakan. Zat-zat tersebut antara lain: perekat sintetik, antioksidan dan inhibitor jamur. Beberapa zat-zat juga ditambahkan ke dalam pakan untuk membuat ikan agar lebih atraktif seperti figmen dan atraktan.

KUALITAS BAHAN BAKU
Untuk memproduksi pakan yang berkualitas diperlukan bahan baku pakan yang juga berkualitas. Bahan-bahan baku tersebut perlu dilindungi selama proses ataupun selama penyimpanan. Beberapa bahan baku juga mengandung zat anti nutrisi yang dapat menghambat pemanfaatan gizi (seperti protein) oleh ikan atau udang. Sebagai contoh: jenis kacang-kacangan yang mengandung zat penghambat tripsin dan kimortripsin (asam amino) sehingga enzim yang ada didalam ikan tidak dapat menyerap protein. Oleh karena itu, beberapa bahan baku perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam formulasi pakan. sebagian zat anti nutrisi ada yang mudah dihilangkan cukup dengan pemanasan, tetapi ada juga yang sulit dihilangkan dengan pemanasan.

Dalam menyiapkan pakan, sasaran utama bukan hanya mencampur bahan-bahan baku tetapi melindungi bahan-bahan baku tersebut selama proses. Seringkali, sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, bahan tersebut harus diproses untuk menghilangkan zat-zat yang dapat menghambat pemanfaatan bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Proses tersebut bertujuan agar gizi pakan lebih efektif dimanfaatkan oleh ikan. Penyimpanan pakan juga harus diperhatikan seperti proses penyiapan dan pengolahan, karena mempengaruhi umur simpan dari pakan tersebut. Zat anti nutrisi pada beberapa bahan baku dan cara menghilangkan atau menghambatnya :
1. Inhibitor tripsin : Berikatan dengan tripsin sehingga tripsin tidak aktif
2. Kedelai dan kacang-kacangan : Pemanasan pada suhu 175-1950C, atau pemasakan selama 10 min
3. Lektin : Merusak sel darah merah
4. Kedelai dan kacang-kacangan : Didihkan dalam air atau autoclave selama 30 min.
5. Goitrogen : Menghambat pemasukan iodin oleh kelenjar tiroid
6. Kedelai dan kacang-kacangan : Kukus atau autoclave selama 30 min
7. Anti vitamin D : Berikatan dgn Vit. D, dan menjadikan tidak berfungsi
8. Anti vitamin E : Berkontribusi terhadap defisiensi Vit. E
9. Thiaminase : Berpengaruh terhadap kerusakan thiamin (Vit.B1)
10. Ikan rusak, kijing dan kedelai : Autoclave, pemanasan dan pemasakan zat yang tahan terhadap pemanasan
11. Estrogen (isoflavon) : Mengganggu terhadap kinerja reproduksi
12. Tanaman glikosida : Ekstraksi pelarut
13. Gossipol : Berikatan dengan fosfor dan beberapa protein
14. Tepung biji kapas : Penambahan garam besi dan fitase
15. Tannin : Berikatan protein menghambat pencernaan tripsin digestion
16. Sianogen : Melepaskan racun asam hidrosianik
17. Daun singkong : Perendaman dalam air selama 12 jam
18. Mimosin : Menggangu sintesis enzim dalam hati; merusak sell hepatopankreas pada udang
19. Daun Ipil-ipil : Perendaman dalam air selama 24 jam
20. Peroksida : Berikatan dengan proteins dan vitamin
21. Phytates : Berikatan dengan protein dan mineral dan menurunkan daya serapnya
22. Tepung jagung, kulit sereal, dan kacang-kacangan : Dikuliti (dibuang kulitnya).