AQUARIUM AIR LAUT
PANORAMA BAWAH LAUT SANGAT MEMPESONA DISEBABKAN OLEH ADANYA ANEKA RAGAM HEWAN DAN TUMBUHAN LAUT YANG BERWARNA WARNI.
BANYAK ORANG TIDAK PERDULI DENGAN MAHALNYA BIAYA MENYELAM, YANG PENTING IA DAPAT MENIKMATI KEINDAHAN ALAM BAWAH LAUT
ADANYA KEMAJUAN TEKNOLOGI, KEINDAHAN ALAM BAWAH LAUT DIPINDAHKAN KE DARAT DLAM BENTUK AQUARIUM AIR LAUT. RAGAM BENTUK DAN WARNA IKAN SERTA TUMBUHAN LAUT DIPINDAHKAN DAN DIPELIHARA DI DALAM AQUARIUM
A. AQUARIUM AIR LAUT LEBIH INDAH
MENURUT Dr. HERBERT R.AXELOD BAHWA HOBI MEMINDAHKAN PANORAMA BAWAH LAUT KE DALAM AQUARIUM BUKAN BARANG BARU , MELAINKAN SEJAK MASA BERKUASANYA RATU VICTORIA ( RATU INGGERIS ) YANG TERKENAL. ARTINYA, HOBI AQUARIUM AIR LAUT SUDAH ADA SEJAK TAHUN 1880.
DI INDONESIA, AQUARIUM MULAI DIKENAL SEJAK ZAMAN HINDIA BELANDA SEKITAR THN 1922. SAAT ITU TERDAPAT SALAH SATU AQUARIUM AIR LAUT DI PASAR SUNDA KELAPA (JAKARTA UTARA), YANG DIJADIKAN SALAH SATU KEGIATAN LABORATORIUM VOOR HETONDERZOEK DER ZEE, YANG BERNAUNG DI BAWAH PENGAWASAN
SLANDS PLANTENTUIN ( KEBUN RAYA BOGOR ).
AQUARIUM AIR LAUT MEMANG MASIH KALAH POPULER, NAMUN UMUMNYA MENGAKUI BAHWA BENTUK DAN WARNA IKAN HIAS AIR LAUT LEBIH VARIATIF DIBANDINGKAN DENGAN IKAN HIAS AIR TAWAR.
SELAIN ITU, TUMBUHAN LAUT DAN HEWAN INVERTEBRATAPUN DENGAN BERBAGAI BENTUK YANG UNIK.
DI AQUARIUM, KEINDAHAN HEWAN DAN TUMBUHAN LAUT DAPAT DINIKMATI SETIAP SAAT.
B. PELUANG BISNIS IKAN HIAS
. IKAN HIA S AIR TAWAR
• MASIH ADA KELUHAN PETANI AKIBAT DIPERMAINKAN OLEH PEDAGANG IKAN HIAS TERTENTU
• HARGA IKAN HIAS MEROSOT AKIBAT PENAWARAN LEBIH TINGGI DARI PADA PERMINTAAN.
• PETANI IKAN SULIT MENDAPAT JENIS IKAN YANG BERPELUANG EKSPORT KARENA KEKURANGAN MODAL
• . IKAN HIAS AIR LAUT
• JUMLAH DAN JENIS IKAN HIAS AIR LAUT MELIMPAH DI PERAIRAN DALAM NEGERI
• KEINDAHAN IKAN HIAS AIR LAUT DALAM NEGERI SAMA DENGAN KEINDAHAN IKAN HIAS AIR LAUT LUAR NEGERI.
• PARA IMPORTIR ENGGAN MENGIMPORT IKAN HIAS DARI LUAR KARENA PERMINTAAN KONSUMEN BELUM SEBANYAK IKAN HIAS AIR TAWAR
• PARA IMPORTIR TIDAK DAPAT BERDALIH MACAM-MACAM
I. MEMILIH AQUARIUM
A. UKURAN
HAL MENDASAR ADALAH MENENTUKAN UKURAN YANG TEPAT
UKURAN AQUARIUM DILIHAT DARI SEGI TEKNIS DAN SEGI ESTETIS
SEGI TEKNIS : DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN GERAK MASING –MASING IKAN YANG HENDAK DPELIHARA, MELIPUTI JUMLAH, JENIS, UKURAN DAN SIFAT IKAN.
DARI SEGI ESTETIS : UKURAN AQUARIUM DISESUAIKAN DENGAN LUASNYA RUANGAN TEMPAT PEMAJANGAN. UKURAN AQUARIUM AIR LAUT YANG IDEAL ADALAH DGN VOLUME AIR 90 LITER , ATAU DENGAN PANJANG 70 CM.LEBAR 30 CM DAN TINGGI 40 CM.
B. KONSTRUKSI.
AIR LAUT BANYAK MMENGANDUNG GARAM YANG DAPAT MEMBUAT LOGAM BERKARAT, SEHINGGA TIDAK COCOK MENGGUNAKAN KONSTRUKSI DARI , BESI, ATAU LOGAM.
YANG COCOK ADALAH MENGGUNAKAN KONSTRUKSI DARI KACA TEBAL, YG DIREKAT DENGAN LEM SILIKON DAN DIBERI BINGKAI ALMINIUM DI ANODES SEHINGGA DAPAT TAHAN KARAT SELAMA KL. 10 TAHUN.
SAAT ISUDAH BANYAK DI GUNAKAN BINGKAI DARI KAYU MILAMIN, NI KAYU BERUKIR, DAN ATAU TERASO, TETAPI HANYA COCOK DIGUNAKAN PADA AQUARIUM DIORAMA YANG MENEMPEL SECARA TETAP PADA DINDING KARENA TERLALU BERAT
BENTUK
UMUMNYA AQUARIUM AIR LAUT BERBENTUK PERSEGI PANJANG
DAN TERDIRI DARI DUA MODEL YAITU BENTUK TINGGI DAN BENTUK PENDEK.
BERBENTUK TINGGI, UKURAN TINGGI EBIH BESAR DARI PADA LEBARNYA. UKURAN AIR LEBIH DALM TETAPI TIDAK BANYAK PENGARUHNYA TERHADAP IKAN.
YANG BERBENTUK PENDEK, UKURAN LEBAR LEBIH BESAR DARI PADA TINGGINYA, SEHINGGA PPERMUKAAN AIR LEBIH LEBAR MEMUNGKINKAN IKAN LEBIH LELUASA BERGERAK SECARA MENDATAR.
UKURAN AQUARIUM MENGGUNAKAN RUMUS :
TINGGI > ½ PANJANG
LEBAR < ½ PANJANG
MISALNYA : P X L X T = 70 CM X 34 CM X 40 CM
MODEL AQUARIUM LEBAR, BIASANYA DIGUNAKAN UNTUK PENAMPUNGAN SEMENTARA , ( YANG SUKA DIGUNAKAN OLEH PPEDANGANG IKAN HIAS )
JIKA BENTUK INI MAKA MENGGUNAKAN RUMUS SBB :
TINGGI < 1/2 PANJANG
LEBAR > 1/2 PANJANG
MISALNYA : P X L X T = 70 CM X 40 CM X 34 CM
BAGI PEDAGANG AQUARIUM YANG INGIN PRAKTIS, UKURAN LEBAR DAN TINGGI
DIBUAT SAMA., YAITU SETENGAH DARI PANJANGNYA.
CONTOH : P X L X T = 100 CM X 50 CM X 50 CM ATAU 90 X 45 CM X 45 CM
MENGENAL AIR LAUT
SELUK BELUK AIR LAUT YANG HARUS DIPAHAMI.,MELIPUTI : KOMPOSISI, SIFAT FISIK , KIMIA DAN BIOLOGI.
A. KOMPOSISI ;
SEMUA BENDA TERDIRI DARI BAHAN PENYUSUN, YANG TERBENTUK DARI PARTIKEL TERKECIL YANG DISEBUT MOLEKUL.. MOLEKUL TERSUSUN OLEH BAGIAN YANG LEBIH KECIL LAGI YANG DISEBUT ELEMEN. ELEMEN TERDIRI ATAS ATOM-ATOM , YANG MERUPAKAN BAGIAN TERAKHIR DARI RANTAI KOMPOSISI
BEBERAPA ATOM MEMPUNYAI MUATAN LISTRIK YANG KECIL, POSITIF ATAU NEGATIF. ATOM-ATOM YANG BERMUATAN LISTRIK DISEBUT ION. ANTARA ION YANG SATU DENGAN LAINNYA, BERGABUNG MEMBENTUK MOLEKUL GABUNGAN YANG BIASA DISEBUT GARAM
KOMPONEN AIR LAUT TERDIRI DARI GARAM- GARAM YANG BERANEKA RAGAM.
JUMLAH MASING-MASING GARAM NYA BERBEDA BAHKAN KOMPOSISI AIR LAUT BERBEDA-BEDA DI SETIAP WILAYAH/DAERAH. NAMUN SECARA UMUM, DALAM AIR LAUT TERDAPAT SEJUMLAH UNSUR YANG DOMINAN (MAYORITAS ) DAN UNSUR PELENGKAP ( MINORITAS )
SIFAT FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI
BEBERAPA SIFAT AIR LAUT YANG HARUS DIPERHATIKAN
AL : SUHU AIR, KADAR GARAM, BERAT JENIS, DERAJAT KEASAMAN, KANDUNGAN
OKSIGEN, KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA, DAN KEJERNIHAN AIRNYA.
1. SUHU AIR.
A. TIDAK BOLEH TERLALU DINGIN DAN TIDAK TERLALU PANAS
B. SUHU IDEAL BERKISAR 27 – 28 DAN TAK BOLEH LEBIH DARI 90 DRJT CLCS
C. KESTABILAN SUHU PERLU DIJAGA DENGAN ALAT PEMANAS.
2. KEASAMAN ( pH )
A. KEASAMAN ( PH) TIDAK BOLEH TERLALU TINGGI ATAU TERLALU RENDAH (PERTAHANKAN PADA PH 8,2 )
B. PEMERIKSAAN PH AIR LAUT, SEBAIKNYA MENGGUNAKAN pH TESTER
C. HINDARI PENUMPUKAN SISA PAKAN DI DALAM AQUARIUM
D. GUNAKAN ARANG AKTIF DAN SERAT FILTER UNTK MENORMALKAN pH AIR
E.
3. BERAT JENIS
A. BERAT JENIS AIR LAUT BERKISAR DARI 1,031 - 1,032 DENGAN RATA-RATA 1,O25 SETARA DENGAN 35 PERMIL
B. BERAT JENIS A.L. DI DAERAH PANTAI LEBIH RENDAH DPD DI TENGAH LAUT
C. IKAN HIAS GLNGN EURIHALINE YANG SESUAI DGN BERAT JENIS 35 PERMIL
D. JIKA IKAN HIAS GOLONGAN STENOPHALINE , MAKA HRS MENGGUNAKAN AIR LAUT MURNI ( BERAT JENIS LEBIH TINGGI )
E. GUNAKAN SALINOMETER ATAU HIDROMETER UNTUK MENGUKUR KADARGARAM
4. OKSIGEN
A. AIR LAUT YANG DIGUNAKAN HARUS CUKUP MENGANDUNG OKSIGEN TERLARUT
B. JUMLAH OKSIGEN IDEALNYA SEKITAR 5 MG PADA SUHU 20 – 30 DC
C. DI DASAR AQUARIUM, HARUS BEBAS DARI BANGKAI IKAN, PAKAN DAN TANAMAN AIR YANG MATI ,UNTUK MENGHINDARI ADANYA PEMBUSUKKAN.
D. GUNAKAN POMPA AERASI DAN FILTER UNTUK MENCEGAH KEMUNGKINAN KEKURANGAN OKSIGEN
MEMBURU AIR UT
PENGAMBILAN AIR LAUT HARUS SELEKTIF, UNTUK MENCEGAH MATINYA IKAN AKIBAT ADANYA PENCEMARAN PADA SUMBERNYA.
SYARAT-SYARAT PENGAMBILAN AIR LAUT
AIR LAUT DIAMBIL PADA BAGIAN LEPAS PANTAI
2. GUNAKAN JERIGEN-JERIGEN PLASTIK UNTUK MENGAMBIL DAN PENAMPUNG AL.
3. HINDARI PENGGUNAAN WADAH SENG , LOGAM, ALMINUM DSJ.
4. GUNAKAN KAPAL MOTOR YANG SEHAT DAN TDK MENIMBULKAN CEMARAN.
5. JERIGEN YANG TELAH DISISI, DITUTUP RAPAT-RAPAT UNTUK MENCEGAH MASUKNYA BERBAGAI BENTUK KONTAMINAN.
6. TULIS KETERANGAN TANGGAL, BULA, TAHUN DAN LOKASI PENGAMBILAN
7. DIAMKAN 1 – 2 HARI, PERIKSAN KEJERNIHAN AIR LAUT TSB
8. DAPAT DIGUNAKAN JIKA BENAR - BENAR JERNIH, SEBALIKNYA LANGSUNG AJA BUANG JIKA KERUH/KABUR.
PERALATAN
1. PRINSIP KERJA AERATOR
MOTOR DALAM AERATOR DIGERAKKAN OLEH GAYA MAGNIIT PADA KUMPARAN YANG DIALIRI ARUS LISSTRIK YANG DIHUBUNGKAN DENGAN SEBUAH KLEP KARET, DAN TERJADI GERAKAN MEMOMPA DARI KLEP SEHINGGA TIMBUL TEKANAN UDARA YANG MENGGERAKKAN AIR DLM BENTUK GELEMBUNG DAN MENGHASILKAN UDARA BIASA BERCAMPUR GAS-GAS LAIN.
2. MANFAAT AERATOR
A. MEMASOK OKSIGEN DAN MEMBUANG KARBONDIOKSIDA
B. MERATAKAN KANDUNGAN OKSIGEN DALAM AIR AQUARIUM
C. MEMBUANG GAS-GAS DARI SISA PAKAN DI DASAR AQUARIUM
D. MENJERNIHKAN AIR AQUARIUM
E. MEMIRIPKAN HABITAT ASLI IKAN- IKAN DI LAUT
3. JENIS AERATOR
A. AERATOR AC ( LISTRIK )
B. AERATOR DC (BATERAI )
BLOWER
PEMBENIHAN IKAN LAUT EKONOMIS
I. JENIS IKAN LAUT EKONOMIS
A. IKAN KERAPU
1. JENIS KERAPU
a. Kerapu Tikus ( Chromileptes altivelis )
b. Kerapu Macan ( Epinephelus fuscogutatus )
c. Kerapu Lumpur ( Epinephelus Suillus )
d. Kerapu Merah ( Plectropomas maculatus )
2. CIRI – CIRI JENIS KERAPU
Kerapu Tikus : Badan bungkuk tinggi, kulit berbintik-bintik hitam dengan warna dasar kecokelatan dan bentuk matanya seperti mata tikus. Harganya paling mahal .
b. Kerapu Macan : Badan lebih tinggi, berbintik coklat lebih rapat, sehingga berwarna lebih gelap, sirip dada berwarna kemerahan dan pinggir sirip coklat kemerahan.
c. Kerapu Lumpur : Badan memanjang, warna dasar abu- abu muda, dengan bintik coklat dan mempunyai 5 pita vertikal berwarna gelap.
d. Kerapu Merah : Berubah warna menjadi coklat bila dalam keadaan stres. Badan memanjang, agak lebih langsing, berbintik-bintik coklat kehitaman dengan bagian dada merah kekuningan bersih dan terang.
B. IKAN KAKAP
a. Kakap Merah :
Di alam tergolong karnivora. Di pasaran Internasional disebut SNAPPERS. Termasuk jenis ikan demersal
JENIS KAKAP MERAH :
1. Kakap Tambak ( Mangrove snappers, Lutjanus argentimaculatus)
- Dapat hidup hingga kedalaman 100 m
- Berwarna coklat tua kemerahan dengan bagian bawah keperakan
- Pada umur muda, ada 8 – 11 garis berwarna keperakan yang melintang dan garis coklat berkelok di bawah mata dan akan hilang pada umur semakin tua
- Sirip pnggung coklat kemerahan dan disetiap sisik berbintik gelap
- Ujung sirip dubur dan perut berwarna violet
- Ekor agak bercabang dgn warna coklat kemerahan dan ada sebuah pita putih di bagian pinggir
- Badan tinggi, agak pipih , memanjang, dan bergigi taring
2. Kakap jenaha ( Lutjanus johni, Golden snappers )
- Hidup pada daerah hutan bakau s/d kedlman laut 60 m
- Bentuk dan warna hampir sama dgn kakap tambak
- Setiap sisi badannya berbintik coklat yang merupakan garis membujur
- Pada umur muda , ada spot/noda oval berwarna hitam diantara rusuk dan sirip punggung yang keras serta tampak 5 – 6 pita berwarna kecoklatan
- Sirip pnggung dan dubur serta ekor berwarna kekuningan
- Sirip dada dan perut berwarna kemerahan.
b. Kakap Putih
- Di Dunia Internasional, kakap putih disebut Seabass.
- Di dalam air tampak berwarna coklat tua atau kehitaman, tetapi sebenarnya berwarna putih keperakan terutama di bgian perutnya
- Ada dua jenis kakap putih : Kakap Pelak ( Lates calcarifer ) dan Kakap Mata Kucing ( Psammoperca waigiensis )
- Keduanya berbentuk memanjang agak pipih, badan lebih pendek dpd kakap merah
- Bagian badan kearah kepala menajam
- Bagian atas berwarna abu-abu atau kehitaman sedangkan bagian bawah putih keperakan
CIRI KHAS KAKAP PELAK
- Rahangnya melewati mata
- Bagian badan atas berwarna coklat muda dan bagian bawah berwarna keperakan
- Sirip ekor dan dubur berwarna kehitaman
- Panjang badan mencapai 170 cm
CIRI KHAS KAKAP MATA KUCING
- Matanya besar menyerupai mata kucing
- Rahangnya hanya sampai ke garis tengah mata
- Badannya berwarna coklat kemerahan
- Bagian kepala dan perut berwarna keperakan
- Siirip- siripnya berwarna coklat kemerahan
- Panjang badan hanya sekitar 32 cm
C. IKAN BERONANG
Ikan beronang merupakan anggota famili Siganidae, yang mempunyai ciri-ciri sbb:
- Badan pipih dengan moncong kecil
- Senang hidup mengelompok sekitar karang dan terumbu karang dan memakan alge yang menempel
- Sirip punggung mempunyai 13 duri keras dan 10 duri lunak
- Pada siri dubur terdpat 7 duri keras dan 9 duri lunak
- Siganidae, disebut juga Rabbitfish ( ikan kelinci ) karena moncongnya menyerupai kapala kelinci
- Jenis- jenis beronang, yang mempunyai prospek dibudidayakan :
1. Beronang Tulis ( Siganus javus )
2. Beronang Lada ( Siganus guttatus )
3. Beronang Lingkis ( Siganus canaliculatus )
- Pada ukuran benih, ke 3 jenis beronang tsb suka hidup menggerombol di daerah pantai berpadang lamun.
CIRI KHAS SPESIES BERONANG
1. Beronang Lingkis ( Siganus caraliculatus )
- Bagian atas berwarna hijau abu- abu dan bagian bawah berwarna Perak dengan bintik-bintik berwarna pucat
- Panjang badan kurang dari 35 cm
2. Beronang Tulis ( Siganus javus )
- Bagian atas berbintik putih dan bagian bawah berbintik merapat dan membentuk garis-garis horizontal
- Panjang badan mencapai 35 cm
3. Beronang Lada ( Siganus gutattus)
- Berwarna abu - abu kebiruan di bagian atasnya dan
Bagian bawah berwarna perak, dengan bintik –bintik
Yang lebih besar berwarna kuning keemasan
- Bagian bawah sirip pnggung belakang , terdapat sebuah bintik besar.
- Sangat cepat pertumbuhannya, dgn berat menacapai 1 kg.
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PERANCANGAN PANTI BENIH
A. SYARAT LOKASI PANTI BENIH ( HATCHERY )
1. DEKAT DENGAN SUMBER AIR LAUT YANG BERSIH
2. TIDAK TERCEMAR DENGAN BERBAGAI BENTUK BENDA ASING
3. BEBAS DARI BANJIR DI MUSIM HUJAN
4. HARUS DITUNJANG DENGAN SARANA/PRASARANA YANG MEMADAI
5. YANG TERBAIK, DEKAT DENGAN KERAMBA JARING APUNG
6. AREAL LOKASI HARUS CUKUP UNTUK MEMBANGUN BAK-BAK ; PEMIJAHAN, PEMELIHARAAN LARVA, PENYEDIAAN JASAD PAKAN, SERTA BANGUNAN GUDANG DAN KANTOR
7. TERDAPAT PASOKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR YANG MEMADAI
B. SARANA PANTI BENIH ( HATCHERY ) YANG HARUS ADA
1. KERAMBA JARING APUNG. 2. LABORATORIUM KERING. 3. LABORATORIUM BASAH.
4. RUANG PLANKTON DAN PENGEMBANGAN JASAD PAKAN. 5. BAK - BAK PEMIJAHAN.
6. RUANGAN MESIN ( GENSET ). 7. RUANGAN COLD STORAGE . 8. RESERVOIR DAN FILTER.
9. DERMAGA, KANTOR, GUDANG DAN JALAN MASUK/KELUAR. 10. LISTRIK.
A. PEMBUATAN BAK-BAK AIR
1. BAK AIR TERDIRI DARI BAK PERMANEN ( BETON ) DAN BUKAN PERMANEN SEPERTI PANLIGHT, POLYCARBONAT FIBRE GLASS,
KANVAS, DLL
2. UKURAN BAK DISESUAIKAN DENGAN FUNGSINYA MASING-MASING :
BAK PEMIJAHAN 10 – 150 MK.
IKAN KERAPU = 30 MK. IKAN BERONANG = 10 MK.. BAK KULTUR MASSAL JASAD PAKAN = 0,5 MK. BAK KULTUR ROTIFERA = 3 – 5 MK.
BAK FILTER = 1 MK ( 2 BH ). BAK RESERVOIR = 100 MK.
3. PENEMPATAN BAK –BAK ROTIFERA TIDAK BOLEH BERDEKATAN DENGAN BAK-BAK KULTUR ALGE/FITOPLANKTON KLORELA DAN PERLU ADA PEMISAH.
BAK RESERVOIR DAN BAK FILTER HARUS BERDEKATAN, TETAPI LETAK BAK FILTER HARUS DI LOKASI LEBIH TINGGI.
4. KONSTRUKSI BAK FILTER TERDIRI DARI KORAL BERBAGAI UKURAN DAN PASIR HALUS, YANG DISUSUN MULAI DARI YANG TERKASAR S/D YANG TERHALUS.
5. PENYEKATAN RUANGAN FILTER DAPAT DISUSUN SECARA VERTIKAL MAUPUN SECARA HORIZONTAL
B. PEMASANGN PIPA DISTRIBUSI AIR DAN PIPA UDARA
• KKHIDUPAN IKAN YANG DIPELIHARA DALAM BAK, SANGAT DITENTUKN OLEH AIR DAN OKSIGEN YANG DISALURKAN MELALUI PIPA-PIPA INSTALASI
• MESIN BLOWER BEKERJA TERUS MANERUS MENGHASILKAN OKSIGEN, UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP IKA N , LARVA DAN PLANKTON
• PEMASNGAN INLET AIR LAUT HARUS PADA LOKASI AIR YANG SELALU BERSIH DAN
TIDAK TERCEMAR
• DISTRIBUSI PIPA AIR DAN PIPA UDARA HARUS DIPASANG TERATUR
• BLOWER SUMBER UDARA, HARUS DIPASANG SEJAUH MUNGKIN DARI LOKASI RUANGAN MESIN
• TIAP BAK/KOLAM HARUS DIPASANGI PIPA PENYALURAN AIR, UDARA DAN OKSIGEN SEHINGGA MEMUDAKAN PENGGUNAANNYA.
•
III. PENYEDIAAN INDUK IKAN
A. CALON INDUK IKAN DARI USAHA PEMBESARAN
- PEMBESARAN DILAKUKAN DI KERAMBA JARING APUNG, DENGAN BENIH YANG BERSUMBER DARI HASIL SELEKSI BENIH YANG DIBESARKAN UNTUK TUJUAN KOMERSIAL.
- LAMANYA PEMBESARAN, TERGANTUNG DARI JENIS IKAN, DENGAN KELEMAHAN UMUM WAKTUNYA CUKUP LAMA.
- UMUMNYA IKAN KERAPUH. BERSIFAT HEMAPRODIT PROTOGENI. CONTOH
IKAN KERAPU LUMPUR,, H. PROTOGENI TERJADI PADA UKRN PANJANG 70 CM DAN BERAT 11.00 KG, SEDANGKAN KERAPU MACAN TERJADI PADA SAAT BOBOT MMENCAPAI 6 KG./5 THN
IKA KAKAP PUTIH, BERSIFAT HEMAPRODIT PROTANDRI. DAN TERJADI PADA SA
BERAT BADAN MENCAPAI 3 KG, TETAPI UMUR 1-2 THN, DAPAT DIJADIKAN INDUKNYA
Ikan Kakap Merah jenis Lutjanus johni ( jantan ), kematangan gonad terjadi pada umumr 2 – 3 tahun., dengan bobot 2,5 – 3,0 kg. Ikan betina, terjadi pada umur 3 – 4 thn dgn bobot 3,5 – 4,5 kg.
Ikan kakap merah jenis Lutjanus argentimaculatus, kematangan gonad pd umur 4 – 5 thn, boot 4- 7 kg. Ikan Beronang, tngkt kematangan gonad terjadi pd bobot mencapai 0,5 kg, tergantung spesiesnya.
Ikan-ikan yang dapat hidup dengan kadar garam rendahinduknya dapat disediakan dari penbesaran di tambak sepertikakap putih, kakap bakau, kakap beronang
A, Penyediaan induk yanmg paling cepat adalah
penangkapan calon-calon induk dari usaha penangkapan dan kemudian ikan ikan tersebut dihidupkan, dengan cara hati-hati .
- Ikan calon induk yang baru ditangkap, biasanya terluka akibat gesekan maka sebelum dijinakan dan dipelihara dikaramba, lukanya diobati terlebih dahulu
- Pemeliharaan ikan di karamba, harus hati-hati. Ikan yang baru ditangkap tidak boleh dicampur dengan yang sudah jinak. Kepdtn pplasi tdk blh lbh dari 8 kg/mk.
- Ikan karapu mnggnkan karamba ukuran 5m x 5 m x 4 m.
- Ikan kakap, bisa 2m x 3m x 3m atau 3m x 3m x 3m.
- Jenis pakan disesuaikan dgn kebiasaan ikan. Ikan kakap dan kerapu, berikan pakan rucah dgn dosis 2 – 5 % bobot setiap hari. Beronang, berikan pellet ( 40 % protein ).
-
- B. CALON INDUK IKAN DARI HASIL PENANGKAPAN DI ALAM
Penyediaan induk yanmg paling cepat adalah penangkapan calon-calon induk dari usaha penangkapan dan kemudian ikan ikan tersebut dihidupkan, dengan cara hati-hati .
- Ikan calon induk yang baru ditangkap, biasanya terluka akibat gesekan maka sebelum dijinakan dan dipelihara dikaramba, lukanya diobati terlebih dahulu
- Pemeliharaan ikan di karamba, harus hati-hati. Ikan yang baru ditangkap tidak boleh dicampur dengan yang sudah jinak. Kepdtn pplasi tdk blh lbh dari 8 kg/mk.
- Ikan karapu mnggnkan karamba ukuran 5m x 5 m x 4 m.
- Ikan kakap, bisa 2m x 3m x 3m atau 3m x 3m x 3m.
- Jenis pakan disesuaikan dgn kebiasaan ikan. Ikan kakap dan kerapu, berikan pakan rucah dgn dosis 2 – 5 % bobot setiap hari. Beronang, berikan pellet ( 40 % protein ).
-
- IV. PENYEDIAAN PAKAN UNTUK PEMELIHARAAN LARVA
- Sebelum mengawinkan ikan, jasad pakan dan pakan buatan perlu disediakan terlebih dahulu dalam jumlah dan mutu yang cukup
- Jasad pakan meliputi alga ( Chlorella sp ), rotivera (Brachionus sp ), dan artemia yang diperoleh dari usaha kultur massal.
Memelihara larva pada bak seluas 3 mk, diperlukan 9 mk alga, 6 mk rotivera dan sebuah bak 200 liter untuk artemia
A. PENGEMBANGAN ALGA
Klorela adalah jenis alga (ganggang) yang dialam merupakan plankton tumbuhan (Fitoplankton) berukuran sangat kecil (4 – 7 mikron) sehingga tak dapat dilihat dengan mata telanjang
Klorela membutuhkan pupuk sebapai pakan dan sinar matahari untuk proses fotosintesis.
Tahap pertama, kultur alga dilakukan di Laboratorium yang selalu terkontrol. Stok alga disebut stok murni. Stok murni ini dilakukan pada suhu terkontrol
Rabu, 26 Mei 2010
Selasa, 25 Mei 2010
fisiologi hewan air
Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya.
Ikan umunya bereproduksi secara seksual, yaitu individu baru terbentuk dari hasil penyatuan gamet jantan dan gamet betina.
Kromosom adalah material genetik yang membawa sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya . Kromosom terdapat di dalam inti sel dan jumlahnya tetap konstan pada setiap individu dari suatu spesies.
Tipe reproduksi
- Gonokoristik
1. Kelompok yang tidak berdiferensiasi
2. kelompok yang berdiferensiasi
- Hermafrodit
Ada yang bersifat dioecious dan ada yang monoecious,
1. Hermafrodit sinkroni
2. Hermafrodit protandri
3. Hermafrodit protogini
- Partenogenetik
Reproduksi yang beasal dari telur yang tidak terbuahi. Fenomenanya dikenal dengan ginogenesis.
Anatomi sistem Reproduksi
Anatomi reproduksi jantan
Sistem reproduksi jantan umumnya merupakan sepasang testis yang memanjang sepanjang rongga badan dan dilengkapi dengan saluran testikular.
Testis terdiri atas jaringan-jaringan berdiameter (lobulus). Di dalamnya terdapat cyste seminiferus, spermatozoa, sel-sel sertoli, dan sel-sel Laydig. Spermatozoa dihasilkan dari cyste seminiferus.
Anatomi reproduksi betina
Sel telur dibentuk di dalam ovarium dari hasil differesiasi sel-sel germinal.
Ovarium teleostei dengsn entovarian oviducts memiliki bentuk yang lebih memanjang dengan saluran yang pendek.
Morfologi dan Biokimia Gamet
Morfologi telur
Sel-sel telur ikan terdiri atas inti dan sitoplasma yang dibuungkus oleh membran sel .
Telur ikan mengandung :
- 64-75% air, - Ion Na + dan Ca+
- 17,6-27,7% protein, - hormon tiroxin dan triiodotironin
- 2,7-7,3% lipid - Asam aspartat
- isoleusin - Asam glutamat
- Leusin - Glikogen
- Valin - Karotenoid
- Serin
Morfologi Sperma
Spermatozoa ikan terdiri atas dua bagian yakni, kepala dan ekor, dengan panjang rata-rata total sperma adalah 40-60µ dan panjang kepala 2-3 µ. Bentuk tersebut memungkinkan sperma dapat bergerak.
Produksi sperma ikan cukup tinggi, pada ikan mas 1,9x1012 spermatozoa/kg berat badan.
Plasma seminal ikan berwarna keputih-putihan, dihasilkan dari dehidrasi testis dengan kekentalan yang tinggi.
Spermatozoa bersifat immotil dalam cairan plasmanya, akan bergerak jika bercampur dengan air. Pergerakan sperma berbentuk spiral dan dapat motil setelah 2-3 menit, bahkan pada ikan laut dapat motil lebih lama yakni lebih dari 60 menit.
Lamanya motilitas sperma dipengaruhi oleh umur dan kematangan spermatozoa, suhu, dan faktor lingkungan lain seperti osmolalitas.
Penurunan yang cepat dalam motilitas sperma berhubungan dengan pengurangan kandungan ATP.
Siklus reproduksi
Pematangan gamet jantan
Spermatogenesis adalah terbentuknya sel-sel kelamin jantan. Dimulai dari spermatogonia kemudian mengalami mitosis berubah menjadi spermatosit primer. Selanjutnya mengalami meiosis menghasilkan spermatosit sekunder yang diploid. Kemudian membelah lagi menjadi spermatid yang haploid. Pada akhirnya terjadi pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Spermiasi merupakan pelepasan spermatozoa dari lumen lobulus ke dalam saluran sperma, dibawah rangsangan gonadotropin.
Pematangan gamet betina
Oogenesis adalah pembentukan gamet betina. Proses pembelahan meiosis hampir sama dengan spermatogenesis namun bersifat tidak seimbang karena nutrisi pada oosit primer tidak terbagi secara merata. Pembelahan yang besar banyak mengandung yolk yang disebut oosit sekunder, sedangkan pembelahan yang kecil disebut polar bodi. Pada polar bodi mengadung kromosom yang sama pada oosit sekunder namun tidak berfungsi sebagai seks sel.
fertilisasi
Ada dua bentuk fertilisasi pada ikan, yakni internal dan eksternal.
Zat yang menekan motilitas spermatozoa adalah androgamon I dan yang menetralisisr hal ini adalah gimnogamon I. Zat yang menggumpalkan spermatozoa adalah gimnogamon II dan yang menetralisir hal ini adalah androgamon II. Zat-zat ini dihasilkan oleh sel telur.
PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan manjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui system peredaran darah. Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrate yang lain, namun ikan memiliki beberapa variasi, terutama dalam hubungannya dengan cara memakan. Proses pencernaan dan absorbsi berlangsung di dalam saluran pencernaan. Proses ini berfungsi menyediakan suplai kebutuhan tubuh akan air, mineral, vitamin, dan zat gizi. Pengetahuan mengenai proses pencernaan perlu diketahui dalam mengkaji nutrisi ikan budidaya, karena nutrisi ikan menentukan pertumbuhan.
Struktur dan Fungsi Alat dan Kelenjar Pencernaan
Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumnya saluran pencernaan ikan dimulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankreas.
a. Struktur dan fungsi saluran pencernaan
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasaan makanan (kategori ikan) dan kebiasaan makan (tingkah laku makan) serta umur (stadia hidup) ikan.
Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dikelompokkan kedalam3 kategori, yaitu herbivora yang sebagian besar makanannya terdiri atas tumbuhan; ikan karnivora yang sebagian makanannya terdiri dari hewan; dan ikan omnivora yang makanannya terdiri dari tumbuhan dan hewan. Perbedaan yang mencolok dari ketiga kategori ini terletak pada struktur gigi pada rongga mulut, struktur tapis insang pada segmen faring, keberadaan dan bentuk lambung, dan panjang usus.
Organ/Segmen Herbivora Omnivora Karnivora
Tapis insang Banyak, panjang-panjang dan rapat Sedang Sedikit, pendek dan kaku serta jarang
Rongga mulut Sering tidak bergigi Bergigi kecil Umumnya bergigi kuat dan tajam
Lambung Berlambung palsu atau tidak berlambung Berlambung denganbentuk kantung Berlambung dngan bentuk tabung
Usus Sangat panjang, beberapa kali panjang tubuhnya Sedang, 2-3 kali panjang tubuhnya Pendek, kadang lebih pendek dari pada panjang tubuhnya
1. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir. Pada ikan tertentu bibir ini tidak berkembang dan malah hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang, sepeti pada ikan family Scaridae, Diodontidae, Tetraodontidae,dll. Pada ikan lain seperti ikan belanak (Mugil sp), ikan tambakan (Helostoma temminckii), dan beberapa jenis ikan lainnya, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan bibirnya dapat disembulkan. Bentuk bibir ini tampaknya erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan.
Di sekitar bibir pada ikan-ikan tertentu misalnya ikan lele (Clarian batracus),ikan mas (Cyprinus carpio), ikan arwana (Sclerophagus formasus) terdapat sungut. Sungut ini merupakan perpanjangan dari ujung lateral tonjolan bibir. Sungut ini berkaitan erat dengan kebiasaan makan ikan. Sungut dimiliki oleh ikan-ikan yang kebiasaannya mencari makan di dasar perairan, dalam hal ini berperan sebagai alat pendeteksi makanan dan alat peraba.
Posisi mulut ikan juga bervariasi, contohnya pada ikan mas, memiliki mulut di ujung hidung (termina); ikan kuro (Eletheronema tetradaktilus) terletak pada dekat ujung hidung (subterminal); pada ikan julung-julung (Dermogenys sp) mulut terletak diatas hidung (superior); dan pada ikan pari (Dasyatis sp) mulut terletak dibawah (inferior).
Ukuran bukaan mulut juga penting diperhatikan bagi kegiatan makan ikan. Ikan-ikan predator memiliki bukaan mulut yang relatif lebih besar dibanding ikan-ikan herbivor. Ikan –ikan kecil juga berbeda ukurannya dibandingkan ukuran ikan yang telah dewasa.
Pada pemeliharaaan larva, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh ketersediaan makanan yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan. Contohnya rotifer yang disukai oleh larva ikan kakap (Lates calcalifer) ketika pertama kali makan adalah 33-35% dari ukuran bukaan mulutnya.
2. Rongga mulut
Rongga mulut berhubungan lansung dgn segmen faring, terdiri atas gigi, lidah, dan organ palatin. Permukaan mulut terdiri dari epithelium yang berlapis yang terdapat sel penghasil lender (mukosit). Permukaan mulut juga terdiri dari taste receptor yang terletak pada dinding ronga mulut yang terkadang memanjang ke bagian faring.
Gigi ikan adalah organ pencerna makanan mekanik yang pertama, berperan dalam mengambil mencengkeram, merobek, memotong, atau menghancurkan makanan. Pada ikan herbivora pemakan tumbuhan air, gigi dapat ditemukan walaupn jumlahnya dan ukurannya tidak begitu berarti. Pada ikan pemakan fitoplankton gigi tidak lagi ditemukan.
Lidah merupakan suatu penebalan dari bagian depan tulang yang terdapat di dasar mulut. Permukaannya diselaputi epithelium dan taste receptor.
Palatin terletak di langit-langit bagian belakang yang merupakan penebalang lapisan mukosa. Berfungsi selain perperan dalam proses penelanan makanan dan membantu dalammembuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga penting daam ppemompaan air dari rongga mulut ke bagian rongga insang pada mekanisme pemompaan air.
3. Faring
Proses penyaringan makanan terjadi pada segmen ini karena tapis insang mengarah ke segmen faring. Alpisan fariing hamper sama dengan rongga mulut dan masih terdapat taste receptor. Jika material yang masuk bukan makanan maka akan dibuang melalui celah insang.
4. Esofagus
Merupakan permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk pipa. Pada ikan yang tidak memiliki lambung maka esofagus berbatasan langsung dengan usus depan. Selain berfungsi dalamproses penelanan makanan, esofagus pada ikan laut berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif sehingga konsentrasi garam air laut yang diminum menurun ketika berada pada segmen lambung dan usus.
5. Lambung
Berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan tidak berlambung, fungsi penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantung yang membesar seperti pada ikan herbivora. Selain menampung makanan, lambung juga berfungsi mencerna makanan.
Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh selmukus yang mengandung mokopolisakarida yang agak asam sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida.
Asam klorida meruppakan komponen cairan yang secara langsung melepuhkan makanan. Makanan yang keras seperti cangkang dan komponen tulang dapat menjajdi lunak. HCl menyebabkan pH isi lambung menurun menyebankan aktivitas enzim proteolitik terutama pepsin meningkat. Dengan demikian pencernaan secara kimiawi dapat berlangsung baik. Kondisi keasaman lambung bergerak sesuai ritme makan.
6. Pilorus
Merupakan segmen yang terletak menyempit akibat pelebaran lapisan otot antara lambung dan usus, berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke segmen usus. Mekanisme pembukaan dan penutupan rongga pylorus dikendalikan oleh system saraf dan hormon. Adapun sebagai pemicu adalah viskositas tertentu makanan yang ada pada lambung. Pada ikan tidak berlambung, segmen pylorus tidak ditemukan.
7. Usus
Usus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. Panjang usus ini berhubungan erat dengan kebiasaan makanan ikan, bergantung pada lamanya makanan dicerna. Pada bagian depan usus terdapat 2 saluran, yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu dan yang berasal dari pancreas. Pada ikan-ikan yang pankreasnya menyebar pada organ hati (hepatopankreas) terdapat 1 saluran dari empedu saja (ductus choledocus).
Bntuk sel yang umum terdapat pada usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit adalah sel yang paling dominan Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya (mengarah ke rongga usus) memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan.
Mukosit merupakan sel berbentuk piala, permukaannya terdapat mikrovili, bagian bawahnya terdapat butiran-butiran yang disebut mucigen sebagai hasil sintesa sel. Mucigen ini akan berubah menjadi lender yang berfungsi sebagai pelumas dan pelindung usus.
8. Rectum
Merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Segmen rectum berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Pada ikan, rectum juga berfungsi untuk penyerapan protein.
9. Kloaka
Merupakan tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Katub kloaka terletak pada lubang pengeluaran sisa makanan (feses).
10. Anus
Anus merupakan bagian terujung dari saluran pencernaan. Pada ikan teleostei anus terletak di depan saluran genital. Pada ikan ikan yang betuknya memanjang, anus terletak jauh dari kepala dan dekat daripangkal ekor, sedangkan ikan-ikan yang bentuknya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
b. Struktur dan fungsi kelenjar pencernaan
1. Lambung
Sselain sel-sel yang mensekresi ukus, lambung juga mempunyai kelenjar gastric. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian bawah lapisan epithelium, berfungsi mensekresi pepsin dan asam klorida (HCl).
Mekanisme ekskresi HCl :
2. Hati dan kantung empedu
Hati memiliki peranan kunci dalam mengontrol fuungsi-fungsi kehidupan dan memiliki peranan penting dalam proses-proses fisiologis. Organ ini adalah merupakan kelenjar kompak berwarna kecoklatan, parenkimnya sangat homogeny dan selnya bernentuk polygonal. Tersusun oleh sel-sel hati (hepatosit) dan di antara sel-sel tersebut banyak kapiler darah dengan sinusoid. Seluran empedu terbentuk diantara sel-sel hati, saluran-saluran empedu akan bergabung dan membentuk saluran utama yang disebut saluran hepatik.
Ketika berada di dallam kantung empedu, bile mengalami kepekatan, yaitu diserapnya sejumlah air oleh epithelium kantung sehingga dihasilkan cairan empedu. Cairan ini akan dikeluarkan dari kantung empedu melalui saluran sistik kemudian akan melewati saluran ductus choledocus menuju usus dengan untuk digunakan dalam proses pencernaan (melarutkan lemak dalam air).
Selain memproduksi cairan empedu, hati merupakan tempat metabolisme karbhidrat, protein, dan lemak.Glukosa yang berasal dari usus diubah menjadi glikogen melalui proses glikogenesis dengan kontrol enzim glicogensynthase. Sel hati juga dapat menghasilkan glukosa dari bahan bukan karbohidrat (asam amino, gliserol, laktat, dan pirufat) melalui proses glokuneogenesis. Glukosa dibebaskan dari bentuk glikogen melalui proses glikogenolisis.
Pada hati, asam lemak yang bergabung dengan protein menjadi lipoprotein disisintesa. Butiran lemak yang dihasilkan disimpan dalam organ visceral (seperti usus dan gonad).
3. Pankreas
Memiliki dua tipe yaitu sel eksokrin dan endokrin membentuk kompak atau menyebar dalam hati. Sel endokrin mensintesa hormone, sedangkan eksokrin mensintesa enzim. Hasil utama pancreas adalah enzim pencernaan yakni enzim protease, amylase, khitinase, dan lipase. Pada kondisi tidak ada caiiran pancreas, maka hanya ada 50% dari protein yang dikonsumsi dapat diserap, sedangkan lemak hanya 10% , dan selebihnya terbuang bersama feses.
Pergerakan Makanan Melalui Saluran Pencernaan
Makanan yang dimakan oleh ikan akan masuk ke dalam lambung. Sambil dicerna makanan tersebut perlahan-lahan masuk ke usus di mana penyerapan zat-zat makanan hasil pencernaan mulai terjadi, dan sisa makanan yang tidak dapat diicerna akan diikeluarkan oleh usus.
Pergerakan makanan terjadi karena adanya kontraksi saluran cerna berupa gerakan mencampur yang membuat isi usus terus-menerus tercampur setiap saat, dan gerakan mendorong (peristaltik) yang menyebabkan makanan berggerak sepanjang saluran cerna dengan kecepatan yang sesuai dengan pencernaan dan penyerapan. Peristaltik merupakan sifat yang terdapat pada otot polos dan peregangan pada sembarang tempat (disebabkan pengumpulan sejumlah makanan) menyebabkan cincin berkontraksi. Selain gerakan peristaltik, pergerakan makanan juga dipengaruhi oleh kontraksi pencampur (segmentasi), yang menciptakan ritme gerakan mondar-mandir pada lekukan percernaan berulang-ulang sehingga menghasilkan pencampuran yang cepat.
Pencernaan Makanan
Enzim pencernaan, adalah katalisator biolois dalam reaksi-reaksi kimia. Bahan dasar enzim adalah protein. Aktifitas enzim tergantung pada suhu, pH, dan inhibitor. Pada suhu 0-40ᵒC kecepatan reaksi meningkat seiring dengan peningkatan suhu sehingga energy panas tersedia lebih banyak. Namun pada suhu yang lebih tinggi (˃45ᵒC) peningkatan suhu akan menurunkan kecepatan reaksi, karena di atas suhu tersebut enzim mengalami denaturasi, sehingga tidak dapat menghasilkan produk.
Perubahan pH menyebabkan perubahan derajat ionisasi uang memungkinkan mendorong atau mencegah pembentukan komplek enzim substrat. Diluar pH optimum kecepatan reaksi berkurang dengan cepat.
Inhibitor adalah senyawa yang menyebabkan aktifitas terhambat. Apabila enzim membentuk komplek dengan inhibitor maka enzim tersebut tidak dapat berfungsi sebagai katalisator.
Protease, terdiri dari endopeptidase yang berperan sebagai katalisator dalam menghidrolisis rantai peptid bagian tengah dan rantai peptid yang sangat spesifik, dan eksopeptidase berperan dalam pelepasan ujung asam amino.
Lipase dan Esterase, adalah enzim yang berperan dalam katalisis bagi hidrolisis lemak.
Karbohidrase, seperti amylase, maltse, glikogenase.
Pencernaan protein: denaturasi protein yang berperan adalah kerja HCl dan dihidrolisis oleh enzim pepsin sehingga protein berubah menjadi peptid.
Pencernaan lemak: mulai terjadi di lambung dan intensif terjadi di usus. Lemak diubah menjadi partikel kecil disebut micel oleh garam empedu dan lipase pankreatik.
Pencernaan karbohidrat: terjadi di lambung dan intesif terjadi di usus yang memiliki enzim amylase pankreatik. Amilium (zat tepung) dan glikogen dihidrolisis oleh enzim amylase menjadi maltose dan dekstrin. Maltose dan dektrin ini akan dihidrolisa oleh enzim lactase menjadi glukosa. Disakarida dihidrolisis oleh enzim lactase atau sukrase menghasilkan galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Galaktosa dan fruktosa diubah menjadi glukosa, begitu juga dengan selulosa. Dalam bentuk glukosa ini karbohidrat dapat diserap oleh dinding usus.
Penyerapan Makanan
PAda proses penyerapan, bahan-bahan siap pakai, vitamin, dan mineral melewati membrane sel. Tenaga pengangkut terdiri dari, 1) energy kinetic dari ion-ion dan molekul tersebut, biasanya dalam bentuk larutan, atau kadang-kadang dalam bentuk gas. 2) tenaga penggerak yang membutuhkan enzim.
Masuknya bahan ke dalam eritrosit dapat melalui bebrapa cara , antara lain difusi, osmose, transport aktif, dan endositosis.
METABOLISME
• Tingkat metabolisme terbagi 3, yaitu:
1. Metabolisme basal
Suatu keadaan organisme telah selesai proses penyerapan, rileks, temperatur tubuh tetap, dan bebas dari rasa tertekan.
2. Metabolisme standar
Keadaan konsumsi oksigen oleh organisme untuk digunakan dalam kegiatan keseharian.
3. Metabolisme aktif
Keadaan konsumsi oksigen oleh organisme untuk mengeluarkan energi yang berlebihan
• Semua reaksi metabolisme dikatalisis oleh enzim.
• Sebagian besar reaksi kimia dalam sel berhubungan dengan proses penyerapan energi dari makanan (karbohidrat, lemak, dan protein), yang dapat dioksidasi di dalam sel.
• Energi yang dikeluarkan oleh oksidasi dinamakan energi bebas. Energi bebas biasanya dinyatakan dalam kalori per l mol zat. Misalnya energi bebas yang dikeluarkan oleh oksidasi 1 mol glukosa (180 gram glukosa) adalah 686.000 kalori.
• Setiap ikatan radikal fosfat pada ATP/ADP/AMP adalah 8000 kalori dalam keadaan suhu dan konsentrasi rekatan dalam tubuh.
Metabolisme karbohidrat
• Hasil akhir dari pencernaan karbohidrat adalah monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
• Ketika masuk ke dalam sel, monosakarida bergabung dengan radikal fosfat sebagaimana contoh reaksi berikut :
glukokinase
Glukosa Glukosa 6 fosfat
+ ATP
• Enzim glukokinase mempermudah fosforilase glukosa, fruktokinase mempermudah fosforilase fruktosa, dan galaktokinase mempermudah fosforilase galaktosa.
• Setelah absorbsi ke dalam sel, glukosa dapat digunakan untuk menghasilkan energi, yaitu melalui proses glikolisis.
• Glikolisis aerob adalah pemecahan molekul glukosa menjadi dua molekul asam pirufat melalui 10 reaksi kimia yang disingkat sebagai berikut :
Glukosa + 2ADP + 2 PO4 2 asam piruvat + 2ATP + 4H
Reaksi ini dipercepat oleh enzim sebagai katalisator. Proses ini terjadi di dalam sitoplasma.
• Bahan kimia lemak dalam makanan terdiri atas lemak netral (trigliserida), fosfolipid, kolesterol, dan beberapa senyawa lain.
• Trigliserida dan fosfolipid adalah asamlemak yang merupakan asam organik hidrokarbon sederhana berantai panjang.
• Ada pula asam lemak khusus, asam palminat
CH3(CH2)14 COOH
• Kolesterol tidak mengandung asam lemak, inti sterolnya disintesis dari degradasi molekul asam lemak.
• Peranan biologi yang penting dari lemak adalah: (1) komponen struktur hewan (2) lapisan pelindung pada beberapa jasad (3) bentuk energi cadangan (4) komponen permukaan sel yang berperan dalam proses interaksi antara sel dan senyawa kimia di luar sel , seperti dalam proses kekebalan jaringan (5) sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.
• Lipid ikan bersifat tidak jenuh sebagaimana pada lemak mamalia, dapat dicerna dan diasimilasi, tetapi tidak dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau untuk energi.
• Trigliserida dapat dikonversi menjadi fosfolipid dengan melepas satu dari tiga asam lemak dari gliserol dan menggantikannya dengan kelompok fosfat.
• Fosfolipid adalah komponen penting dalam pembentukan struktur membran sel sehingga esensial dalam membentuk jaringan baru.
Lipid juga berfungsi sebagai bahan pelarut berbagai vitamin yang tidak larut dalam air
Metabolisme protein
• Protein panjangdalam tubuh terdiri dari protein struktural, enzim, gen, protein yang mentranspor oksigen, protein otot yang menyebabkan kontraksi, dan banyak jenis protein lain baik intrasel maupun ekstrasel.
• Protein tersusun dari rantai panjang asam amino , asam aminonya (-NH2) berikatandengan kelompok carboxil (-COOH).
• Ada 21 jenis asam amino. 10 diantaranya esensial terdapat dalam makanan, yaitu treonin, lisin, metionin, arginin, valin, penilalanin, triptopan, leusin, isoleusin, dan histidin. Selebihnya adalah glisin, alanin, serin, cistein, asam aspartik, asam glutamik, hodroxilisin, cystin, tirosin, prolin, dan hidroxypolin.
• Asam amino yang masuk ke dalam sel disimpan dalam bentuk protein sehingga asam amino di dalam sel selalu rendah. Asam amino ini dapat ditranspor kembali ke luar sel.
• Sel memiliki batas tertentu dalam menyimpan protein, setiap penambahan yang berlebih akan didegradasi, yaitu dipecahkan dan digunakan untuk energi atau ditimbun sebagai lemak.
Metabolisme vitamin dan mineral
• Vitamin merupakan senaywa organik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk bekerjanya metabolisme secara normal dan tidak dapat dibuat dalam sel tubuh, demikian juga mineral.
• Vitamin B kompleks dibutuhkan untuk menjamin proses metabolisme berlangsung normal.
• Vitamin lain yang dibutuhkan adalah pyridoxine, riboflavin, asam panthotenik, vitamin A, K, dan E.
• Fungsi utama mineral dalam tubuh : (1) struktural – calsium, posphorrus, fluorine, dan magnesium (untuk formasi tulang dan gigi ) (2) respirasi – iron, copper, dan cobalt (untuk formasi dan fungsi hemoglobin) (3) metabolisme umum (untuk funsi sel dan tubuh).
• Fungsi lain, sodium, potasium, calsium dan chlorine digunakan untuk regulasi osmotik. Ion klorine digunakan untuk pembentukan asam lambung, dan bersama magnesium dan phosphorrus dibutuhkan untuk aktivitas enzim pencernaan.
• Phosphore sendiri dibutuhkan dalam pembentukan ATP dan komponen energi lain.
PERTUMBUHAN
Aspek-Aspek Pertumbuhan
• Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi yang bersifat irreversible.
• Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh pada siklus hidup hewan tertentu dari embrio sampai dewasa. Metamorfosis dibagi menjadi dua macam, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna dicirikan dengan perubahan bentuk yang berbeda pada setiap fase metamorfosis. Sedangkan metamorphosis tidak sempurna ditandai dengan bentuk tubuh yang sama tetapi ukuran tubuh berbeda pada setiap fase metamorfosis.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan hewan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas gen dan hormon. Sedangkan factor eksternal terdiri atas air, makanan, dan cahaya.
•
1. Gen
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari induk kepada keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan perkembangan hewan.
2. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan hewan adalah hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila hewan kekurangan hormone pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat sehingga badannya kerdil. Bila kelebihan hormon pertumbuhan, maka akan mengalami pertumbuhan raksasa.
3. Makanan
Makanan sangat diperlukan oleh hewan. Makanan digunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber energi.
4. Air
Air merupakan pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. Reaksi metabolisme ini akan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel-sel yang baru, dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
5. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam pembentukan vitamin D. Vitamin itu diperlukan dalam pembentukan tulang.
Kurva Pertumbuhan
Hormon Pertumbuhan
Hormon adalah senyawa yang bersifat membangkitkan aktifitas.
Hormon-hormon yang berperan dalam proses pertumbuhan adalah:
1. Hormon Pertumbuhan pertumbuhan sel tulang
2. Hormon Tiroid pertumbuhan dan pematangan sel
3. Hormon Seks Steroid pertumbuhan dan pematangan jenis kelamin
4. Hormon Kortisol metabolisme sel
• Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan disebut juga Somatotropin /Growth Hormon (GH) adalah hormon yang dihasilkan dari hipofisis anterior sehingga disebut hormone adenohipopisa.
Pengaruh hormon ini berupa efek metabolik yang tidak berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu memobilisasi simpanan lemak dan regulasi penyimpanan glukosa; efek terhadap pertumbuhan jaringan lunak, yaitu merangsang sintesis protein dan menghambat penguraian protein; dan efek terhadap pertumbuhan tulang, yaitu merangsang proliferasi tulang rawan yang meningkatkan penebalan dan pertumbuhan tulang.
Efek GH tidak langsung terhadap sel sasaran, tetapi melalui Somatomedin/Insulin Growth Hormon (IGF). IGF diinduksi oleh GH. IGF dibentuk di dalam hati. IGF merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel.
• Hormon Tiroid
Hormon tiroid dihasilkan dari kelenjar tiroid. Hormon ini terdiri atas dua macam, yaitu tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3).
Efek hormon tiroid adalah merangsang ekskresi GH dan mendorong IGF dalam sintesis protein struktural.
• Hormon Seks Steroid
Hormon seks steroid terdiri atas dua macam, yaitu testosteron dan estrogen. Testosteron berasal dari kelenjar testis, sedangkan estrogen disintesa dalam ovari.
Efek testosteron adalah merangsang pematangan organ reproduksi. Sedangkan efek estrogen adalah memacu pertumbuhan dan proliferasi dan differensiasi sel organ reproduksi sehingga besar maupun jumlah sel bertambah dengan cara memacu transkripsi dan duplikasi DNA.
• Hormon Kortisol
Hormon ini dihasilkan dari sintesa kolesterol di dalam kelenjar adrenal. Jenis hormon ini yaitu glukokortikoid. Efek metaboliknya adalah merangsang glukoneogenesis.
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya.
Ikan umunya bereproduksi secara seksual, yaitu individu baru terbentuk dari hasil penyatuan gamet jantan dan gamet betina.
Kromosom adalah material genetik yang membawa sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya . Kromosom terdapat di dalam inti sel dan jumlahnya tetap konstan pada setiap individu dari suatu spesies.
Tipe reproduksi
- Gonokoristik
1. Kelompok yang tidak berdiferensiasi
2. kelompok yang berdiferensiasi
- Hermafrodit
Ada yang bersifat dioecious dan ada yang monoecious,
1. Hermafrodit sinkroni
2. Hermafrodit protandri
3. Hermafrodit protogini
- Partenogenetik
Reproduksi yang beasal dari telur yang tidak terbuahi. Fenomenanya dikenal dengan ginogenesis.
Anatomi sistem Reproduksi
Anatomi reproduksi jantan
Sistem reproduksi jantan umumnya merupakan sepasang testis yang memanjang sepanjang rongga badan dan dilengkapi dengan saluran testikular.
Testis terdiri atas jaringan-jaringan berdiameter (lobulus). Di dalamnya terdapat cyste seminiferus, spermatozoa, sel-sel sertoli, dan sel-sel Laydig. Spermatozoa dihasilkan dari cyste seminiferus.
Anatomi reproduksi betina
Sel telur dibentuk di dalam ovarium dari hasil differesiasi sel-sel germinal.
Ovarium teleostei dengsn entovarian oviducts memiliki bentuk yang lebih memanjang dengan saluran yang pendek.
Morfologi dan Biokimia Gamet
Morfologi telur
Sel-sel telur ikan terdiri atas inti dan sitoplasma yang dibuungkus oleh membran sel .
Telur ikan mengandung :
- 64-75% air, - Ion Na + dan Ca+
- 17,6-27,7% protein, - hormon tiroxin dan triiodotironin
- 2,7-7,3% lipid - Asam aspartat
- isoleusin - Asam glutamat
- Leusin - Glikogen
- Valin - Karotenoid
- Serin
Morfologi Sperma
Spermatozoa ikan terdiri atas dua bagian yakni, kepala dan ekor, dengan panjang rata-rata total sperma adalah 40-60µ dan panjang kepala 2-3 µ. Bentuk tersebut memungkinkan sperma dapat bergerak.
Produksi sperma ikan cukup tinggi, pada ikan mas 1,9x1012 spermatozoa/kg berat badan.
Plasma seminal ikan berwarna keputih-putihan, dihasilkan dari dehidrasi testis dengan kekentalan yang tinggi.
Spermatozoa bersifat immotil dalam cairan plasmanya, akan bergerak jika bercampur dengan air. Pergerakan sperma berbentuk spiral dan dapat motil setelah 2-3 menit, bahkan pada ikan laut dapat motil lebih lama yakni lebih dari 60 menit.
Lamanya motilitas sperma dipengaruhi oleh umur dan kematangan spermatozoa, suhu, dan faktor lingkungan lain seperti osmolalitas.
Penurunan yang cepat dalam motilitas sperma berhubungan dengan pengurangan kandungan ATP.
Siklus reproduksi
Pematangan gamet jantan
Spermatogenesis adalah terbentuknya sel-sel kelamin jantan. Dimulai dari spermatogonia kemudian mengalami mitosis berubah menjadi spermatosit primer. Selanjutnya mengalami meiosis menghasilkan spermatosit sekunder yang diploid. Kemudian membelah lagi menjadi spermatid yang haploid. Pada akhirnya terjadi pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Spermiasi merupakan pelepasan spermatozoa dari lumen lobulus ke dalam saluran sperma, dibawah rangsangan gonadotropin.
Pematangan gamet betina
Oogenesis adalah pembentukan gamet betina. Proses pembelahan meiosis hampir sama dengan spermatogenesis namun bersifat tidak seimbang karena nutrisi pada oosit primer tidak terbagi secara merata. Pembelahan yang besar banyak mengandung yolk yang disebut oosit sekunder, sedangkan pembelahan yang kecil disebut polar bodi. Pada polar bodi mengadung kromosom yang sama pada oosit sekunder namun tidak berfungsi sebagai seks sel.
fertilisasi
Ada dua bentuk fertilisasi pada ikan, yakni internal dan eksternal.
Zat yang menekan motilitas spermatozoa adalah androgamon I dan yang menetralisisr hal ini adalah gimnogamon I. Zat yang menggumpalkan spermatozoa adalah gimnogamon II dan yang menetralisir hal ini adalah androgamon II. Zat-zat ini dihasilkan oleh sel telur.
PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan manjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui system peredaran darah. Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrate yang lain, namun ikan memiliki beberapa variasi, terutama dalam hubungannya dengan cara memakan. Proses pencernaan dan absorbsi berlangsung di dalam saluran pencernaan. Proses ini berfungsi menyediakan suplai kebutuhan tubuh akan air, mineral, vitamin, dan zat gizi. Pengetahuan mengenai proses pencernaan perlu diketahui dalam mengkaji nutrisi ikan budidaya, karena nutrisi ikan menentukan pertumbuhan.
Struktur dan Fungsi Alat dan Kelenjar Pencernaan
Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumnya saluran pencernaan ikan dimulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankreas.
a. Struktur dan fungsi saluran pencernaan
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasaan makanan (kategori ikan) dan kebiasaan makan (tingkah laku makan) serta umur (stadia hidup) ikan.
Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dikelompokkan kedalam3 kategori, yaitu herbivora yang sebagian besar makanannya terdiri atas tumbuhan; ikan karnivora yang sebagian makanannya terdiri dari hewan; dan ikan omnivora yang makanannya terdiri dari tumbuhan dan hewan. Perbedaan yang mencolok dari ketiga kategori ini terletak pada struktur gigi pada rongga mulut, struktur tapis insang pada segmen faring, keberadaan dan bentuk lambung, dan panjang usus.
Organ/Segmen Herbivora Omnivora Karnivora
Tapis insang Banyak, panjang-panjang dan rapat Sedang Sedikit, pendek dan kaku serta jarang
Rongga mulut Sering tidak bergigi Bergigi kecil Umumnya bergigi kuat dan tajam
Lambung Berlambung palsu atau tidak berlambung Berlambung denganbentuk kantung Berlambung dngan bentuk tabung
Usus Sangat panjang, beberapa kali panjang tubuhnya Sedang, 2-3 kali panjang tubuhnya Pendek, kadang lebih pendek dari pada panjang tubuhnya
1. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir. Pada ikan tertentu bibir ini tidak berkembang dan malah hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang, sepeti pada ikan family Scaridae, Diodontidae, Tetraodontidae,dll. Pada ikan lain seperti ikan belanak (Mugil sp), ikan tambakan (Helostoma temminckii), dan beberapa jenis ikan lainnya, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan bibirnya dapat disembulkan. Bentuk bibir ini tampaknya erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan.
Di sekitar bibir pada ikan-ikan tertentu misalnya ikan lele (Clarian batracus),ikan mas (Cyprinus carpio), ikan arwana (Sclerophagus formasus) terdapat sungut. Sungut ini merupakan perpanjangan dari ujung lateral tonjolan bibir. Sungut ini berkaitan erat dengan kebiasaan makan ikan. Sungut dimiliki oleh ikan-ikan yang kebiasaannya mencari makan di dasar perairan, dalam hal ini berperan sebagai alat pendeteksi makanan dan alat peraba.
Posisi mulut ikan juga bervariasi, contohnya pada ikan mas, memiliki mulut di ujung hidung (termina); ikan kuro (Eletheronema tetradaktilus) terletak pada dekat ujung hidung (subterminal); pada ikan julung-julung (Dermogenys sp) mulut terletak diatas hidung (superior); dan pada ikan pari (Dasyatis sp) mulut terletak dibawah (inferior).
Ukuran bukaan mulut juga penting diperhatikan bagi kegiatan makan ikan. Ikan-ikan predator memiliki bukaan mulut yang relatif lebih besar dibanding ikan-ikan herbivor. Ikan –ikan kecil juga berbeda ukurannya dibandingkan ukuran ikan yang telah dewasa.
Pada pemeliharaaan larva, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh ketersediaan makanan yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan. Contohnya rotifer yang disukai oleh larva ikan kakap (Lates calcalifer) ketika pertama kali makan adalah 33-35% dari ukuran bukaan mulutnya.
2. Rongga mulut
Rongga mulut berhubungan lansung dgn segmen faring, terdiri atas gigi, lidah, dan organ palatin. Permukaan mulut terdiri dari epithelium yang berlapis yang terdapat sel penghasil lender (mukosit). Permukaan mulut juga terdiri dari taste receptor yang terletak pada dinding ronga mulut yang terkadang memanjang ke bagian faring.
Gigi ikan adalah organ pencerna makanan mekanik yang pertama, berperan dalam mengambil mencengkeram, merobek, memotong, atau menghancurkan makanan. Pada ikan herbivora pemakan tumbuhan air, gigi dapat ditemukan walaupn jumlahnya dan ukurannya tidak begitu berarti. Pada ikan pemakan fitoplankton gigi tidak lagi ditemukan.
Lidah merupakan suatu penebalan dari bagian depan tulang yang terdapat di dasar mulut. Permukaannya diselaputi epithelium dan taste receptor.
Palatin terletak di langit-langit bagian belakang yang merupakan penebalang lapisan mukosa. Berfungsi selain perperan dalam proses penelanan makanan dan membantu dalammembuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga penting daam ppemompaan air dari rongga mulut ke bagian rongga insang pada mekanisme pemompaan air.
3. Faring
Proses penyaringan makanan terjadi pada segmen ini karena tapis insang mengarah ke segmen faring. Alpisan fariing hamper sama dengan rongga mulut dan masih terdapat taste receptor. Jika material yang masuk bukan makanan maka akan dibuang melalui celah insang.
4. Esofagus
Merupakan permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk pipa. Pada ikan yang tidak memiliki lambung maka esofagus berbatasan langsung dengan usus depan. Selain berfungsi dalamproses penelanan makanan, esofagus pada ikan laut berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif sehingga konsentrasi garam air laut yang diminum menurun ketika berada pada segmen lambung dan usus.
5. Lambung
Berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan tidak berlambung, fungsi penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantung yang membesar seperti pada ikan herbivora. Selain menampung makanan, lambung juga berfungsi mencerna makanan.
Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh selmukus yang mengandung mokopolisakarida yang agak asam sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida.
Asam klorida meruppakan komponen cairan yang secara langsung melepuhkan makanan. Makanan yang keras seperti cangkang dan komponen tulang dapat menjajdi lunak. HCl menyebabkan pH isi lambung menurun menyebankan aktivitas enzim proteolitik terutama pepsin meningkat. Dengan demikian pencernaan secara kimiawi dapat berlangsung baik. Kondisi keasaman lambung bergerak sesuai ritme makan.
6. Pilorus
Merupakan segmen yang terletak menyempit akibat pelebaran lapisan otot antara lambung dan usus, berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke segmen usus. Mekanisme pembukaan dan penutupan rongga pylorus dikendalikan oleh system saraf dan hormon. Adapun sebagai pemicu adalah viskositas tertentu makanan yang ada pada lambung. Pada ikan tidak berlambung, segmen pylorus tidak ditemukan.
7. Usus
Usus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. Panjang usus ini berhubungan erat dengan kebiasaan makanan ikan, bergantung pada lamanya makanan dicerna. Pada bagian depan usus terdapat 2 saluran, yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu dan yang berasal dari pancreas. Pada ikan-ikan yang pankreasnya menyebar pada organ hati (hepatopankreas) terdapat 1 saluran dari empedu saja (ductus choledocus).
Bntuk sel yang umum terdapat pada usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit adalah sel yang paling dominan Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya (mengarah ke rongga usus) memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan.
Mukosit merupakan sel berbentuk piala, permukaannya terdapat mikrovili, bagian bawahnya terdapat butiran-butiran yang disebut mucigen sebagai hasil sintesa sel. Mucigen ini akan berubah menjadi lender yang berfungsi sebagai pelumas dan pelindung usus.
8. Rectum
Merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Segmen rectum berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Pada ikan, rectum juga berfungsi untuk penyerapan protein.
9. Kloaka
Merupakan tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Katub kloaka terletak pada lubang pengeluaran sisa makanan (feses).
10. Anus
Anus merupakan bagian terujung dari saluran pencernaan. Pada ikan teleostei anus terletak di depan saluran genital. Pada ikan ikan yang betuknya memanjang, anus terletak jauh dari kepala dan dekat daripangkal ekor, sedangkan ikan-ikan yang bentuknya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
b. Struktur dan fungsi kelenjar pencernaan
1. Lambung
Sselain sel-sel yang mensekresi ukus, lambung juga mempunyai kelenjar gastric. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian bawah lapisan epithelium, berfungsi mensekresi pepsin dan asam klorida (HCl).
Mekanisme ekskresi HCl :
2. Hati dan kantung empedu
Hati memiliki peranan kunci dalam mengontrol fuungsi-fungsi kehidupan dan memiliki peranan penting dalam proses-proses fisiologis. Organ ini adalah merupakan kelenjar kompak berwarna kecoklatan, parenkimnya sangat homogeny dan selnya bernentuk polygonal. Tersusun oleh sel-sel hati (hepatosit) dan di antara sel-sel tersebut banyak kapiler darah dengan sinusoid. Seluran empedu terbentuk diantara sel-sel hati, saluran-saluran empedu akan bergabung dan membentuk saluran utama yang disebut saluran hepatik.
Ketika berada di dallam kantung empedu, bile mengalami kepekatan, yaitu diserapnya sejumlah air oleh epithelium kantung sehingga dihasilkan cairan empedu. Cairan ini akan dikeluarkan dari kantung empedu melalui saluran sistik kemudian akan melewati saluran ductus choledocus menuju usus dengan untuk digunakan dalam proses pencernaan (melarutkan lemak dalam air).
Selain memproduksi cairan empedu, hati merupakan tempat metabolisme karbhidrat, protein, dan lemak.Glukosa yang berasal dari usus diubah menjadi glikogen melalui proses glikogenesis dengan kontrol enzim glicogensynthase. Sel hati juga dapat menghasilkan glukosa dari bahan bukan karbohidrat (asam amino, gliserol, laktat, dan pirufat) melalui proses glokuneogenesis. Glukosa dibebaskan dari bentuk glikogen melalui proses glikogenolisis.
Pada hati, asam lemak yang bergabung dengan protein menjadi lipoprotein disisintesa. Butiran lemak yang dihasilkan disimpan dalam organ visceral (seperti usus dan gonad).
3. Pankreas
Memiliki dua tipe yaitu sel eksokrin dan endokrin membentuk kompak atau menyebar dalam hati. Sel endokrin mensintesa hormone, sedangkan eksokrin mensintesa enzim. Hasil utama pancreas adalah enzim pencernaan yakni enzim protease, amylase, khitinase, dan lipase. Pada kondisi tidak ada caiiran pancreas, maka hanya ada 50% dari protein yang dikonsumsi dapat diserap, sedangkan lemak hanya 10% , dan selebihnya terbuang bersama feses.
Pergerakan Makanan Melalui Saluran Pencernaan
Makanan yang dimakan oleh ikan akan masuk ke dalam lambung. Sambil dicerna makanan tersebut perlahan-lahan masuk ke usus di mana penyerapan zat-zat makanan hasil pencernaan mulai terjadi, dan sisa makanan yang tidak dapat diicerna akan diikeluarkan oleh usus.
Pergerakan makanan terjadi karena adanya kontraksi saluran cerna berupa gerakan mencampur yang membuat isi usus terus-menerus tercampur setiap saat, dan gerakan mendorong (peristaltik) yang menyebabkan makanan berggerak sepanjang saluran cerna dengan kecepatan yang sesuai dengan pencernaan dan penyerapan. Peristaltik merupakan sifat yang terdapat pada otot polos dan peregangan pada sembarang tempat (disebabkan pengumpulan sejumlah makanan) menyebabkan cincin berkontraksi. Selain gerakan peristaltik, pergerakan makanan juga dipengaruhi oleh kontraksi pencampur (segmentasi), yang menciptakan ritme gerakan mondar-mandir pada lekukan percernaan berulang-ulang sehingga menghasilkan pencampuran yang cepat.
Pencernaan Makanan
Enzim pencernaan, adalah katalisator biolois dalam reaksi-reaksi kimia. Bahan dasar enzim adalah protein. Aktifitas enzim tergantung pada suhu, pH, dan inhibitor. Pada suhu 0-40ᵒC kecepatan reaksi meningkat seiring dengan peningkatan suhu sehingga energy panas tersedia lebih banyak. Namun pada suhu yang lebih tinggi (˃45ᵒC) peningkatan suhu akan menurunkan kecepatan reaksi, karena di atas suhu tersebut enzim mengalami denaturasi, sehingga tidak dapat menghasilkan produk.
Perubahan pH menyebabkan perubahan derajat ionisasi uang memungkinkan mendorong atau mencegah pembentukan komplek enzim substrat. Diluar pH optimum kecepatan reaksi berkurang dengan cepat.
Inhibitor adalah senyawa yang menyebabkan aktifitas terhambat. Apabila enzim membentuk komplek dengan inhibitor maka enzim tersebut tidak dapat berfungsi sebagai katalisator.
Protease, terdiri dari endopeptidase yang berperan sebagai katalisator dalam menghidrolisis rantai peptid bagian tengah dan rantai peptid yang sangat spesifik, dan eksopeptidase berperan dalam pelepasan ujung asam amino.
Lipase dan Esterase, adalah enzim yang berperan dalam katalisis bagi hidrolisis lemak.
Karbohidrase, seperti amylase, maltse, glikogenase.
Pencernaan protein: denaturasi protein yang berperan adalah kerja HCl dan dihidrolisis oleh enzim pepsin sehingga protein berubah menjadi peptid.
Pencernaan lemak: mulai terjadi di lambung dan intensif terjadi di usus. Lemak diubah menjadi partikel kecil disebut micel oleh garam empedu dan lipase pankreatik.
Pencernaan karbohidrat: terjadi di lambung dan intesif terjadi di usus yang memiliki enzim amylase pankreatik. Amilium (zat tepung) dan glikogen dihidrolisis oleh enzim amylase menjadi maltose dan dekstrin. Maltose dan dektrin ini akan dihidrolisa oleh enzim lactase menjadi glukosa. Disakarida dihidrolisis oleh enzim lactase atau sukrase menghasilkan galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Galaktosa dan fruktosa diubah menjadi glukosa, begitu juga dengan selulosa. Dalam bentuk glukosa ini karbohidrat dapat diserap oleh dinding usus.
Penyerapan Makanan
PAda proses penyerapan, bahan-bahan siap pakai, vitamin, dan mineral melewati membrane sel. Tenaga pengangkut terdiri dari, 1) energy kinetic dari ion-ion dan molekul tersebut, biasanya dalam bentuk larutan, atau kadang-kadang dalam bentuk gas. 2) tenaga penggerak yang membutuhkan enzim.
Masuknya bahan ke dalam eritrosit dapat melalui bebrapa cara , antara lain difusi, osmose, transport aktif, dan endositosis.
METABOLISME
• Tingkat metabolisme terbagi 3, yaitu:
1. Metabolisme basal
Suatu keadaan organisme telah selesai proses penyerapan, rileks, temperatur tubuh tetap, dan bebas dari rasa tertekan.
2. Metabolisme standar
Keadaan konsumsi oksigen oleh organisme untuk digunakan dalam kegiatan keseharian.
3. Metabolisme aktif
Keadaan konsumsi oksigen oleh organisme untuk mengeluarkan energi yang berlebihan
• Semua reaksi metabolisme dikatalisis oleh enzim.
• Sebagian besar reaksi kimia dalam sel berhubungan dengan proses penyerapan energi dari makanan (karbohidrat, lemak, dan protein), yang dapat dioksidasi di dalam sel.
• Energi yang dikeluarkan oleh oksidasi dinamakan energi bebas. Energi bebas biasanya dinyatakan dalam kalori per l mol zat. Misalnya energi bebas yang dikeluarkan oleh oksidasi 1 mol glukosa (180 gram glukosa) adalah 686.000 kalori.
• Setiap ikatan radikal fosfat pada ATP/ADP/AMP adalah 8000 kalori dalam keadaan suhu dan konsentrasi rekatan dalam tubuh.
Metabolisme karbohidrat
• Hasil akhir dari pencernaan karbohidrat adalah monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
• Ketika masuk ke dalam sel, monosakarida bergabung dengan radikal fosfat sebagaimana contoh reaksi berikut :
glukokinase
Glukosa Glukosa 6 fosfat
+ ATP
• Enzim glukokinase mempermudah fosforilase glukosa, fruktokinase mempermudah fosforilase fruktosa, dan galaktokinase mempermudah fosforilase galaktosa.
• Setelah absorbsi ke dalam sel, glukosa dapat digunakan untuk menghasilkan energi, yaitu melalui proses glikolisis.
• Glikolisis aerob adalah pemecahan molekul glukosa menjadi dua molekul asam pirufat melalui 10 reaksi kimia yang disingkat sebagai berikut :
Glukosa + 2ADP + 2 PO4 2 asam piruvat + 2ATP + 4H
Reaksi ini dipercepat oleh enzim sebagai katalisator. Proses ini terjadi di dalam sitoplasma.
• Bahan kimia lemak dalam makanan terdiri atas lemak netral (trigliserida), fosfolipid, kolesterol, dan beberapa senyawa lain.
• Trigliserida dan fosfolipid adalah asamlemak yang merupakan asam organik hidrokarbon sederhana berantai panjang.
• Ada pula asam lemak khusus, asam palminat
CH3(CH2)14 COOH
• Kolesterol tidak mengandung asam lemak, inti sterolnya disintesis dari degradasi molekul asam lemak.
• Peranan biologi yang penting dari lemak adalah: (1) komponen struktur hewan (2) lapisan pelindung pada beberapa jasad (3) bentuk energi cadangan (4) komponen permukaan sel yang berperan dalam proses interaksi antara sel dan senyawa kimia di luar sel , seperti dalam proses kekebalan jaringan (5) sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.
• Lipid ikan bersifat tidak jenuh sebagaimana pada lemak mamalia, dapat dicerna dan diasimilasi, tetapi tidak dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau untuk energi.
• Trigliserida dapat dikonversi menjadi fosfolipid dengan melepas satu dari tiga asam lemak dari gliserol dan menggantikannya dengan kelompok fosfat.
• Fosfolipid adalah komponen penting dalam pembentukan struktur membran sel sehingga esensial dalam membentuk jaringan baru.
Lipid juga berfungsi sebagai bahan pelarut berbagai vitamin yang tidak larut dalam air
Metabolisme protein
• Protein panjangdalam tubuh terdiri dari protein struktural, enzim, gen, protein yang mentranspor oksigen, protein otot yang menyebabkan kontraksi, dan banyak jenis protein lain baik intrasel maupun ekstrasel.
• Protein tersusun dari rantai panjang asam amino , asam aminonya (-NH2) berikatandengan kelompok carboxil (-COOH).
• Ada 21 jenis asam amino. 10 diantaranya esensial terdapat dalam makanan, yaitu treonin, lisin, metionin, arginin, valin, penilalanin, triptopan, leusin, isoleusin, dan histidin. Selebihnya adalah glisin, alanin, serin, cistein, asam aspartik, asam glutamik, hodroxilisin, cystin, tirosin, prolin, dan hidroxypolin.
• Asam amino yang masuk ke dalam sel disimpan dalam bentuk protein sehingga asam amino di dalam sel selalu rendah. Asam amino ini dapat ditranspor kembali ke luar sel.
• Sel memiliki batas tertentu dalam menyimpan protein, setiap penambahan yang berlebih akan didegradasi, yaitu dipecahkan dan digunakan untuk energi atau ditimbun sebagai lemak.
Metabolisme vitamin dan mineral
• Vitamin merupakan senaywa organik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk bekerjanya metabolisme secara normal dan tidak dapat dibuat dalam sel tubuh, demikian juga mineral.
• Vitamin B kompleks dibutuhkan untuk menjamin proses metabolisme berlangsung normal.
• Vitamin lain yang dibutuhkan adalah pyridoxine, riboflavin, asam panthotenik, vitamin A, K, dan E.
• Fungsi utama mineral dalam tubuh : (1) struktural – calsium, posphorrus, fluorine, dan magnesium (untuk formasi tulang dan gigi ) (2) respirasi – iron, copper, dan cobalt (untuk formasi dan fungsi hemoglobin) (3) metabolisme umum (untuk funsi sel dan tubuh).
• Fungsi lain, sodium, potasium, calsium dan chlorine digunakan untuk regulasi osmotik. Ion klorine digunakan untuk pembentukan asam lambung, dan bersama magnesium dan phosphorrus dibutuhkan untuk aktivitas enzim pencernaan.
• Phosphore sendiri dibutuhkan dalam pembentukan ATP dan komponen energi lain.
PERTUMBUHAN
Aspek-Aspek Pertumbuhan
• Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi yang bersifat irreversible.
• Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh pada siklus hidup hewan tertentu dari embrio sampai dewasa. Metamorfosis dibagi menjadi dua macam, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna dicirikan dengan perubahan bentuk yang berbeda pada setiap fase metamorfosis. Sedangkan metamorphosis tidak sempurna ditandai dengan bentuk tubuh yang sama tetapi ukuran tubuh berbeda pada setiap fase metamorfosis.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan hewan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas gen dan hormon. Sedangkan factor eksternal terdiri atas air, makanan, dan cahaya.
•
1. Gen
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari induk kepada keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan perkembangan hewan.
2. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan hewan adalah hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila hewan kekurangan hormone pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat sehingga badannya kerdil. Bila kelebihan hormon pertumbuhan, maka akan mengalami pertumbuhan raksasa.
3. Makanan
Makanan sangat diperlukan oleh hewan. Makanan digunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber energi.
4. Air
Air merupakan pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. Reaksi metabolisme ini akan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel-sel yang baru, dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
5. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam pembentukan vitamin D. Vitamin itu diperlukan dalam pembentukan tulang.
Kurva Pertumbuhan
Hormon Pertumbuhan
Hormon adalah senyawa yang bersifat membangkitkan aktifitas.
Hormon-hormon yang berperan dalam proses pertumbuhan adalah:
1. Hormon Pertumbuhan pertumbuhan sel tulang
2. Hormon Tiroid pertumbuhan dan pematangan sel
3. Hormon Seks Steroid pertumbuhan dan pematangan jenis kelamin
4. Hormon Kortisol metabolisme sel
• Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan disebut juga Somatotropin /Growth Hormon (GH) adalah hormon yang dihasilkan dari hipofisis anterior sehingga disebut hormone adenohipopisa.
Pengaruh hormon ini berupa efek metabolik yang tidak berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu memobilisasi simpanan lemak dan regulasi penyimpanan glukosa; efek terhadap pertumbuhan jaringan lunak, yaitu merangsang sintesis protein dan menghambat penguraian protein; dan efek terhadap pertumbuhan tulang, yaitu merangsang proliferasi tulang rawan yang meningkatkan penebalan dan pertumbuhan tulang.
Efek GH tidak langsung terhadap sel sasaran, tetapi melalui Somatomedin/Insulin Growth Hormon (IGF). IGF diinduksi oleh GH. IGF dibentuk di dalam hati. IGF merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel.
• Hormon Tiroid
Hormon tiroid dihasilkan dari kelenjar tiroid. Hormon ini terdiri atas dua macam, yaitu tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3).
Efek hormon tiroid adalah merangsang ekskresi GH dan mendorong IGF dalam sintesis protein struktural.
• Hormon Seks Steroid
Hormon seks steroid terdiri atas dua macam, yaitu testosteron dan estrogen. Testosteron berasal dari kelenjar testis, sedangkan estrogen disintesa dalam ovari.
Efek testosteron adalah merangsang pematangan organ reproduksi. Sedangkan efek estrogen adalah memacu pertumbuhan dan proliferasi dan differensiasi sel organ reproduksi sehingga besar maupun jumlah sel bertambah dengan cara memacu transkripsi dan duplikasi DNA.
• Hormon Kortisol
Hormon ini dihasilkan dari sintesa kolesterol di dalam kelenjar adrenal. Jenis hormon ini yaitu glukokortikoid. Efek metaboliknya adalah merangsang glukoneogenesis.
Minggu, 23 Mei 2010
manajemen kualitas air
PARAMETER BIOLOGI KUALITAS AIR
Air mempunyai fungsi untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Dari segi biologi, air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik. Manajemen kualitas air adalah cara kita mengatur kondisi lingkungan pada kisaran yang dapat meningkatkan pertumbuhan atau produksi ikan. Kualitas air dikatakan baik apabila air tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Dalam hal ini menyangkut mengenai plankton, terutama fitoplankton karena fitoplankton adalah merupakan produktifitas primer dalam rantai makanan.
Di dalam suatu ekosistem air, terdapat 4 komponen, yaitu:
1. Komponen abiotik, adalah senyawa-senyawa bahan dasar pembentuk senyawa organik.
2. Komponen produsen, adalah organisme hidup yang dapat mengubah unsur anorganik menjadi organik, seperti proses fotosintesa.
3. Komponen konsumer, adalah organisme yang bersifat heterotrof.
4. Komponen dekomposer, adalah organisme yang tidak mempunyai zat hijau daun, tidak memanfaatkan organisme hidup, tetapi mempergunakan energi dari senyawa organik yang sedang terurai.
Organisme yang hidup dalam perairan dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Plankton
2. Perifiton
3. Bentos
4. Neuston
5. Nekton
Parameter biologi yang paling banyak berpengaruh dalam pengelolaan kualitas air meliputi seperti plankton, alga, tanaman air, dan bentos. Jasad renik dalam perairan berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Parameter biologi sangat perlu untuk dipahami oleh pembudidayaan ikan karena beberapa jasad renik bermanfaat untuk budidaya ikan khususnya larva untuk hidup, tumbuh dan berkembang.
Sifat biologi air yang banyak berperan dan perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi budidaya ikan adalah produktifitas primer. Hal ini karena berperan sebagai pakan alami serta penyedia oksigen terlarut dalam air bagi ikan untuk respirasi.
• Plankton
Plankton merupakan jasad renik yang melayang di dalam perairan, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Berdasarkan ukurannya plankton terbagi atas makroplankton ukuran 200 - 2000 µ, mikroplankton ukuran 20 - 200 µ, nannoplankton ukuran 2 – 20 µ, dan ultra nannoplankton ukuran < 2 µ.
- Fitoplankton mempunyai klorofil yang dapat membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa. 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Fitoplankton hidup pada lapisan perairan yang masih terdapat sinar matahari sampai pada suatu lapisan perairan yang disebut garis kompensasi .
- Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif sehingga dapat hidup di lapisan perairan yang tidak terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan konsumen primer atau kelompok yang memakan fitoplankton. Dengan sifat yang fototaksis negatif, zooplankton akan banyak terdapat di dasar perairan pada siang hari dan akan ke permukaan perairan pada malam hari atau pada siang hari.
Baik fitoplankton maupun zooplankton merupakan pakan alami ikan. Keperluan pakan alami bagi pembenihan ikan sangat penting karena larva ikan sangat menyukai pakan tersebut, mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi untuk pertumbuhan larva dan sesuai bukaan mulut larva. Dalam kemudahan pengambilan sampel plankton di permukaan air, untuk fitoplankton dapat dilakukan setiap waktu sedangkan zooplankton hanya diambil pada malam atau pagi hari.
Pada pemeliharaan larva dan benih ikan, nilai optimal jumlah plankton adalah 100.000 sel/ml dengan memperhatikan ukuran benih;
- Umur 1 – 15 hari (1 – 3 cm) warna air hijau/hijau tua
- Umur 16 – 25 hari (3 – 5 cm) warna air cokelat-kemerahan
• Alga
Alga merupakan organisme autotrof yang tidak memiliki akar, batang,dan daun. Alga di antaranya terdiri dari:
1. Alga Hijau (kelompok Viridiplantae, filum Chlorophyta dan Charophyta)
2. Alga merah (kelompok Rhodophyceae)
3. Alga coklat (kelompok Chromalveolata, kelas Phaeophyceae)
4. Alga pirang (kelompok Chromalveolata, kelas Xanthophyceae)
5. Alga keemasan (kelompok Chromalveolata, kelas Chrysophyceae)
6. Alga biru hijau (kelompok Cyanobakteria)
• Tanaman air
Berdasarkan cara hidupnya di dalam ekosistem, tanaman air dikelompokkan ke dalam tiga jenis:
1. Mengapung
2. Melayang
3. Timbul
Contoh jenis tanaman air, diantaranya adalah:
- Eichornia crassipes (Eceng gondok), hidup mengapung-apung di dalam air dan terkadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 m, dan tidak memiliki batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkal meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daun licin dan berwarna hijau. Bijinya berbentuk bulat dan hitam dan akarnya berserabut. Berkembang biak secara generatif dan pembentukan stolon. Tumbuh pada kolam-kolam dangkal, tanah basah, rawa, danau, aliran air lambat, tempat penampungan air, dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ekstrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrient, pH, temperatur, dan racun-racun.
- Salvinia cuculata, merupakan tanaman air yang berbentuk bulat dan berakar panjang. Berkembang biak dengan membentuk spora. Berfungsi menjernihkan air dan dapat meningkatkan unsure hara melalui pengikatan N bebas dari udara.
Tanaman air memberi pengaruh negatif dan positif bagi kualitas air.
Pengaruh negatif tanaman air adalah:
1. Tanaman air khususnya yang hidup mengapung akan mengakibatkan penguapan air yang lebih besar karena dengan adanya tanaman air maka seolah-olah luas permukaan air akan menjadi lebih besar. Penguapan air semakin lebih besar terjadi jika pada perairan tersebut banyak tumbuh tanaman berdaun lebar.
2. Menyebabkan terjadinya pendangkalan perairan sebagai akibat dari tanaman air yang mati dan tenggelam ke dasar yang mengakibatkan peningkatan dasar perairan.
3. Jika tanaman air yang mati relatif banyak, maka akan terjadi pembongkaran tanaman tersebut oleh bakteri yang mengakibatkan penurunan O2 terlarut. Hasil perombakan adalah munculnya gas CO2 yang bersifat racun bagi hewan dan akan menurunkan nilai pH air.
4. Jika tanaman semakin tinggi, respirasi tanaman pada malam hari di dalam air menyebabkan defisiensi O2
Pengaruh positif tanaman air adalah:
1. Adanya tanaman air menyebabkan penurunan temperatur air menurun, sehingga metabolisme juga menurun dan O2 meningkat. Ketika temperatur menurun, kejenuhan O2 naik karena terjadi peningkatan kelarutan O2 yang diakibatkan difusi O2 ke dalam air lebih besar.
2. Pada kondisi populasi tanaman air yang normal akan meningkatkan O2 sehingga fotosintesis dapat terjadi dengan baik.
3. Memperkaya unsur hara karena banyaknya tanaman yang mati.
Pengandalian tanaman air dapat dilakukan dengan cara:
1. Preventif : mencegah masuknya tanaman tertentu ke dalam perairan, yaitu tanaman yang potensial gulma, hidupnya menahun, pertumbuhan cepat, dan perkembangbiakannya besar. Yang termasuk jenis ini adalah eceng gondok. Tumbuhan ini membentuk biji pada perairan yang banyak mengandung Ca. Untuk mencegah terjadinya biji tersebut, pencegahan yang dilakukan adalah peningkatan pemupukan.
2. Kompetisi: dimaksudkan untuk mencegah terajdinya pertumbuhan tanaman air yang cepat.
3. Kimiawi: Pengendalian tumbuhan air dengan menggunakan bahan kimia, seperti herbisida.
4. Fisik : pengendalian tanaman dengan menggunakan alat-alat tertentu.
5. Biologis : Pengendalian tanaman air dengan menggunakan musuh alami dari suatu jenis tanaman air tertentu.
Untuk memilih cara pengendalian tanaman air, maka perlu memperhatikan:
1. Cara hidup suatu jenis tanaman air
2. Cara reproduksinya
3. Kapan melakukan pertumbuhan yang aktif.
• Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas dasar perairan (epifauna) maupun di dalam dasar perairan (infauna) dan dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau predator bagi ikan. Secara ekologi bentos yang berperan penting di perairan adalah zoobentos.
Berdasarkan ukurannya zoobentos digolongkan atas empat jenis yaitu megalobentos ukuran < x4,7 mm, makrobentos ukuran antara 4,7 mm – 1,4 mm, meiobentos ukuran antara 1,3 – 0,59 mm dan mikrobentos ukuran antara 0,5 mm – 0,15 m.
Pengelolaan fakator biologi air dilakukan dengan cara:
a. Pengangkatan lumpur
Setelah digunakan untuk siklus terdahulu, pada dasar kolam akan telah menjadi kubangan lumpur organik yang terdiri dari bangkai organisme air seperti plankton, perifiton, nekton, bentos,dan organisme lain yang mengendap yang tidak terurai oleh bakteri. Keberadaan lumpur selain menyebabkan pendangkalan,meningkatkan kekeruhan, juga menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut. Lumpur organik dibuang dengan mengangkat atau menggelontorkan dengan air sehingga dasar kolam bersih.
b. Pengeringan dan penjemuran dasar kolam
Dasar kolam dijemur dengan bantuan sinar matahari selama 3 – 7 hari, tergantung cuaca sampai dasar kolam retak-retak. Penjemuran bertujuan untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam dasar kolam menjadi mineral (hara), membunuh bakteri patogen dan membunuh telur atau benih organisme hama.
c. Pengapuran
Pengapuran dilakukan untukmeningkatkan pH tanah sehingga bakteri patogen dan organisme hama serta meningkatkan kesuburan.
d. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Peningkatan polulasi fitoplankton mendorong pertumbuhan populasi zooplankton sehingga dapat meningkatakan ketersediaan pakan alami ikan.
Kandungan bahan-bahan dalam air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna air. Kandungan bahan dalam air dan pengaruhnya terhadap warna air dapat dilihat pada Tabel 1.
Bahan Warna Air
Alga biru Hijau tua
Diatomae Kuning kecoklatan
Zooplankton Merah
Bahan organik Cokelat tua
Humus Hijau/kuning kecokatan
PEMUPUKAN
Pemupukan adalah penambahan suatu bahan ke dalam lahan yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh organisme nabati untuk meningkatkan produksinya. Tujuan utama pemupukan di tambak atau kolam adalah untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton, klekap, dan lumut.
Menurut asalnya pupuk dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pupuk alami
2. Pupuk buatan
Disamping pupuk alami dan buatan juga terdapat adanya pupuk hewani (padatan) dan pupuk nabati (hijauan).
Menurut jenisnya pupuk dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pupuk organik
2. Pupuk anorganik
Menurut macamnya pupuk organic dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pupuk padatan
2. Pupuk cairan
Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang diambil dari alam, baik yang berasal dari hewani maupun nabati.
Keuntungan menggunakan pupuk organic antara lain adalah:
- Jumlah unsurnya (trace element) banyak
- Lepasan unsur-unsur hara lambat tetapi terus-menerus/kontinu
- Bisa secara langsung merupakan makanan ikan atau plankton
Sedangkan kerugian menggunakan pupuk organik adalah:
- Kandungan unsur hara-mineralnya sedikit dan lahan sangat membutuhkan unsur ini dalam jumlah yang banyak, sehingga diperlukan pupuk organik yang banyak pula. Kebutuhan organic yang banyak ini akan menyebabkan menurunnya kandungan oksigen terlarut, dan menyebabkan meningkatnya karbodioksida, juga kandungan gas-gas beracun lainnya.
- Merupakan habitat yang baik bagi competitor/hama
- Cara pemupukannya tidak praktis karena membutuhkan tenaga yang banyak dalam aplikasinya.
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan anorganik.
Keuntungan:
- Secara ekonomis lebih menguntungkan, karena volumenya relative lebih sedikit.
- Aplikasi/cara pemupukan mudah.
Kerugian:
- Zat haranya terbatas
- Aplikasi kadar yang salah maka dapat terjadi over dosis, sehingga terjadi hasil sampingan yang tidak berguna.
- Untuk daerah-daerah tertentu pupuk ini sukar didapat.
- Ada kemungkinan unsure hara mineralnya hilang.
Berdasarkan kandungan zat hara, pupuk anorgani dibagi menjadi:
1. Pupuk tunggal, memiliki satu jenis unsur hara.
2. Pupuk majemuk, mengandung lebih dari satu macam unsur hara.
Pupuk N
Terdiri dari 3 macam bentuk, yaitu:
1. Nitrat : asam nitrat, seperti NaNO3 (10% N) dan CaNO3 (28% Ca dan 18,5% N)
2. Amonium : sedikit basa, seperti amonium sulfat (NH4)SO4 (21%N), amonium klorida (NH4)Cl (24%N), dan amonium nitrat (NH4)NO3 (35% N)
3. Amida : netral, seperti Urea NH2 CONH2(45%N) dan Ca Cyanida (21%N)
Ketiga macam pupuk ini dapat mempengaruhi pH perairan.
Kandungan N yang sangat jenuh juga dapat membahayakan ikan.
Pupuk Phosphat
Terdiri dari 3 golongan, yaitu:
1. Larut dalam air
2. Larut dalam asam lemah
3. Larut dalam asam kuat
Contoh pupuk phosphat larut dalam air :
Ca2(HPO4)2 n CaSO4. 2H2O.
n = 1 : 19% P2O5
n = 2 : 38% P2O5
n = 3 : 45% P2O5
Contoh pupuk phosphat larut dalam asam lemah :
1. Fosed Magnesium Phosphat : 19% P2O5
2. Phosphat Renamia : 25% P2O5
3. Phosphat Thomas : 18% P2O5
Contoh pupuk phosphat larut dalam asam kuat :
Seperti phosphat Bogor dan phosphat Cirebon, yaitu pupuk alami yang terdapat dalam batu-batuan.
Manfaat phosphat : pembelahan sel, pembentukan lemak, pembungaan, pembuahan, perkembangan akar, memperkuat batang, kekebalan terhadap
penyakit dan lain sebagainya
Pupuk Kalium
Berguna untuk tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, dan merangsang pertumbuhan akar. Untuk perairan jenis pupuk ini kurang penting, karena air sendiri sudah mengandung 2,58% K2O
Contoh pupuk kalium adalah KCl (50% K2O) dan K2SO4 (50% K2O)
Pupuk Kalsium
Biasanya adalah CaO/MgO : Kapur tohor
Tujuan : untuk menaikkan pH
Cara Pemupukan
Terdapat 4 macam cara pemupukan di kolam/tambak, yaitu:
1. Langsung ditebar di atas tanah
Tujuan dari cara ini adalah untuk merangsang tumbuhnya fitoplankton, tetapi dapat pula menstimulir gulma yang mengapung.
Apabila over dosis maka organisme yang hidup di situ akan berusaha mencari tempat yang lebih aman. Keuntungannya adalah apabila menggunakan pupuk organic dapat langsung dimakan dan apabila dosis tepat kesubuuran akan merata. Tetapi apabila menggunakan pupuk anorganik kemungkinan akan hilang.
2. Dengan diaduk di dasar perairan
Tujuan dari cara ini adalah untuk menstimulir organisme bentos. Keuntungan dari pupuk organic adalah bisa memperbaiki habitat, mengurangi porositas dasar kolam, dan membuat dasar kolam-kolam baru menjadi lebih lunak. Sedangkan kerugian darii pupuk organic adalah apabila dasar kolam sangat asam/sangat basa maka pupuk akan masuk ke dalam tanah (leaching) sehingga tidak terjangkau oleh organisme nabati/fitoplankton.
3. Digundukkan di suatu tempat
Tujuan dari cara ini adalah untuk membatasi terjadinya over dosis. Cara ini khusus untuk pupuk organic.
PENGAPURAN
Kehidupan di dalam kolam atau tambak memerlukan derajat keasaman air yang sesuai untuk kehidupannya. Keasaman perairan dapat digolongkan menjadi 3 bagian:
1. Perairan yang masam : pH < 4,5
2. Perairan yang sedang : pH 6,5 – 9,5
3. Perairan yang basa : pH ˃9,5
Kation asam dan kation basa yang ada dalam perairan adalah :
- Kation asam, jika terjerap dalam tanah menyebabkan derajat keasaman tanah menurun. Contohnya : Al, Fe, H
- Kation basa, jika terjerap dalam tanah, menyebabkan derajat kemasaman tanah meningkat. Contohnya : Ca2++, Mg2++, K+, Na+, dan NH4+
Adanya kation asam dan kation basa dalam perairan dapat menentukan tingkat kejenuhan basa dalam air yaitu kemampuan koloid/partikel tanah untuk menjerap kation basa.
Faktor penyebab kemasaman tanah dasar tambak antara lain karena asal usul batuan induk pembentuk tanah yang banyak mengandung zat besi (Fe), zat alumunium (Al) yang berkadar tinggi, adanya proses dekomposisi (pembusukan) bahan organik di dalam tambak baik yang berasal dari pembusukan pupuk organik maupun sisa - sisa pakan yang tidak termakan ikan serta akumulasi kotoran ikan dan udang. curah hujan yang tinggi dan penggunaan pupuk masam Urea, ZA dan lainnya juga meningkatkan kemasaman tanah.
Perairan yang masam atau basa kurang sesuai untuk pertumbuhan ikan karena pada kedua perairan tersebut unsur hara untuk organisme ikan kurang atau tidak tersedia. Kondisi tersebut perlu adanya penanganan terutama apabila perairan tersebut mempunyai reaksi kemasaman yang sangat tinggi.
Usaha untuk meningkatkan derajat kemasaman perairan yaitu dengan menggunakan kapur. Kapur adalah suatu senyawa yang mengandung Ca atau Ca dan Mg yang bersenyawa atau berdisosiasi dengan anion-anion radikal yang dapat menetralkan kemasaman.
Bentuk kapur yang umum tersedia adalah kapur karbonat, kapur oksida, dan kapur hidrat.
Kapur karbonat. Kapur karbonat diperoleh dengan menggiling batu kapur tanpa pemanasan. Contohnya kalsium karbonat CaCO3 atau dikenal dengan kapur pertanian (kaptan) dan CaMg (CO3)2 atau dikenal dengan dolomit.
Kapur oksida. Kapur ini diproduksi setelah pemanasan kapur karbonat. Contohnya kalsium oksida CaO atau disebut juga kapur tohor atau kapur bakar.
Kapur hidrat. Kapur ini diperoleh dengan menambahkan air pada kapur oksida. Contohnya kalsium hidroksida Ca(OH)2 atau dikenal dengan kapur tembok atau kapur bangunan.
;;; Alasan pengapuran tambak budidaya adalah untuk menetralisir keasaman tanah dan meningkatkan konsentrasi total hardness di air. Hal ini akan meningkatkan produktifitas tambak budidaya.
Fungsi kapur antara lain adalah :
1. Meningkatkan pH tanah
2. Mengurangi aluminium
3. Menignkatkan ketersediaan unsure fosfat, kalsium, dan magnesium
4. Meningkatkan persentase kejenuhan basa
Keuntungan pemberian kapur jika ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologis adalah sebagai berikut:
Secara fisik, memperbaiki struktur tanah di dasar perairan.
Secara kimia:
- Menurunkan kepekatan konsentrasi ion hydrogen
- Meningkatkan kepekatan-kepekatan ion hidroksil
- Menurunkan daya larut al dan Fe
- Memperbaiki ketersediaan unsur hara terutama phosphor dan nitrogen
- Meningkatkan prosentase kejenuhan basa
- Meningkatkan ketersediaan unsur kalium
Pengaruh pengapuran tanah masam akan memperbaiki serapan Ca dan Mg. Bersamaan itu pula dapat menurunkan kadar Fe, Al, dan Mn yang dalam keadaan sangat masam dapat mencapai tingkat yang sangat toksit terhadap kehidupan ikan.
Secara biologis :
- Penambahan kapur dapat merangsang aktivitas bakteri (mikroba) dalam mendekomposisi bahan organik yang ada, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara khususnya nitrogen.
- Kecepatan pembentukan senyawa nitrogen dalam perairan lebih penting dari jumlah yang sudah ada dalam perairan itu sendiri.
- Pemberian kapur dapat merangsang proses enzimatis.
Penambahan kapur yang berlebihan dapat meningkatkan pH melebihi pH yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Pengaruh buruk pengapuran antara lain adalah :
- Perairan akan mengalami kekurangan Fe, Mn, dan Zn
- Menurunkan ketersediaan P karena terbentuknya senyawa komplek yang tidak larut
- Serapan phosphor dan penggunaannya dalam metabolisme dapat terganggu
- Perubahan pH yang menyolok menyebabkan pengaruh buruk terhadap organisme perairan
Kesesuaian jenis kapur untuk digunakan sebagai material penetral tergantung pada beberapa factor antara lain : 1) kekuatan menetralisir, 2) harga, 3) tingkat reaksi dengan tanah, 4) tingkatkehalusan butir, dan 5) kemudahan untuk digunakan/tidak beresiko
Penentuan Kebutuhan kapur
Untuk menentukan kebutuhan kapur perlu diketahui :
1. Banyaknya kation asam maupun kation basa dalam perairan
2. Menentukan derajat kejenuhan basa yang berhubungan dengan pH perairan
Penentuan kebutuhan kapur di bidang perikanan sangat bergantung pada kapasitas Tukar Kation (KTK), yaitu kemampuan suatu partikel tanah/lumpur untuk menjerap (adsorbsi) kation yang ada di lingkungannya, yang dinyatakan dalam milligram dalam 100 gram tanah kering oven. Daya jerap dari kation dipengaruhi oleh keadaan oksidatif dari kation tersebut. Jika suatu unsur dalam keadaan oksidatifnya lebih cepat terjerap dari pada keadaan reduktif, maka ditentukan oleh valensinya. Semakin tinggi valensi semakin kuat daya jerap. Di dalam tanah KTK dinyatakan dalam mg.eq/100 gram tanah.
Ketika dalam tanah sebagian dari kation yang ada ditempati oleh kation asam, maka kejadian ini disebut keadaan basa tak jenuh. Basa tak jenuh ini nantinya digunakan untuk menentukan kebutuhan kapur untuk menetralisir adanya kation yang bersifat asam dalam partikel tanah.
Perubahan pH
1. Jika banyak mengandung Fe3+ atau Al3+ pH akan menurun (< 4,5). Untuk menstabilkan pH harus diberi kapur.
2. Jika banyak mengandung kation basa pH akan meningkat (˃ 8,5)
Terdapat 2 metode pemberian kapur, yaitu :
1. Netralisasi asam
Basa tidak jenuh pada tanah – basa tidak jenuh pada pH yang diinginkan : 1 x KTK
2. Penggunaan larutan buffer
PAKAN DAN AERASI
Pengaruh Pemberian Pakan
Pemberian pakan tambahan dalam budidaya KJA menyebabkan akumulasi limbah organik yang berasal dari pakan yang tidak termakan dan sisa ekskresi. Pemberian pakan berlebih (over feeding) mengakibatkan sisa pakan yang tidak termakan dan ekskresi yang terbuang ke badan air memberi sumbangan bahan organik, yang mempengaruhi tingkat kesuburan (eutrofikasi) dan kelayakan kualitas air bagi organisme budidaya.
Ketersediaan oksigen terlarut merupakan informasi penting dalam reaksi secara biologi dan biokimia di perairan. Konsentrasi oksigen terlarut di perairan juga menentukan kapasitas perairan untuk menerima beban bahan organik tanpa menyebabkan gangguan atau mematikan organisme. Sumber oksigen di perairan berasal dari: difusi atmosfir, fotosintesis, angin, dan susupan oksigen terlarut.
Daya dukung perairan adalah kemampuan perairan dalam menerima, mengencerkan dan mengasimilasi beban tanpa menyebabkan perubahan kualitas air atau pencemaran. Di lingkungan waduk, daya dukung ditentukan oleh keberadaan oksigen terlarut (DO) di epilimnion dan hipolimnion. Oksigen di lapisan epilimnion sangat dinamik, ditentukan oleh aerasi dan fotosintesis; sedangkan di hipolimnion oksigen merupakan cadangan yang tersedia saat terjadi umbalan, dan dimanfaatkan pada waktu periode stagnasi. Karena cadangan oksigen yang terbatas, maka beban bahan organik yang masuk harus dibatasi sesuai dengan ketersediaan oksigen di perairan. Apabila beban melampaui ketersediaan cadangan oksigen, akan terjadi deplesi, lalu defisit dan menyebabkan pencemaran. Hal ini dapat dilihat dari adanya gas-gas toksik. Defisit oksigen di hipolimnion diduga adalah penyebab kematian ikan saat terjadi umbalan.
Pada lapisan permukaan perairan terdapat (a) proses pembentukan kotoran (ekskresi & feses) serta sisa pakan; (b) proses pembentukan, melalui fotosintesa, memanfaatkan unsur hara menjadi biomassa fitopankton+oksigen. Oksigen yang dihasilkan merambah ke lapisan
lebih dalam secara difusi dan adveksi menjadi cadangan oksigen.
Di lapisan tengah perairan, terjadi proses mineralisasi sisa pakan/ kotoran ; membebaskan unsur hara. N, P, K, Si dengan memanfaatkan oksigen (DO), akibatnya cadangan DO berkurang, diindikasikan dengan adanya ODR (Oxygen Depletion Rate) atau HODR (Hypolimnion Oxygen Depletion Rate). ODR semakin tajam, perairan menjadi anaerob akibatnya keseimbangan DO menjadi defisit.
Di lapisan bawah atau dasar perairan, menampung akumulasi sisa pakan/kotoran ikan serta produk dekomposisi sisa pakan seperti : CO2, H2S, NH3, CH4 pada kondisi anaerob. Konsekuensi dari dekomposisi ini peningkatan unsur hara khususnya fosfat (apabila kondisi sedimen atau dasar reduktif akan menyebabkan pelepasan P ke kolom air). Peningkatan unsur hara (N, P, Si) tersebut potensial menunjang perkembangan fitoplankton (bloom), yang di dominasi oleh kelompok cyanophyceae Mycrocytis sp. Perkembangan fitoplankton tersebut akhirnya mengganggu keseimbangan DO di perairan.
Pengkayaan bahan organik di sedimen akan menstimulasi aktivitas mikroba yang memerlukan oksigen sehingga menimbulkan deoksigenasi pada substrat dan kolom air di atasnya. Akibatnya akan menambah kedalaman lapisan reduktif atau mengurangi lapisan oksigen di perairan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan biota karena oksigen merupakan faktor kritis dalam budidaya ikan. Stadia kritis terjadi jika jumlah oksigen di hipolimnion tidak cukup untuk proses degradasi bahan organik, baik allochtonous atau autochtonous.
Aerasi
Aerasi merupaan suatu usaha untuk mensuplay oksigen, dengan menggunakan suatu alat yang disebut aerator. Tujuannya untuk menambah kejenuhan oksigen dalam air. Kandungan oksigen dalam perairan setiap hari bervariasi dan berfluktuasi. Prinsip alat tersebuut adalah dengan difusi udara, dimana pada dasarnya adalah menentukan berapa besarnya transfer oksigen dalam satuaan unit power aerator. Dengandemikian dapat ditentukan berapa banyak aerator yang dibutuhkan untuk suatu perairan untuk menstabilkan kandungan oksigenn dalam air. Berikut adalah fluktuasi kandungan oksigen dalam air.
Berepa jenis aerator yang digunakan adalah vertical pump, pump sprayer, dan peadle wheel. Untuk menggerakkan aliran air bisa dengan tenaga gerak yang berasal dari bahan bakar bermesin solar atau dengan menggunakan tenaga listrik. Jenis aerator dan efisiensi penyaluran oksigendisajikan pada table berikut ini:
Jenis Aerator Efisiensi Penyaluran Oksigen
(kg O2/Kw/Jam)
Peadle wheel 2,13
Vertical Pump 1,28
Propeller Air System 1,50
Diffused Air System 0,97
Pump Sprayer 1,28
Jenis aerator yang dapat digunakan di pertambakan adalah peadlle wheel, karena cukup efisien dalam artian memerlukan biaya relative rendah bila dibandingkan dengan aerator jenis lain. Bahan aerator yang baik untuk perairan yang berkadar garam tinggi dianjurkan menggunakan bahan dari stainless steel atau plastic.
Dalam penggunaan aerator perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan keruhnya air petakan, sebab air yang keruh untuk memelihara organissme hidup dapat menhambat pernafasan, menghambat pertumbuhan plankton, dan menghambat pergerakan ikan dalam mencari makanan. Karena itu dalam penggunaan aerator perlu mempertimbangan kekerasan dasar tambakk dan kedalaman air.
Oksigen di dalam air diperlukan antara lain sebagai berikut :
1. Kebutuhan bagi plankton
2. Kebutuhan untuk proses pembongkaran dasar perairan
3. Untuk pernafasan ikan yang dipelihara
4. Untuk pernafasan ikan liar dan binatang lain
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk memenuhi jumlah aerasi yang diperluan, adalah tingkat kejenuhan air pada suhu tertentu, koefisien dan besarnya oksigen transfer ke dalam perairan. Koefisien transfer oksigen pada suhu tertentu dapat dihitung dengan rumus berikut:
(KLa)20 = ln (Cs – C1) – ln (Cs – C2)
t2 – t1
Keterangan :
(KLa)2 = koefisien transfer O2 pada suhu 20oC
t1 = waktu yang dicapai saat kandungan O2 mencapai C1
t2 = waktu yang dicapai saat kandungan O2 mencapai C2
Cs = kandungan oksigen pada tingkat kejenuhan 100%
C1 = kandungan oksigen pada tingkat kejenuhan 10%
C2 = kandungan oksigen pada tingkat kejenuhan saat diukur
Dengan mengetahui koefisien transfer oksigen maka akan dapat menentukan besarnya transfer oksigen (OT)20.
(OT)20 = (KLa)20 x Cs x Vol. air yang diuji
106
Keterangan:
(OT)20 = oksigen transfer pada suhu 20oC
(KLa)20 = koefisien transfer O2 pada suhu 20oC
Cs = kandungan O2 pada tingkat kejenuhan 100%
Efisiensi aerator pada power tertentu dapat diketahui dengan rumus :
(EOT)20 = (OT)20
KW
Keterangan :
KW = power masing-masing aerator
Untuk mengetahui jumlah aerator yang dibutuhkan, harus diketahui tentang keseimbangan oksigen dalam perairan yang akan diberi aerator. Keseimbangan tersebut adalah :
Jumlah oksigen yang dikonsumsi = jumlah oksigen yang ditransfer
Oksigen transfer tesebut beasal dari :
1. Difusi oksigen dari udara
2. Aktifitas organisme berklorofil
Di alam, jumlah oksigen yang dikonsumsi lebih besar dari jumlah oksigen yang ditransfer, terutama pada malam hari.
BIOENERGETIK
Energi dan satuan
Setiap system fisik mengandung sejumlah energi. Bioenergetik mempelajari tentang penggunaan energi oleh organisme hidup, meliputi analisis sumber energi, metode memperoleh energi (arah distribusinya),tingkat konsumsi dibawah kondisi yang bervariasi, dan akhir dari produk energi. Satuan energy adalah kalori atau kilokalori (cal atau kcal) untuk setiap berat spesifik. Setiap konsumsi energi biasanya diberi satuan kcal/kg berat badan/jam atau kcal/kg/hari. Perhitungan konsumsi energi dilakukan dalam bentuk konsumsi oksigen.
Satuan konsumsi oksigen biasanya dalam bentuk ml O2/kg berat badan/jam, dimana volume O2 dikoreksi pada temperatur 0oC dan tekanan 760 mmHg. Nilai ini akan lebih mudah dihitung dengan menggunakan berat O2 yaitu mg O2/kg/jam, sebab tidak tergantung pada temperatur. Konversi dari volume ke berat yaitu 1 mg O2=0,70 ml O2, sehingga 1 mg O2/kg/jam = 0.00337 kcal/kg/jam atau 0,081 kcal/kg/hari, sedangkan 1 kcal/kg/jam = 297 mg O2/kg/jam.
Sumber energi
Pada hewan air, sumber energy adalah makanan, tetapi energy pada makanan tidak dapat di digunakan sampai makanan tersebut dicerna dan diserap dan dicerna oleh system pencernaan. Energi dilepaskan oleh makanan melalui proses oksidasi. Di lain pihak, aspek molecular dari pergerakan energy secara umum berasal dari metabolisme.
Pengaruh faktor biotik dan abiotik
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat metabolisme dan laju konsumsi oksigen, antara lain adalah:
1. Faktor biotik : suhu, salinitas, oksigen, karbondioksida, amoniak, pH, fotoperiode, musim, dan tekanan
2. Faktor abiotik : aktivitas, berat, kelamin, umur, kelompok, (schooling), gelisah/stress, puasa, rasio makanan
Peningkatan suhu 10oC menyebabkan peningkatan metabolisme 5 - 3 kali. Ketika suhu rendah, reaksi molecular untuk menghasilkan energy tidak dapat berjalan dengan cepat untuk menggunakan ketersediaan oksigen, maka aktivitas (contoh : berenang) ikan dibatasi oleh suhu dan ketersediaan oksigen lingkungannya.
Penggunaan energi
Pada saat cukup makan, ikan akan mengkonsumsi makanan hingga memenuhi kebutuhan energinya. Ikan muda yang sedang tumbuh membutuhkan energy persatuan berat badannya lebih banyak dibandingkan ikan dewasa. Hal ini karena konsumsi oksigen per unit berat menurun sebagaimana tingkat pertumbuhan. Menjelang musim dingin, ikan akan meningkatkan konsumsi makanan dan menyimpan energy sebagai cadangan.
Oksidasi ketiga komponen penyusun makanan (protein, lemak, dan karbohidrat) yang dikonsumsi ikan akan menghasilkan energy. Jumlah energy yang dikonsumsi seekor ikan merupakan hasil perkalian antara jumlah total makanan yang dikonsumsi dengan kandungan energi permiligram makanannya.
Bila 100 kalori dihasilkan dari pencernaan maka 80 diantaranya siap untuk digunakan oleh ikan. Jika 40 kalori digunakan untuk metabolisme basal (maintenance), maka 40 kalori sisanya digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan, dan produksi gamet (sel kelamin).
Metabolisme energi
Jasad heterotrof menggunakan hasil energi kimia (glukosa) sebagai sumber pembentukan struktur biomolekul dan senyawa berenergi tinggi yang diperlukan untuk segala kegiatan yang memerlukan energi. Glukosa mempunyai energi potensial yang besar karena keteraturan strukturnya. Glukosa mengalami proses katabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk energy kimia, adenosine trifosfat (ATP)). ATP terdapat di mana-mana dalam sitoplasma dan nukleoplasma semua sel, berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam reaksi katabolisme ke berbagai proses reaksi dalam sel yang membutuhkan energy seperti biosintesis, proses pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam system syaraf, dan proses pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu seperti kunang-kunang.
Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap oksigen, maka terbentuk CO2 dan air. Pernapasan yang lebih khusus adalah proses-proses penguraian glukosa dengan menggunakan oksigen,menghasilkan CO2, air, dan energi (ATP) yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur Krebs, dan fosforilasi bersifat oksidasi. Energi yang dihasilkan dari penguraian glukisa ini adalah 690 kcal. Glukosa + 6 O2 6 CO2 + 6H2O + 690 kcal
ATP terbentuk dari ADP dan P dengan suatu reaksi fosforilasi yang dirangkaikan dengan proses oksidasi molekul penghasil energi.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam.
Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
Bentuk Pencemaran berdasarkan asal:
1. Pencemaran Udara
Disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
2. Pencemaran Tanah
Disebabkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.
3. Pencemaran Air
Disebabkan oleh limbah pertanian, limbah rumah tangga dan limbah industri.
Bentuk pencemaran berdasarkan pencemar:
Pencemaran kimiawi : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,)bahan raioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
Pencemaran Biolagi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
Pencemara fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
Pencemaran Suara : kebisingan.
Zat kimiamerupakan kebutuhan vital bagi manusia dan perkembangannya sangat cepat. Seperti :
Pestisida
Obat pupuk tanaman
Plastik
Bahan elektronik
Dll
Perhatian terhadap masalah lingkungan berkembang dari masalah sanitasi dan logam berat menjadi masalah keberadaan zat-zat sintetik yang tersebar luas di dalam lingkungan.
Pendekatan ekokinetika
Ekokinetika berasal dari kata kinetik: gerak dan eko: ekosistem
Yaitu gerak suatu racun di dalam ekosistem
Sifat xenobiotik yang penting untuk menentukan kinetika ini adalah:
Mudah/tidaknya ditransport
Persistensi dalam lingkungan
Reaktivitas dalam lingkungan
Biokonsentrasi, bioakumulasi, dan biomagnifikasi di rantai makanan
Sumber Racun
Distributif/tersebar
Non-distributif/tidak tersebar
Emisi
Emisi diartikan sebagai introduksi xenobiotik ke dalam lingkungan baik alamiah maupun antropogenik (buatan). Bentuknya berupa campuran dan wujudnya bisa gas, cairan, atau padatan.
Semburan gunung api
Erosi
Banjir
Pembakaran
Pembuangan detergen
Kendaraan bermotor
Media transpor
Media transpor dapat berupa udara, air, tanah, organisme, rantai makanaan, dll.
Transpor dapat jauh ataupun dekat :
Stratosferik
- Jatuhnya meteor
- Meletusnya gunung Krakatau,
Regional
- Kebakaran sumur-sumur minyak
- Kecelakaan nuklir
Lokal
- Pembuangan sisa penambangan setempat
Akibat sumber titik
- Pembuangan industri, pestisida, dll.
Sifat fisik kimia
Berat molekul dan polaritas(hidrofilik atau hidrofobik)
Kelarutan
Volatilitas/penguapan
Koefisien partisi
Adsorbsi
Proses transpor
Ketika suatu zat kimia masuk ke lingkungan, zat tersebut akan memasuki kompartemen di lingkungan dan dengan cepat terdistribusi ke kompartemen tedekatnya sampai terjadi kesetimbangan antar fase/kompartemen.
Proses transformasi
Transformasi abiotik
Transformasi biotik
Nasib polutan
Mobilitas
Akumulasi
Pencemaran air
• Pencemaran Air adalah :
“Masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya”
• Standar baku mutu kualitas air
• Kriteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B), atau air kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air.
Indikator pencemaran air
• - Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
• - Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH
• - Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
• 1. padat
• 2. organik dan olahan bahan makanan
• 3. anorganik
• 4. cairan berminyak
• 5. berupa panas
• 6. zat kimia
Buangan padat dalam perairan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan, atau pembentukan koloidal.
Pelarutan Kepekatan O2
Perubahan warna
Koloidal O2
• Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. BOD patogen NH3
• Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam berat.
• Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air.
• Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air.
• Bahan buangan zat kimia dapat dikelompokan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif
• Bahan insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama.
• bahan susunan zat warna dan bahan-bahan yang ditambahkan, dapat dimengerti bahwa hampir semua zat warna kimia adalah racun. Apabila masuk ke dalam tubuh manusia dapat bersifat cocarcinogenik.
Sifat atom yang tidak stabil pada zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan biologis
• Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.
• Misalnya program dalam upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya.
• Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
• Penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
Air mempunyai fungsi untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Dari segi biologi, air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik. Manajemen kualitas air adalah cara kita mengatur kondisi lingkungan pada kisaran yang dapat meningkatkan pertumbuhan atau produksi ikan. Kualitas air dikatakan baik apabila air tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Dalam hal ini menyangkut mengenai plankton, terutama fitoplankton karena fitoplankton adalah merupakan produktifitas primer dalam rantai makanan.
Di dalam suatu ekosistem air, terdapat 4 komponen, yaitu:
1. Komponen abiotik, adalah senyawa-senyawa bahan dasar pembentuk senyawa organik.
2. Komponen produsen, adalah organisme hidup yang dapat mengubah unsur anorganik menjadi organik, seperti proses fotosintesa.
3. Komponen konsumer, adalah organisme yang bersifat heterotrof.
4. Komponen dekomposer, adalah organisme yang tidak mempunyai zat hijau daun, tidak memanfaatkan organisme hidup, tetapi mempergunakan energi dari senyawa organik yang sedang terurai.
Organisme yang hidup dalam perairan dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Plankton
2. Perifiton
3. Bentos
4. Neuston
5. Nekton
Parameter biologi yang paling banyak berpengaruh dalam pengelolaan kualitas air meliputi seperti plankton, alga, tanaman air, dan bentos. Jasad renik dalam perairan berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Parameter biologi sangat perlu untuk dipahami oleh pembudidayaan ikan karena beberapa jasad renik bermanfaat untuk budidaya ikan khususnya larva untuk hidup, tumbuh dan berkembang.
Sifat biologi air yang banyak berperan dan perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi budidaya ikan adalah produktifitas primer. Hal ini karena berperan sebagai pakan alami serta penyedia oksigen terlarut dalam air bagi ikan untuk respirasi.
• Plankton
Plankton merupakan jasad renik yang melayang di dalam perairan, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Berdasarkan ukurannya plankton terbagi atas makroplankton ukuran 200 - 2000 µ, mikroplankton ukuran 20 - 200 µ, nannoplankton ukuran 2 – 20 µ, dan ultra nannoplankton ukuran < 2 µ.
- Fitoplankton mempunyai klorofil yang dapat membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa. 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Fitoplankton hidup pada lapisan perairan yang masih terdapat sinar matahari sampai pada suatu lapisan perairan yang disebut garis kompensasi .
- Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif sehingga dapat hidup di lapisan perairan yang tidak terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan konsumen primer atau kelompok yang memakan fitoplankton. Dengan sifat yang fototaksis negatif, zooplankton akan banyak terdapat di dasar perairan pada siang hari dan akan ke permukaan perairan pada malam hari atau pada siang hari.
Baik fitoplankton maupun zooplankton merupakan pakan alami ikan. Keperluan pakan alami bagi pembenihan ikan sangat penting karena larva ikan sangat menyukai pakan tersebut, mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi untuk pertumbuhan larva dan sesuai bukaan mulut larva. Dalam kemudahan pengambilan sampel plankton di permukaan air, untuk fitoplankton dapat dilakukan setiap waktu sedangkan zooplankton hanya diambil pada malam atau pagi hari.
Pada pemeliharaan larva dan benih ikan, nilai optimal jumlah plankton adalah 100.000 sel/ml dengan memperhatikan ukuran benih;
- Umur 1 – 15 hari (1 – 3 cm) warna air hijau/hijau tua
- Umur 16 – 25 hari (3 – 5 cm) warna air cokelat-kemerahan
• Alga
Alga merupakan organisme autotrof yang tidak memiliki akar, batang,dan daun. Alga di antaranya terdiri dari:
1. Alga Hijau (kelompok Viridiplantae, filum Chlorophyta dan Charophyta)
2. Alga merah (kelompok Rhodophyceae)
3. Alga coklat (kelompok Chromalveolata, kelas Phaeophyceae)
4. Alga pirang (kelompok Chromalveolata, kelas Xanthophyceae)
5. Alga keemasan (kelompok Chromalveolata, kelas Chrysophyceae)
6. Alga biru hijau (kelompok Cyanobakteria)
• Tanaman air
Berdasarkan cara hidupnya di dalam ekosistem, tanaman air dikelompokkan ke dalam tiga jenis:
1. Mengapung
2. Melayang
3. Timbul
Contoh jenis tanaman air, diantaranya adalah:
- Eichornia crassipes (Eceng gondok), hidup mengapung-apung di dalam air dan terkadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 m, dan tidak memiliki batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkal meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daun licin dan berwarna hijau. Bijinya berbentuk bulat dan hitam dan akarnya berserabut. Berkembang biak secara generatif dan pembentukan stolon. Tumbuh pada kolam-kolam dangkal, tanah basah, rawa, danau, aliran air lambat, tempat penampungan air, dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ekstrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrient, pH, temperatur, dan racun-racun.
- Salvinia cuculata, merupakan tanaman air yang berbentuk bulat dan berakar panjang. Berkembang biak dengan membentuk spora. Berfungsi menjernihkan air dan dapat meningkatkan unsure hara melalui pengikatan N bebas dari udara.
Tanaman air memberi pengaruh negatif dan positif bagi kualitas air.
Pengaruh negatif tanaman air adalah:
1. Tanaman air khususnya yang hidup mengapung akan mengakibatkan penguapan air yang lebih besar karena dengan adanya tanaman air maka seolah-olah luas permukaan air akan menjadi lebih besar. Penguapan air semakin lebih besar terjadi jika pada perairan tersebut banyak tumbuh tanaman berdaun lebar.
2. Menyebabkan terjadinya pendangkalan perairan sebagai akibat dari tanaman air yang mati dan tenggelam ke dasar yang mengakibatkan peningkatan dasar perairan.
3. Jika tanaman air yang mati relatif banyak, maka akan terjadi pembongkaran tanaman tersebut oleh bakteri yang mengakibatkan penurunan O2 terlarut. Hasil perombakan adalah munculnya gas CO2 yang bersifat racun bagi hewan dan akan menurunkan nilai pH air.
4. Jika tanaman semakin tinggi, respirasi tanaman pada malam hari di dalam air menyebabkan defisiensi O2
Pengaruh positif tanaman air adalah:
1. Adanya tanaman air menyebabkan penurunan temperatur air menurun, sehingga metabolisme juga menurun dan O2 meningkat. Ketika temperatur menurun, kejenuhan O2 naik karena terjadi peningkatan kelarutan O2 yang diakibatkan difusi O2 ke dalam air lebih besar.
2. Pada kondisi populasi tanaman air yang normal akan meningkatkan O2 sehingga fotosintesis dapat terjadi dengan baik.
3. Memperkaya unsur hara karena banyaknya tanaman yang mati.
Pengandalian tanaman air dapat dilakukan dengan cara:
1. Preventif : mencegah masuknya tanaman tertentu ke dalam perairan, yaitu tanaman yang potensial gulma, hidupnya menahun, pertumbuhan cepat, dan perkembangbiakannya besar. Yang termasuk jenis ini adalah eceng gondok. Tumbuhan ini membentuk biji pada perairan yang banyak mengandung Ca. Untuk mencegah terjadinya biji tersebut, pencegahan yang dilakukan adalah peningkatan pemupukan.
2. Kompetisi: dimaksudkan untuk mencegah terajdinya pertumbuhan tanaman air yang cepat.
3. Kimiawi: Pengendalian tumbuhan air dengan menggunakan bahan kimia, seperti herbisida.
4. Fisik : pengendalian tanaman dengan menggunakan alat-alat tertentu.
5. Biologis : Pengendalian tanaman air dengan menggunakan musuh alami dari suatu jenis tanaman air tertentu.
Untuk memilih cara pengendalian tanaman air, maka perlu memperhatikan:
1. Cara hidup suatu jenis tanaman air
2. Cara reproduksinya
3. Kapan melakukan pertumbuhan yang aktif.
• Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas dasar perairan (epifauna) maupun di dalam dasar perairan (infauna) dan dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau predator bagi ikan. Secara ekologi bentos yang berperan penting di perairan adalah zoobentos.
Berdasarkan ukurannya zoobentos digolongkan atas empat jenis yaitu megalobentos ukuran < x4,7 mm, makrobentos ukuran antara 4,7 mm – 1,4 mm, meiobentos ukuran antara 1,3 – 0,59 mm dan mikrobentos ukuran antara 0,5 mm – 0,15 m.
Pengelolaan fakator biologi air dilakukan dengan cara:
a. Pengangkatan lumpur
Setelah digunakan untuk siklus terdahulu, pada dasar kolam akan telah menjadi kubangan lumpur organik yang terdiri dari bangkai organisme air seperti plankton, perifiton, nekton, bentos,dan organisme lain yang mengendap yang tidak terurai oleh bakteri. Keberadaan lumpur selain menyebabkan pendangkalan,meningkatkan kekeruhan, juga menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut. Lumpur organik dibuang dengan mengangkat atau menggelontorkan dengan air sehingga dasar kolam bersih.
b. Pengeringan dan penjemuran dasar kolam
Dasar kolam dijemur dengan bantuan sinar matahari selama 3 – 7 hari, tergantung cuaca sampai dasar kolam retak-retak. Penjemuran bertujuan untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam dasar kolam menjadi mineral (hara), membunuh bakteri patogen dan membunuh telur atau benih organisme hama.
c. Pengapuran
Pengapuran dilakukan untukmeningkatkan pH tanah sehingga bakteri patogen dan organisme hama serta meningkatkan kesuburan.
d. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Peningkatan polulasi fitoplankton mendorong pertumbuhan populasi zooplankton sehingga dapat meningkatakan ketersediaan pakan alami ikan.
Kandungan bahan-bahan dalam air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna air. Kandungan bahan dalam air dan pengaruhnya terhadap warna air dapat dilihat pada Tabel 1.
Bahan Warna Air
Alga biru Hijau tua
Diatomae Kuning kecoklatan
Zooplankton Merah
Bahan organik Cokelat tua
Humus Hijau/kuning kecokatan
PEMUPUKAN
Pemupukan adalah penambahan suatu bahan ke dalam lahan yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh organisme nabati untuk meningkatkan produksinya. Tujuan utama pemupukan di tambak atau kolam adalah untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton, klekap, dan lumut.
Menurut asalnya pupuk dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pupuk alami
2. Pupuk buatan
Disamping pupuk alami dan buatan juga terdapat adanya pupuk hewani (padatan) dan pupuk nabati (hijauan).
Menurut jenisnya pupuk dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pupuk organik
2. Pupuk anorganik
Menurut macamnya pupuk organic dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pupuk padatan
2. Pupuk cairan
Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang diambil dari alam, baik yang berasal dari hewani maupun nabati.
Keuntungan menggunakan pupuk organic antara lain adalah:
- Jumlah unsurnya (trace element) banyak
- Lepasan unsur-unsur hara lambat tetapi terus-menerus/kontinu
- Bisa secara langsung merupakan makanan ikan atau plankton
Sedangkan kerugian menggunakan pupuk organik adalah:
- Kandungan unsur hara-mineralnya sedikit dan lahan sangat membutuhkan unsur ini dalam jumlah yang banyak, sehingga diperlukan pupuk organik yang banyak pula. Kebutuhan organic yang banyak ini akan menyebabkan menurunnya kandungan oksigen terlarut, dan menyebabkan meningkatnya karbodioksida, juga kandungan gas-gas beracun lainnya.
- Merupakan habitat yang baik bagi competitor/hama
- Cara pemupukannya tidak praktis karena membutuhkan tenaga yang banyak dalam aplikasinya.
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan anorganik.
Keuntungan:
- Secara ekonomis lebih menguntungkan, karena volumenya relative lebih sedikit.
- Aplikasi/cara pemupukan mudah.
Kerugian:
- Zat haranya terbatas
- Aplikasi kadar yang salah maka dapat terjadi over dosis, sehingga terjadi hasil sampingan yang tidak berguna.
- Untuk daerah-daerah tertentu pupuk ini sukar didapat.
- Ada kemungkinan unsure hara mineralnya hilang.
Berdasarkan kandungan zat hara, pupuk anorgani dibagi menjadi:
1. Pupuk tunggal, memiliki satu jenis unsur hara.
2. Pupuk majemuk, mengandung lebih dari satu macam unsur hara.
Pupuk N
Terdiri dari 3 macam bentuk, yaitu:
1. Nitrat : asam nitrat, seperti NaNO3 (10% N) dan CaNO3 (28% Ca dan 18,5% N)
2. Amonium : sedikit basa, seperti amonium sulfat (NH4)SO4 (21%N), amonium klorida (NH4)Cl (24%N), dan amonium nitrat (NH4)NO3 (35% N)
3. Amida : netral, seperti Urea NH2 CONH2(45%N) dan Ca Cyanida (21%N)
Ketiga macam pupuk ini dapat mempengaruhi pH perairan.
Kandungan N yang sangat jenuh juga dapat membahayakan ikan.
Pupuk Phosphat
Terdiri dari 3 golongan, yaitu:
1. Larut dalam air
2. Larut dalam asam lemah
3. Larut dalam asam kuat
Contoh pupuk phosphat larut dalam air :
Ca2(HPO4)2 n CaSO4. 2H2O.
n = 1 : 19% P2O5
n = 2 : 38% P2O5
n = 3 : 45% P2O5
Contoh pupuk phosphat larut dalam asam lemah :
1. Fosed Magnesium Phosphat : 19% P2O5
2. Phosphat Renamia : 25% P2O5
3. Phosphat Thomas : 18% P2O5
Contoh pupuk phosphat larut dalam asam kuat :
Seperti phosphat Bogor dan phosphat Cirebon, yaitu pupuk alami yang terdapat dalam batu-batuan.
Manfaat phosphat : pembelahan sel, pembentukan lemak, pembungaan, pembuahan, perkembangan akar, memperkuat batang, kekebalan terhadap
penyakit dan lain sebagainya
Pupuk Kalium
Berguna untuk tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, dan merangsang pertumbuhan akar. Untuk perairan jenis pupuk ini kurang penting, karena air sendiri sudah mengandung 2,58% K2O
Contoh pupuk kalium adalah KCl (50% K2O) dan K2SO4 (50% K2O)
Pupuk Kalsium
Biasanya adalah CaO/MgO : Kapur tohor
Tujuan : untuk menaikkan pH
Cara Pemupukan
Terdapat 4 macam cara pemupukan di kolam/tambak, yaitu:
1. Langsung ditebar di atas tanah
Tujuan dari cara ini adalah untuk merangsang tumbuhnya fitoplankton, tetapi dapat pula menstimulir gulma yang mengapung.
Apabila over dosis maka organisme yang hidup di situ akan berusaha mencari tempat yang lebih aman. Keuntungannya adalah apabila menggunakan pupuk organic dapat langsung dimakan dan apabila dosis tepat kesubuuran akan merata. Tetapi apabila menggunakan pupuk anorganik kemungkinan akan hilang.
2. Dengan diaduk di dasar perairan
Tujuan dari cara ini adalah untuk menstimulir organisme bentos. Keuntungan dari pupuk organic adalah bisa memperbaiki habitat, mengurangi porositas dasar kolam, dan membuat dasar kolam-kolam baru menjadi lebih lunak. Sedangkan kerugian darii pupuk organic adalah apabila dasar kolam sangat asam/sangat basa maka pupuk akan masuk ke dalam tanah (leaching) sehingga tidak terjangkau oleh organisme nabati/fitoplankton.
3. Digundukkan di suatu tempat
Tujuan dari cara ini adalah untuk membatasi terjadinya over dosis. Cara ini khusus untuk pupuk organic.
PENGAPURAN
Kehidupan di dalam kolam atau tambak memerlukan derajat keasaman air yang sesuai untuk kehidupannya. Keasaman perairan dapat digolongkan menjadi 3 bagian:
1. Perairan yang masam : pH < 4,5
2. Perairan yang sedang : pH 6,5 – 9,5
3. Perairan yang basa : pH ˃9,5
Kation asam dan kation basa yang ada dalam perairan adalah :
- Kation asam, jika terjerap dalam tanah menyebabkan derajat keasaman tanah menurun. Contohnya : Al, Fe, H
- Kation basa, jika terjerap dalam tanah, menyebabkan derajat kemasaman tanah meningkat. Contohnya : Ca2++, Mg2++, K+, Na+, dan NH4+
Adanya kation asam dan kation basa dalam perairan dapat menentukan tingkat kejenuhan basa dalam air yaitu kemampuan koloid/partikel tanah untuk menjerap kation basa.
Faktor penyebab kemasaman tanah dasar tambak antara lain karena asal usul batuan induk pembentuk tanah yang banyak mengandung zat besi (Fe), zat alumunium (Al) yang berkadar tinggi, adanya proses dekomposisi (pembusukan) bahan organik di dalam tambak baik yang berasal dari pembusukan pupuk organik maupun sisa - sisa pakan yang tidak termakan ikan serta akumulasi kotoran ikan dan udang. curah hujan yang tinggi dan penggunaan pupuk masam Urea, ZA dan lainnya juga meningkatkan kemasaman tanah.
Perairan yang masam atau basa kurang sesuai untuk pertumbuhan ikan karena pada kedua perairan tersebut unsur hara untuk organisme ikan kurang atau tidak tersedia. Kondisi tersebut perlu adanya penanganan terutama apabila perairan tersebut mempunyai reaksi kemasaman yang sangat tinggi.
Usaha untuk meningkatkan derajat kemasaman perairan yaitu dengan menggunakan kapur. Kapur adalah suatu senyawa yang mengandung Ca atau Ca dan Mg yang bersenyawa atau berdisosiasi dengan anion-anion radikal yang dapat menetralkan kemasaman.
Bentuk kapur yang umum tersedia adalah kapur karbonat, kapur oksida, dan kapur hidrat.
Kapur karbonat. Kapur karbonat diperoleh dengan menggiling batu kapur tanpa pemanasan. Contohnya kalsium karbonat CaCO3 atau dikenal dengan kapur pertanian (kaptan) dan CaMg (CO3)2 atau dikenal dengan dolomit.
Kapur oksida. Kapur ini diproduksi setelah pemanasan kapur karbonat. Contohnya kalsium oksida CaO atau disebut juga kapur tohor atau kapur bakar.
Kapur hidrat. Kapur ini diperoleh dengan menambahkan air pada kapur oksida. Contohnya kalsium hidroksida Ca(OH)2 atau dikenal dengan kapur tembok atau kapur bangunan.
;;; Alasan pengapuran tambak budidaya adalah untuk menetralisir keasaman tanah dan meningkatkan konsentrasi total hardness di air. Hal ini akan meningkatkan produktifitas tambak budidaya.
Fungsi kapur antara lain adalah :
1. Meningkatkan pH tanah
2. Mengurangi aluminium
3. Menignkatkan ketersediaan unsure fosfat, kalsium, dan magnesium
4. Meningkatkan persentase kejenuhan basa
Keuntungan pemberian kapur jika ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologis adalah sebagai berikut:
Secara fisik, memperbaiki struktur tanah di dasar perairan.
Secara kimia:
- Menurunkan kepekatan konsentrasi ion hydrogen
- Meningkatkan kepekatan-kepekatan ion hidroksil
- Menurunkan daya larut al dan Fe
- Memperbaiki ketersediaan unsur hara terutama phosphor dan nitrogen
- Meningkatkan prosentase kejenuhan basa
- Meningkatkan ketersediaan unsur kalium
Pengaruh pengapuran tanah masam akan memperbaiki serapan Ca dan Mg. Bersamaan itu pula dapat menurunkan kadar Fe, Al, dan Mn yang dalam keadaan sangat masam dapat mencapai tingkat yang sangat toksit terhadap kehidupan ikan.
Secara biologis :
- Penambahan kapur dapat merangsang aktivitas bakteri (mikroba) dalam mendekomposisi bahan organik yang ada, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara khususnya nitrogen.
- Kecepatan pembentukan senyawa nitrogen dalam perairan lebih penting dari jumlah yang sudah ada dalam perairan itu sendiri.
- Pemberian kapur dapat merangsang proses enzimatis.
Penambahan kapur yang berlebihan dapat meningkatkan pH melebihi pH yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Pengaruh buruk pengapuran antara lain adalah :
- Perairan akan mengalami kekurangan Fe, Mn, dan Zn
- Menurunkan ketersediaan P karena terbentuknya senyawa komplek yang tidak larut
- Serapan phosphor dan penggunaannya dalam metabolisme dapat terganggu
- Perubahan pH yang menyolok menyebabkan pengaruh buruk terhadap organisme perairan
Kesesuaian jenis kapur untuk digunakan sebagai material penetral tergantung pada beberapa factor antara lain : 1) kekuatan menetralisir, 2) harga, 3) tingkat reaksi dengan tanah, 4) tingkatkehalusan butir, dan 5) kemudahan untuk digunakan/tidak beresiko
Penentuan Kebutuhan kapur
Untuk menentukan kebutuhan kapur perlu diketahui :
1. Banyaknya kation asam maupun kation basa dalam perairan
2. Menentukan derajat kejenuhan basa yang berhubungan dengan pH perairan
Penentuan kebutuhan kapur di bidang perikanan sangat bergantung pada kapasitas Tukar Kation (KTK), yaitu kemampuan suatu partikel tanah/lumpur untuk menjerap (adsorbsi) kation yang ada di lingkungannya, yang dinyatakan dalam milligram dalam 100 gram tanah kering oven. Daya jerap dari kation dipengaruhi oleh keadaan oksidatif dari kation tersebut. Jika suatu unsur dalam keadaan oksidatifnya lebih cepat terjerap dari pada keadaan reduktif, maka ditentukan oleh valensinya. Semakin tinggi valensi semakin kuat daya jerap. Di dalam tanah KTK dinyatakan dalam mg.eq/100 gram tanah.
Ketika dalam tanah sebagian dari kation yang ada ditempati oleh kation asam, maka kejadian ini disebut keadaan basa tak jenuh. Basa tak jenuh ini nantinya digunakan untuk menentukan kebutuhan kapur untuk menetralisir adanya kation yang bersifat asam dalam partikel tanah.
Perubahan pH
1. Jika banyak mengandung Fe3+ atau Al3+ pH akan menurun (< 4,5). Untuk menstabilkan pH harus diberi kapur.
2. Jika banyak mengandung kation basa pH akan meningkat (˃ 8,5)
Terdapat 2 metode pemberian kapur, yaitu :
1. Netralisasi asam
Basa tidak jenuh pada tanah – basa tidak jenuh pada pH yang diinginkan : 1 x KTK
2. Penggunaan larutan buffer
PAKAN DAN AERASI
Pengaruh Pemberian Pakan
Pemberian pakan tambahan dalam budidaya KJA menyebabkan akumulasi limbah organik yang berasal dari pakan yang tidak termakan dan sisa ekskresi. Pemberian pakan berlebih (over feeding) mengakibatkan sisa pakan yang tidak termakan dan ekskresi yang terbuang ke badan air memberi sumbangan bahan organik, yang mempengaruhi tingkat kesuburan (eutrofikasi) dan kelayakan kualitas air bagi organisme budidaya.
Ketersediaan oksigen terlarut merupakan informasi penting dalam reaksi secara biologi dan biokimia di perairan. Konsentrasi oksigen terlarut di perairan juga menentukan kapasitas perairan untuk menerima beban bahan organik tanpa menyebabkan gangguan atau mematikan organisme. Sumber oksigen di perairan berasal dari: difusi atmosfir, fotosintesis, angin, dan susupan oksigen terlarut.
Daya dukung perairan adalah kemampuan perairan dalam menerima, mengencerkan dan mengasimilasi beban tanpa menyebabkan perubahan kualitas air atau pencemaran. Di lingkungan waduk, daya dukung ditentukan oleh keberadaan oksigen terlarut (DO) di epilimnion dan hipolimnion. Oksigen di lapisan epilimnion sangat dinamik, ditentukan oleh aerasi dan fotosintesis; sedangkan di hipolimnion oksigen merupakan cadangan yang tersedia saat terjadi umbalan, dan dimanfaatkan pada waktu periode stagnasi. Karena cadangan oksigen yang terbatas, maka beban bahan organik yang masuk harus dibatasi sesuai dengan ketersediaan oksigen di perairan. Apabila beban melampaui ketersediaan cadangan oksigen, akan terjadi deplesi, lalu defisit dan menyebabkan pencemaran. Hal ini dapat dilihat dari adanya gas-gas toksik. Defisit oksigen di hipolimnion diduga adalah penyebab kematian ikan saat terjadi umbalan.
Pada lapisan permukaan perairan terdapat (a) proses pembentukan kotoran (ekskresi & feses) serta sisa pakan; (b) proses pembentukan, melalui fotosintesa, memanfaatkan unsur hara menjadi biomassa fitopankton+oksigen. Oksigen yang dihasilkan merambah ke lapisan
lebih dalam secara difusi dan adveksi menjadi cadangan oksigen.
Di lapisan tengah perairan, terjadi proses mineralisasi sisa pakan/ kotoran ; membebaskan unsur hara. N, P, K, Si dengan memanfaatkan oksigen (DO), akibatnya cadangan DO berkurang, diindikasikan dengan adanya ODR (Oxygen Depletion Rate) atau HODR (Hypolimnion Oxygen Depletion Rate). ODR semakin tajam, perairan menjadi anaerob akibatnya keseimbangan DO menjadi defisit.
Di lapisan bawah atau dasar perairan, menampung akumulasi sisa pakan/kotoran ikan serta produk dekomposisi sisa pakan seperti : CO2, H2S, NH3, CH4 pada kondisi anaerob. Konsekuensi dari dekomposisi ini peningkatan unsur hara khususnya fosfat (apabila kondisi sedimen atau dasar reduktif akan menyebabkan pelepasan P ke kolom air). Peningkatan unsur hara (N, P, Si) tersebut potensial menunjang perkembangan fitoplankton (bloom), yang di dominasi oleh kelompok cyanophyceae Mycrocytis sp. Perkembangan fitoplankton tersebut akhirnya mengganggu keseimbangan DO di perairan.
Pengkayaan bahan organik di sedimen akan menstimulasi aktivitas mikroba yang memerlukan oksigen sehingga menimbulkan deoksigenasi pada substrat dan kolom air di atasnya. Akibatnya akan menambah kedalaman lapisan reduktif atau mengurangi lapisan oksigen di perairan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan biota karena oksigen merupakan faktor kritis dalam budidaya ikan. Stadia kritis terjadi jika jumlah oksigen di hipolimnion tidak cukup untuk proses degradasi bahan organik, baik allochtonous atau autochtonous.
Aerasi
Aerasi merupaan suatu usaha untuk mensuplay oksigen, dengan menggunakan suatu alat yang disebut aerator. Tujuannya untuk menambah kejenuhan oksigen dalam air. Kandungan oksigen dalam perairan setiap hari bervariasi dan berfluktuasi. Prinsip alat tersebuut adalah dengan difusi udara, dimana pada dasarnya adalah menentukan berapa besarnya transfer oksigen dalam satuaan unit power aerator. Dengandemikian dapat ditentukan berapa banyak aerator yang dibutuhkan untuk suatu perairan untuk menstabilkan kandungan oksigenn dalam air. Berikut adalah fluktuasi kandungan oksigen dalam air.
Berepa jenis aerator yang digunakan adalah vertical pump, pump sprayer, dan peadle wheel. Untuk menggerakkan aliran air bisa dengan tenaga gerak yang berasal dari bahan bakar bermesin solar atau dengan menggunakan tenaga listrik. Jenis aerator dan efisiensi penyaluran oksigendisajikan pada table berikut ini:
Jenis Aerator Efisiensi Penyaluran Oksigen
(kg O2/Kw/Jam)
Peadle wheel 2,13
Vertical Pump 1,28
Propeller Air System 1,50
Diffused Air System 0,97
Pump Sprayer 1,28
Jenis aerator yang dapat digunakan di pertambakan adalah peadlle wheel, karena cukup efisien dalam artian memerlukan biaya relative rendah bila dibandingkan dengan aerator jenis lain. Bahan aerator yang baik untuk perairan yang berkadar garam tinggi dianjurkan menggunakan bahan dari stainless steel atau plastic.
Dalam penggunaan aerator perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan keruhnya air petakan, sebab air yang keruh untuk memelihara organissme hidup dapat menhambat pernafasan, menghambat pertumbuhan plankton, dan menghambat pergerakan ikan dalam mencari makanan. Karena itu dalam penggunaan aerator perlu mempertimbangan kekerasan dasar tambakk dan kedalaman air.
Oksigen di dalam air diperlukan antara lain sebagai berikut :
1. Kebutuhan bagi plankton
2. Kebutuhan untuk proses pembongkaran dasar perairan
3. Untuk pernafasan ikan yang dipelihara
4. Untuk pernafasan ikan liar dan binatang lain
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk memenuhi jumlah aerasi yang diperluan, adalah tingkat kejenuhan air pada suhu tertentu, koefisien dan besarnya oksigen transfer ke dalam perairan. Koefisien transfer oksigen pada suhu tertentu dapat dihitung dengan rumus berikut:
(KLa)20 = ln (Cs – C1) – ln (Cs – C2)
t2 – t1
Keterangan :
(KLa)2 = koefisien transfer O2 pada suhu 20oC
t1 = waktu yang dicapai saat kandungan O2 mencapai C1
t2 = waktu yang dicapai saat kandungan O2 mencapai C2
Cs = kandungan oksigen pada tingkat kejenuhan 100%
C1 = kandungan oksigen pada tingkat kejenuhan 10%
C2 = kandungan oksigen pada tingkat kejenuhan saat diukur
Dengan mengetahui koefisien transfer oksigen maka akan dapat menentukan besarnya transfer oksigen (OT)20.
(OT)20 = (KLa)20 x Cs x Vol. air yang diuji
106
Keterangan:
(OT)20 = oksigen transfer pada suhu 20oC
(KLa)20 = koefisien transfer O2 pada suhu 20oC
Cs = kandungan O2 pada tingkat kejenuhan 100%
Efisiensi aerator pada power tertentu dapat diketahui dengan rumus :
(EOT)20 = (OT)20
KW
Keterangan :
KW = power masing-masing aerator
Untuk mengetahui jumlah aerator yang dibutuhkan, harus diketahui tentang keseimbangan oksigen dalam perairan yang akan diberi aerator. Keseimbangan tersebut adalah :
Jumlah oksigen yang dikonsumsi = jumlah oksigen yang ditransfer
Oksigen transfer tesebut beasal dari :
1. Difusi oksigen dari udara
2. Aktifitas organisme berklorofil
Di alam, jumlah oksigen yang dikonsumsi lebih besar dari jumlah oksigen yang ditransfer, terutama pada malam hari.
BIOENERGETIK
Energi dan satuan
Setiap system fisik mengandung sejumlah energi. Bioenergetik mempelajari tentang penggunaan energi oleh organisme hidup, meliputi analisis sumber energi, metode memperoleh energi (arah distribusinya),tingkat konsumsi dibawah kondisi yang bervariasi, dan akhir dari produk energi. Satuan energy adalah kalori atau kilokalori (cal atau kcal) untuk setiap berat spesifik. Setiap konsumsi energi biasanya diberi satuan kcal/kg berat badan/jam atau kcal/kg/hari. Perhitungan konsumsi energi dilakukan dalam bentuk konsumsi oksigen.
Satuan konsumsi oksigen biasanya dalam bentuk ml O2/kg berat badan/jam, dimana volume O2 dikoreksi pada temperatur 0oC dan tekanan 760 mmHg. Nilai ini akan lebih mudah dihitung dengan menggunakan berat O2 yaitu mg O2/kg/jam, sebab tidak tergantung pada temperatur. Konversi dari volume ke berat yaitu 1 mg O2=0,70 ml O2, sehingga 1 mg O2/kg/jam = 0.00337 kcal/kg/jam atau 0,081 kcal/kg/hari, sedangkan 1 kcal/kg/jam = 297 mg O2/kg/jam.
Sumber energi
Pada hewan air, sumber energy adalah makanan, tetapi energy pada makanan tidak dapat di digunakan sampai makanan tersebut dicerna dan diserap dan dicerna oleh system pencernaan. Energi dilepaskan oleh makanan melalui proses oksidasi. Di lain pihak, aspek molecular dari pergerakan energy secara umum berasal dari metabolisme.
Pengaruh faktor biotik dan abiotik
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat metabolisme dan laju konsumsi oksigen, antara lain adalah:
1. Faktor biotik : suhu, salinitas, oksigen, karbondioksida, amoniak, pH, fotoperiode, musim, dan tekanan
2. Faktor abiotik : aktivitas, berat, kelamin, umur, kelompok, (schooling), gelisah/stress, puasa, rasio makanan
Peningkatan suhu 10oC menyebabkan peningkatan metabolisme 5 - 3 kali. Ketika suhu rendah, reaksi molecular untuk menghasilkan energy tidak dapat berjalan dengan cepat untuk menggunakan ketersediaan oksigen, maka aktivitas (contoh : berenang) ikan dibatasi oleh suhu dan ketersediaan oksigen lingkungannya.
Penggunaan energi
Pada saat cukup makan, ikan akan mengkonsumsi makanan hingga memenuhi kebutuhan energinya. Ikan muda yang sedang tumbuh membutuhkan energy persatuan berat badannya lebih banyak dibandingkan ikan dewasa. Hal ini karena konsumsi oksigen per unit berat menurun sebagaimana tingkat pertumbuhan. Menjelang musim dingin, ikan akan meningkatkan konsumsi makanan dan menyimpan energy sebagai cadangan.
Oksidasi ketiga komponen penyusun makanan (protein, lemak, dan karbohidrat) yang dikonsumsi ikan akan menghasilkan energy. Jumlah energy yang dikonsumsi seekor ikan merupakan hasil perkalian antara jumlah total makanan yang dikonsumsi dengan kandungan energi permiligram makanannya.
Bila 100 kalori dihasilkan dari pencernaan maka 80 diantaranya siap untuk digunakan oleh ikan. Jika 40 kalori digunakan untuk metabolisme basal (maintenance), maka 40 kalori sisanya digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan, dan produksi gamet (sel kelamin).
Metabolisme energi
Jasad heterotrof menggunakan hasil energi kimia (glukosa) sebagai sumber pembentukan struktur biomolekul dan senyawa berenergi tinggi yang diperlukan untuk segala kegiatan yang memerlukan energi. Glukosa mempunyai energi potensial yang besar karena keteraturan strukturnya. Glukosa mengalami proses katabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk energy kimia, adenosine trifosfat (ATP)). ATP terdapat di mana-mana dalam sitoplasma dan nukleoplasma semua sel, berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam reaksi katabolisme ke berbagai proses reaksi dalam sel yang membutuhkan energy seperti biosintesis, proses pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam system syaraf, dan proses pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu seperti kunang-kunang.
Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap oksigen, maka terbentuk CO2 dan air. Pernapasan yang lebih khusus adalah proses-proses penguraian glukosa dengan menggunakan oksigen,menghasilkan CO2, air, dan energi (ATP) yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur Krebs, dan fosforilasi bersifat oksidasi. Energi yang dihasilkan dari penguraian glukisa ini adalah 690 kcal. Glukosa + 6 O2 6 CO2 + 6H2O + 690 kcal
ATP terbentuk dari ADP dan P dengan suatu reaksi fosforilasi yang dirangkaikan dengan proses oksidasi molekul penghasil energi.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam.
Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
Bentuk Pencemaran berdasarkan asal:
1. Pencemaran Udara
Disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
2. Pencemaran Tanah
Disebabkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.
3. Pencemaran Air
Disebabkan oleh limbah pertanian, limbah rumah tangga dan limbah industri.
Bentuk pencemaran berdasarkan pencemar:
Pencemaran kimiawi : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,)bahan raioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
Pencemaran Biolagi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
Pencemara fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
Pencemaran Suara : kebisingan.
Zat kimiamerupakan kebutuhan vital bagi manusia dan perkembangannya sangat cepat. Seperti :
Pestisida
Obat pupuk tanaman
Plastik
Bahan elektronik
Dll
Perhatian terhadap masalah lingkungan berkembang dari masalah sanitasi dan logam berat menjadi masalah keberadaan zat-zat sintetik yang tersebar luas di dalam lingkungan.
Pendekatan ekokinetika
Ekokinetika berasal dari kata kinetik: gerak dan eko: ekosistem
Yaitu gerak suatu racun di dalam ekosistem
Sifat xenobiotik yang penting untuk menentukan kinetika ini adalah:
Mudah/tidaknya ditransport
Persistensi dalam lingkungan
Reaktivitas dalam lingkungan
Biokonsentrasi, bioakumulasi, dan biomagnifikasi di rantai makanan
Sumber Racun
Distributif/tersebar
Non-distributif/tidak tersebar
Emisi
Emisi diartikan sebagai introduksi xenobiotik ke dalam lingkungan baik alamiah maupun antropogenik (buatan). Bentuknya berupa campuran dan wujudnya bisa gas, cairan, atau padatan.
Semburan gunung api
Erosi
Banjir
Pembakaran
Pembuangan detergen
Kendaraan bermotor
Media transpor
Media transpor dapat berupa udara, air, tanah, organisme, rantai makanaan, dll.
Transpor dapat jauh ataupun dekat :
Stratosferik
- Jatuhnya meteor
- Meletusnya gunung Krakatau,
Regional
- Kebakaran sumur-sumur minyak
- Kecelakaan nuklir
Lokal
- Pembuangan sisa penambangan setempat
Akibat sumber titik
- Pembuangan industri, pestisida, dll.
Sifat fisik kimia
Berat molekul dan polaritas(hidrofilik atau hidrofobik)
Kelarutan
Volatilitas/penguapan
Koefisien partisi
Adsorbsi
Proses transpor
Ketika suatu zat kimia masuk ke lingkungan, zat tersebut akan memasuki kompartemen di lingkungan dan dengan cepat terdistribusi ke kompartemen tedekatnya sampai terjadi kesetimbangan antar fase/kompartemen.
Proses transformasi
Transformasi abiotik
Transformasi biotik
Nasib polutan
Mobilitas
Akumulasi
Pencemaran air
• Pencemaran Air adalah :
“Masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya”
• Standar baku mutu kualitas air
• Kriteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B), atau air kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air.
Indikator pencemaran air
• - Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
• - Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH
• - Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
• 1. padat
• 2. organik dan olahan bahan makanan
• 3. anorganik
• 4. cairan berminyak
• 5. berupa panas
• 6. zat kimia
Buangan padat dalam perairan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan, atau pembentukan koloidal.
Pelarutan Kepekatan O2
Perubahan warna
Koloidal O2
• Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. BOD patogen NH3
• Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam berat.
• Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air.
• Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air.
• Bahan buangan zat kimia dapat dikelompokan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif
• Bahan insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama.
• bahan susunan zat warna dan bahan-bahan yang ditambahkan, dapat dimengerti bahwa hampir semua zat warna kimia adalah racun. Apabila masuk ke dalam tubuh manusia dapat bersifat cocarcinogenik.
Sifat atom yang tidak stabil pada zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan biologis
• Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.
• Misalnya program dalam upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya.
• Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
• Penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
Langganan:
Postingan (Atom)