Zooplankton : hewan renik yang hidup melayang-layang di dalam air.
Konsumen tingkat pertama yang memanfaatkan fitoplankton dan merupakan sediaan pakan hidup bagi konsumen selanjutnya
Infusoria
Termasuk dalam filum Protozoa yang bersel tunggal.
Ukurannya sangat kecil, yaitu 40 – 100 mikron.
Dalam keadaan bergerombol membentuk lapisan putih mirip awan.
Habitat di air tawar, terutama di sawah-sawah yang banyak jerami dan beberapa di air laut.
Makanannya terdiri dari bakteri, protozoa yang lebih kecil, ganggang renik, ragi dan detritus yang halus.
Biasanya menghuni perairan yang tercemar.
Berkembang biak dengan cara :
Membelah diri (kondisi yang baik) dan Konjugasi (kondisi yang jelek), yaitu penyegaran setelah kehabisan energi yang digunakan untuk membelah diri. Dua induk saling menempel kemudian di ikuti oleh pertukaran dan pembauran inti sel.
Cocok untuk pakan benih ikan hias yang berukuran kurang dari 1,5 cm.
Biasanya, infusoria diberikan kepada benih yang baru menetas atau berumur 3 - 4 hari.
Kandungan gizinya cukup baik yaitu kadar protein lebih dari 35%.
Paramaecium, ukuran relatif besar yaitu 80-350 mikron. Bentuk tubuh seperti sandal dan seluruh permukaan tubuhnya berbulu getar sehingga dapat bergerak-gerak Mulutnya berupa suatu lekukan pada ujung tubuh
Brachionus sp
Ukuran tubuh antara 50 – 300 mikron dengan struktur yang masih sederhana.
Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, ekor. Bagian kepala dan tubuh menyatu, dan bagian ekor berakhir dengan belahan yang disebut dengan jari.
Badan dilapisi oleh lapisan kulit (kutikula) tebal yang disebut lorika. Ujung depan tubuh dilengkapi dengan gelang bulu getar (silia) yang tampak melingkar seperti spiral yang disebut dengan korona.
Habitat di air tawar, payau maupun laut atau perairan yang banyak mengandung bahan organik.
Sumber makanannya adalah ganggang renik, ragi, bakteri, dan protozoa yang berukuran lebih kecil.
Pertumbuhannya dipengaruhi oleh suhu dan pH perairan. Suhu optimum berkisar antara 25 –27oC dan pH 6-8.
Diketahui mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 57,54%.
Sistem reproduksi betina disebut dengan ovum, sementara yang jantan disebut dengan testis.
Jantan : ukuran tubuh jauh lebih kecil daripada betina, mengalami degenerasi dan hanya muncul pada musim tertentu. Umur hidup antara 3-6 hari.
Betina : Berkembang biak secara partenogenesis, umur hidup antara 8-12 hari dan bertelur sebanyak 5 butir/hari.
Moina sp dan Daphnia sp
Biasa disebut kutu air.
Ciri khasnya adalah bentuk tubuh pipih ke samping. Dinding tubuh bagian punggung membentuk lipatan yang menutupi bagian tubuh serta anggota-anggota tubuhnya sehingga kelihatan seperti cangkang kerang. Pada bagian belakang cangkang terdapat sebuah kantung.
Makanannya terdiri dari tumbuh -tumbuhan renik dan detritus. Pengambilan makanan dilakukan dengan menggerakkan kaki-kakinya sehingga menimbulkan arus air yang membawa makanan ke arahnya.
Berkembang biak melalui dua cara, yaitu asexual (partenogenesis) dan sexual.
Pada kondisi perairan yang tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan telur istirahat atau ephippium yang akan segera menetas pada saat kondisi perairan pulih kembali.
Umur hidup sekitar 13 hari dan mulai menghasilkan anak setelah berumur 4 hari dengan jumlah anak selama hidup sekitar 288 ekor. Rata-rata jumlah anak sekali keluar 32 ekor/hari.
Daphnia sp
Berbentuk lonjong agak pipih dan berukuran 1 – 2 mm. Warna lebih merah daripada moina.
Habitat dan cara berkembang biak hampir sama dengan Moina.
Jika berada di habitat aslinya sulit dibedakan.
Nauplius instar I panjangnya sekitar 0,4 mm dengan berat sekitar 15 mikrogram.
Nauplius instar II panjangnya sekitar 0,6 mm dan nauplius instar III panjangnya 0,7 mm.
Telur yang masih bercangkang berdiameter sekitar 300 mikron dan berat kering sekitar 3,65 mikrogram.
Telur yang telah di dekapsulasi diameternya sekitar 210 mikron.
Beberapa jenis Artemia yang dikenal antara lain : Artemia franciscana, Artemia tunisiana, A. urmiana, A. persimilis, A. monica, A. odessensis, A. partenogenetica.
Makanan Artemia terdiri dari detritus bahan organik, ganggang renik, seperti ganggang hijau, ganggang biru, diatomae, bakteri dan ragi laut.
Artemia hanya dapat menelan makanan yang berukuran kecil, yaitu kurang dari 50 mikron.
Berkembang biak dengan 2 cara yaitu secara partenogenesis dan biseksual.
Jenis biseksual tidak dapat berkembang biak secara partenogenetik dan juga sebaliknya.
Pada jenis biseksual harus melalui proses perkawinan antara induk jantan dan induk betina.
Pada jenis partenogenetik, perkembangbiakan tidak melalui proses perkawinan.
Apabila betina partenogenetik dijodohkan dengan pejantan biseksual maka induk betina tetap tidak mau kawin.
Artemia hanya dapat menelan makanan yang berukuran kecil, yaitu kurang dari 50 mikron.
Berkembang biak dengan 2 cara yaitu secara partenogenesis dan biseksual.
Jenis biseksual tidak dapat berkembang biak secara partenogenetik dan juga sebaliknya.
Pada jenis biseksual harus melalui proses perkawinan antara induk jantan dan induk betina.
Pada jenis partenogenetik, perkembangbiakan tidak melalui proses perkawinan.
Apabila betina partenogenetik dijodohkan dengan pejantan biseksual maka induk betina tetap tidak mau kawin.
Daur hidup Artemia :
Fase Kista (telur) : suatu kondisi istirahat pada artemia. Ketika direndam ke dalam air laut, kista atau telur akan menyerap air (hidrasi). Akibatnya, di dalam kista terjadi proses metabolisme embrio yang aktif. Setelah 24-48 jam, cangkang kista akan pecah dan muncul embrio yang masih terbungkus oleh selaput penetasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar